Suasana salah satu ruangan di kantor polisi begitu sunyi. Pasalnya semenjak kedatangan jinyoung beberapa menit lalu berhasil membuat ketiga lelaki yang semula membahas perihal permintaan Youngjae pada Mark untuk menjadi orang tua asuh dan pembicaraan mengenai sang calon ibu yang sedang hamil tidak ada yang berani bersuara.
Jinyoung merajuk. Dan ketiga laki-laki diruangan itulah penyebabnya. Wajar saja, mungkin bawaan sang bayi yang membuatnya begitu sensitive. Biasanya Jinyoung akan bersikan biasa saja jika ada seseorang yang tengah membicarakannya, atau ia akan langsung menyindirnya secara terang-terangan. Tapi kali ini, mendengar atau menyaksikan orang lain membicarakannya sungguh membuatnya kesal.
"Sudahlah, Jie. Kau mau anak kita mirip dengan mereka berdua hanya karena kau merajuk terus-terusan seperti ini?" Mark mengeluarkan suaranya. Ia sudah tidak tahan melihat Jinyoung manyun sambil terus menatap tajam ke arah Jaebum dan Youngjae. selain itu, Mark mana tahan melihat bibir istrinya maju seperti minta dicium? Kalau bukan saat ini tengah berada di situasi tidak menguntungkan pasti dia sudah mencium bibir itu.
Lupakan tentang keinginan Mark mencium bibir Jinyoung.
Jinyoung melirik tajam pada sang suami yang tak lain adalah Mark. Wanita itu belum mengeluarkan suaranya. Hanya saja ia ikut kesal saat Mark membela kedua temannya itu. "Jadi kau lebih memilih membela mereka dibandingkan istrimu sendiri? Atau jangan-jangan kau ikut menjelek-jelekkanku?" sungutnya kemudian.
Mark menghela nafasnya sambil duduk mendekati Jinyoung. Tangannya merangkul pundak Jinyoung, lalu diberikannya kecupan di pipi si wanita berpipi gembil tersebut sekilas sebelum berkata, "Kau bisa memberikan hukuman pada mereka asal berhenti merajuk." Ujarnya.
Jaebum dan Youngjae reflek menolehkan wajah mereka ke arah Mark. Dalam hati mereka mengutuki apa yang Mark ucapkan. Hukuman dari Jinyoung sudah dipastikan adalah Neraka untuk keduanya. Dan Mark benar-benar sahabaT kurang ajar yang dengan teganya menumbalkan sahabat sendiri pada singa betina.
"Kau serius? Hukuman apapun itu?" Tanya Jinyoung antusias. Wajahnya terlihat cerah seketika berbanding terbalik dengan wajah dua calon korban si manis.
"Yup. Apapun itu. asal sewajarnya. Aku serius tidak ingin wajah anak kita mirip dengan mereka," jawab Mark lagi dengan wajah meringis antara ngeri dengan ucapannya sendiri.
Mendengar ucapan Mark, Jaebum melempar kertas yang baru saja dikepal-kepalkan olehnya ke arah mark. Namun kertas tersebut dapat di tangkap oleh si lelaki tampan dengan seringaian di bibirnya. Bermain-main dengannya sama dengan membuat masalah untuk dirinya sendiri.
Selama kehamilannya, Jinyoung memang banyak berubah. mulai dari menjadi sedikit lebih sensitive sampai jadi seorang istri yang selalu ingin menempel pada suaminya. Kemanapun Mark pergi, Jinyoung pasti akan mengikutinya, walau sampai kantor polisi sekalipun. Dan hal ini membuat Mark mengambil keuntungaan untuk mengerjai Jaebum dan Youngjae.
Satu hal yang Mark ketahui, Jinyoung selalu merasa sebal tiap kali melihat wajah Jaebum. Kalau diingat Mark selalu ingin tertawa saat Jinyoung mengatakan 'wajah Jaebum terlihat sangat konyol. Rasanya aku ingin melemparkan pisang padanya'.
"Kira-kira hukuman yg cocok untuk mereka apa, Mark?" Tanya Jinyoung. Wajahnya terlihat berpikir sambil sesekali matanya melirik ke arah Jaebum dan Youngjae.
Jaebum memutar bola matanya. "Yakinlah wahai kanjeng Jinyoung. Im jaebum terlalu tampan untuk di hukum. So, can you please just give your punishment to my friend, choi Youngjae?" Tanyanya.
Kali ini Youngjae mendengus mendengar penuturan Jaebum. Sialan. Punya teman tidak ada yang waras. Mark ataupun Jaebum lebih senang menumbalkan temannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETALIATION 2 [MARKJIN]
Fanfic[sebelum baca ff ini. Diharapkan baca season pertama dulu. Biar ceritanya nyambung guys] Sepuluh tahun berlalu, kini Mark dan Jinyoung sudah dipertemukan kembali dengan kondisi yang berbeda. Namun, ditengah ketenangan hidup baru mereka, masalah dar...