sweet night

310 53 4
                                    

—Taehyung Pov's—

Aku menunggu dengan sabar saat Jungkook menutup mataku, menuntunku dengan sabar karena aku sangat bising. Jungkook bilang ia punya kejutan untukku, dan aku sangat senang sekali dengan itu.

"Jungkook! Jangan mempermainkan ku, kita berada dimana saat ini?" Aku merasakan angin yang menyapa kulitku. Jungkook benar-benar tidak membiarkan jantungku berdetak normal.

"Sebentar lagi sampai" dua langkah kedepan, mataku dapat terbuka dengan lebar. Jungkook membawa ku kesebuah atap gedung. Terdapat satu meja dengan dua bangku. Di atas meja itu ada sebuah sepotong kue berbentuk persegi kecil dengan tulisan 'selamat hari jadi'. Aku melirik Jungkook yang sedang menunduk malu.

"Kau yang melakukan ini Jeon?" Jungkook mengangguk dua kali dan tersenyum. Ia mengambil sesuatu di kantung celananya. Tidak menggunakan sebuah kotak. Hanya sebuah barang kecil mengkilap melingkar di sisinya.

"Selamat hari jadi" Jungkook memasangkan benda itu di jari manisku. Ia mencium keningku lalu menyuruhku untuk duduk disalah satu kursi.

"Malam ini, kau adalah princess. Dan selamanya akan begitu" aku tersenyum haru, aku tidak bisa mengungkapkan rasa kagumku terhadap Jungkook yang bisa seromantis ini, dan juga aku sangat terharu karena Jungkook menyiapkan segalanya sendiri. Dia sudah dewasa sekali.

Aku menggoyangkan badanku ke kanan dan ke kiri secara pelan, mengeratkan selimut tebal ke tubuhku karena cuaca di Jerman sedang dingin. Tepat dua minggu setelah anniversary ku dengan Jimin, seharusnya aku dan Jungkook merayakannya. Malam dimana perayaan terakhir. Aku meminum teh hangatku.  Dan sebuah bunyi ponsel berdering mengintrupsi. Jungkook. Jeon Jungkook menghubungiku.

"Selamat malam" akumenahan nafasku. Suaranya terdengar sedikit lebih berat, tidak biasanya anak itu seperti ini.

"Ada apa? Bukankah aku mengatakanㅡ"

"Aku dilarang menghubungimu. Kau tahu itu tidak adil bagiku?"

"Jika kau terus menghubungiku, hal ini tidak adil untuk Jimin. Kau tahu dia kekasihku" ada suara hembusan nafas yang berat. Lalu ia sedikit tertawa.

"Apapun yang aku lakukan, memang tidak pernah adil untuknya. Lagi pula, kali ini aku hanya ingin bercerita" aku terdiam, apa yang ingin ia ceritakan? Apa dia sudah punya kekasih baru?

"Rupanya kau memberikan Yeontan kepada orang lain ya? Namanya Lalisa. Dia temanku" aku lagi lagi terdiam. Yeontan adalah anak anjingku. Peliharaan tersayangku. Maksudku kami.

"Ya, aku ingat wanita itu. Apa kabarnya?" Bagaimana pun perasaanku masih ada separuh untuk Jungkook. Ada rasa sesak yang begitu kuat saat dia nampak senang menceritakan wanita bernama Lalisa itu.

"Saat aku tidak bisa hidup dengan baik, dia datang dan membuka mataku. Layaknya dirimu dulu. Setia sekali memperingatkanku akan segala hal. Dia baik, sangat baik" malam ini, aku hanya ingin mendengarkan Jungkook bercerita. Aku benar benar hanyut dalam nada bicaranya yang terlampau lembut dan halus.

"Beberapa hari lalu, aku dan Lisa menghabiskan waktu bersama seharian. Aku tidak lupa membawa Yeontan. Dia tumbuh menjadi anjing yang pintar"

"Lisa sangat pandai merawat orang-orang disekitarnya. Dia merawatku dengan baik. Lima tahun belakangan aku masih hancur. Sepeninggalanmu masih saja membekas"

"Aku sempat berpikir untuk menjadi sepertimu. Mencari kekasih baru dan terlihat baik-baik saja tanpaku. Aku ingin benar-benar mencoba" aku semakin menyamankan posisiku. Mungkin Jungkook harus benar-benar mencoba mencari pasangan baru. Perempuan yang menjalin hubungan dengannya pasti sangat merasa bangga dan bahagia.

"Kau harus mencobanya" Jungkook tertawa pelan, lalu ia seperti memyalakan sebuah pemantik. Apa dia sehancur itu sehingga berani menghisap sebatang nikotin?

"Hey, apa kau baru saja merekomendasikan itu untukku? Aku tidak seriusㅡ maaf kalau kau berpikir aku menjadi anak yang nakal. Tapi aku butuh penenang. Dan orang yang selalu menenangkanku sedang tidak bersamaku saat ini."

"Maksudmu Lisa?"

"Kau benar. Dia sedang tidak bersamaku saat ini" aku tersenyum, mungkin disatu sisi secara tidak sadar dia sedang membuka hatinya untuk perempuan bernama Lisa. Tentu, ada rasa yang begitu menusuk saat mengetahui aku bukan satu-satunya penenang untuknya saat ini. Tapi jika itu baik untuknya,aku tidak masalah.

"Aku pikir, sebenarnya kau jatuh cinta dengan dia Kookㅡ"

Belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, Jungkook menyanggahku.

"Kau pikir aku akan menyukainya? Aku tidak. Lagipula aku yakin kau akan kembali padaku"  suara hembusan nafasanya terdengar.

"Kenapa? Aku pikir Jimin dan aku bisa melewati ini dengan baik"

"Wow! Kau baru saja mematahkan hatiku" dia dan aku tertawa pelan bersama. Sesekali aku meminum teh hangatku, memandang langit yang terlihat begitu berkilau karena bintang sedang senang menampakkan cahayanya malam ini.

"Kau harus hati-hati dengan perkataanmu nona. Tapi, aku harus berterimakasih padamu malam ini. Kau sudah mau tertawa bersamaku. Kau melakukan panggilan ini dengan tenang, tidak menangis juga penuh emosi. Terimakasih sudah mau berbicara denganku noona" suaranya lirih. Mungkin diantara kami, apapun keputusannya, semuanya sangat terasa tidak adil. Untuk Jimin ataupun Jungkook.

"Harusnya hari ini, adalah hari jadi kita yang ke 3, kau ingat?"

"Itu adalah salah satu alasan mengapa aku mengatakan segala halnya dengan tenang. Aku tetap dan selalu merayakannya tanpa kau tahu. Aku tidak mungkin lupa"

"Maafkan aku. Andai saja aku dewasa saat itu, kau tidak akan pergi dariku"

"Aku memaafkanmu Jungkook, aku hanya masih perlu waktu untuk menghilangkan segala perkataanmu. Itu sangat membekas dan aku minta maaf atas segala penolakanku selama ini. Aku selalu mengira bahwa aku akan merasa baik-baik saja, tapi terkadang kau selalu datang tanpa permisi di dalan pikiranku"

"Apapun yang aku pilih, antara kau dan Jimin, tidak akan ada yang adil. Mungkin sebenarnya, aku adalah hal yang salah dalam hubungan kita bertiga. Seharusnya aku tidak egois terhadap kalian, aku minta maaf" aku menundukkan kepalaku, menahan tangis serta amarah yang aku pendam untuk diriku sendiri, karena aku begitu merasa bodoh dan egois.

"Saat ini, aku merasa kau lebih baik bersama Jimin. Dia laki-laki yang baik. Dia menjagamu dengan baik. Juga menaruh pusat perhatiannya untukmu dalam waktu yang sangat sangat lama"

"Kau tahu, terkadang aku harus meminum minuman keras atau pil tidir hanya untuk bisa tertidur dan tidak memikirkan akan seperti apa aku kedepan tanpa sosok yang selalu membimbingku"

"Aku berjanji pada diriku sendiri, jika aku sidah cukup dewasa dan bisa menenangkan diriku sendiri. Aku akan memberikan semua hal padamu. Perhatian, pengertian, rasa kasih dan sayang, kebahagian, tanpa rasa sakit yang pernah kuberikan. Kasarnya, aku akan merebutmu dari laki-laki yang memilikimu sekarang. Aku berjanji itu, dan aku bersumpah."

Better Together : Let Me | KVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang