missing u

329 49 3
                                    

Normal Pov's

Taehyung tersenyum geli saat pagi-pagi buta seperti ini ada yang sedang menggerayangi perutnya.

"Jimin! Berhenti disana" terbangun dari tidurnya, Taehyung mengerang malas. Ini masih terlalu pagi, matanya sangat berat.

"Iya, aku berhenti! Tapi kau harus bangun sayang" suaranya kelewat lembut, alih-alih membangunkan, Taehyung menarik tubuh Jimin dan dipeluknya.

"Sepuluh menit lagi ku mohon!" Jimin hanya bisa menurut, Taehyung yang manja adalah salah satu kesukaannya.

"Hari ini, kau harus pulang. Ibu mu menghubungi hampir dua puluh kali" Taehyung segera bangkit dan bersiap-siap pulang. Jimin dengan santai hanya melihat gerak-gerik si kekasih, karena dia panik.

"Apa yang kau lakukan? Ayo bersiap Jimin! Ibu sudah mencariku" Jimin tertawa kencang. Mungkin Taehyung belum sepenuhnya sadar, Jimin sudah menggunakan baju tapi sedaritadi.

"Kembalilah tidur, aku sudah mengatakannya pada ibumu" Taehyung mematung. Benarkah? Rasanya Jimin menyebalkan sekali pagi-pagi buta begini.

"Kau benar-benar menyebalkan" Taehyung dengan malas menggapai tubuh Jimin dan kembali memeluknya, matanya terpejam, namun dia tidak tidur.

"Yang terpenting, kau sayang padaku" Jimin mengelus rambut Taehyung perlahan, bagaimana pun dan dari segi mana pun Jimin sangat menyayangi Taehyung. Jimin siap untuk patah hati, apalagi jika waktunya benar-benar tiba. Jimin siap.

"Aku sayang padamu Jimin" senyuman kecil itu muncul dari dua belah bibir Jimin. Sangat manis menurutnya.

"Kau harus sarapan, ayo bangun sayang" dengan cepat Taehyung bangun dan berlari ke arah dapur, melihat bibi Yoon sangat sibuk, Taehyung segera membantu.

"Selamat pagi bibi! maaf jika aku terlambat bangun" bibi Yoon hanya tertawa, Taehyung anak yang aktif, maka dari itu dari dulu bibi Yoon sangat suka berdekatan dengannya.

"Sedikit telat, tapi itu bukan masalah" Taehyung tersenyum lebar, tangannya ikut membantu memotong beberapa daun bawang dan lainnya. Untuk sarapan mereka bertiga.

>>>

Jungkook sedang duduk menunggu di ruangan kerja sang ayah. Dia begitu gugup. Meminjam uang dengan jumlah besar bukanlah kebiasaannya.

"Ada apa nak? Kau terlihat gugup" Namjoon memajukan langkahnya, menunggu dengan sabar apa yang dibutuhkan anak laki-lakinya.

"Kau butuh uang?" Jungkook mengangkat kepalanya, matanya melebar seiring kepergian Namjoon ke sisi meja kerjanya. Membuka sebuah laci berisi setumpukan cek, dan memberikan cek tersebut kepada Jungkook tanpa sepatah kata apapun lagi.

"Ayahㅡ"

"Tulis berapapun, aku dengar dari ibu mu kau mau teman mu bebas dari pekerjaan kotornya. Lakukan Jung, kau anak baik! Dan aku tidak akan menghalangi mu" menepuk pundak anaknya dua kali, Namjoon kembali duduk di kursinya dan mengecek ulang beberapa dokumen yang sempat tertunda.

"Terimakasih" Jungkook menulis beberapa jumlah yang cukup besar di atas kertas, tangannya gemetar tidak percaya. Setelah selesai, Namjoon menandatangani dan Jungkook segera menemui Lisa.

>>>

Jungkook menaiki lift dengan terburu, tidak sabar untuk bertemu dengan Lisa dan membebaskannya. Sampai saat ini Jungkook masih belum bisa menemui alasan yang tepat kenapa dia ingin membebaskan Lisa. Saat dia menaiki lift, matanya membesar saat melihat Yoonji. Sial!

"Hai Jeon" berani sumpah, Jungkook muak melihat wajahnya. Lima tahun lalu saat Jungkook sedang marah terhadap dirinya sendiri, Yoonji semakin membuatnya marah. Sampai detik ini, kata-kata Yoonji selalu terngiang dan benar adanya. Taehyung sudah berada dipelukan Jimin.

"Apa itu? Sebuah cek? Kau ingin pergi ke Jerman? Ingin menemui pacarmu yang sudah jelas sekarang mantanmu? Tidak tahu malu, kau memutuskannya sekarang kau mengejarnya" Jungkook masih enggan menanggapi, tapi kupingnya sudah begitu panas.

"Jangan berani untuk berbicara dengan ku, aku sedang tidak berniat untuk menghabisi mu noona" Yoonji mendekatkan dirinya ke Jungkook dan berbicara dengan pelan.

"Nyatanya, kau memang mudah terpengaruh akan omonganku anak kecil" bunyi nyaring terdengar dan pintu lift terbuka. Menampakkan beberapa bawahan Namjoon sedang melihat ke arah mereka. Dengan cepat Jungkook keluar dan menabrakkan dirinya ke arah Yoonji. Jungkook semakin benci.

>>>

Taehyung membungkukkan dirinya, menemui ibu Jimin setelah berpuluh-puluh tahun tidak bertemu. Wajahnya terlihat sudah menua, tapi tetap terlihat berwibawa.

"Hai nak!" Sapanya. Taehyung hanya tersenyum kaku, sedangkan Jimin terlihat acuh. Jika bukan Taehyung yang meminta, mana mau dia menjenguk ibunya.

"Tidak perlu berlaga baik, kalau nyatanya kau tidak" Taehyung berdeham dan menatap Jimin tajam

"Maafkan Jiminㅡ"

"Dia anakku, aku tahu sikapnya. Jangan berlaga kau tahu segala hal" baik. Jimin sudah tidak tahan, dengan cepat dia menarik Taehyung keluar.

"Jimin!" Melepaskan genggamannya dari Taehyung, Jimin terlihat marah.

"Sudah ku katakan, kita tidak perlu menemuinya. Aku hanya tidak ingin kau sakit mendengar perkataan menusuknya" Jimin menghela nafas pasrah, dia mengelus kepala Taehyung pelan.

"Kali ini saja, dengar kata-kata ku. Sampai kapanpun aku tidak akan mengijinkan kau bertemu dengannya lagi, ayo pulang"

>>>

Suara bisikan-bisikan yang menyakiti hati terdengar oleh telinga Jungkook. Lisa berhasil ia bebaskan, namun teman sepekerjaan Lisa seakan tidak terima.

"Jangan pikirkan para jalang itu, sekarang aku bebas. Hei! Terimakasih banyak" Jungkook mengangguk cepat, lalu mereka berdua pulang ke apartement Jungkook. Hanya merayakan kebebasan Lisa kecil-kecilan. Untuk kali ini Jungkook bisa bangga pada dirinya, dia tidak menyakiti seseorang tapi membahagiakan. Namun Taehyung selalu menjadi pusat gravitasinya.

"Bagaimana dengan Taehyung? Kau masih belum bisa melepaskannya" Lisa meneguk segelas vodka cepat.

"Tentu, dia akan selalu berada disini serta disini" Jungkook menunjuk dada serta kepalanya. Ah! Taehyung membuatnya semakin gila. Lalu tatapan Jungkook mengarah pada Lisa. Tatapannya haus. Entah apa yang dia pikirkan.

Lisa yang merasa ditatap segera melihat Jungkook. Wajahnya sedikit memerah, mungkin Jungkook sudah mabuk. Lisa segera membawa Jungkook ke kamarnya susah payah. Laki-laki itu sangat berat.

"Taehyung noona" Jungkook meracau Taehyung terus menerus. Lisa membaringkan Jungkook secara hati-hati. Tapi, Jungkook memeluk Lisa erat. Suara isakan mulai terdengar. Jungkook menangis.

"Aku sedang ingin dipeluk, saat itu aku mengatakan padamu, bilang aku jika kau ingin dipeluk. Peluk aku noona, aku sedang ingin dipeluk. Aku merindukan mu" Jungkook yang malang. Lisa mencoba menggeser tubuhnya. Ikut berbaring. Membiarkan tubuhnya dipeluk karena Jungkook begitu sedih. Lisa tidak tega, dielus kepala Jungkook serta menepuk pundaknya berkali-kali. Tangisannya begitu pilu.

Malam itu, Jungkook tertidur dipelukan Lisa sembari menangis. Rindu setengah mati dengan mantan kekasihnya, Kim Taehyung.

Better Together : Let Me | KVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang