Falling 2.0

342 56 2
                                    

Normal Pov's

Jungkook berjalan santai di dekat kelasnya, hari pertama untuk kembali ke kampus. Sial! Jungkook begitu malas.

"Hei! Kau Jungkook 'kan?" Memutar badannya malas, Jungkook seketika tersenyum. Lisa sedang berdiri disana dengan manisnya.

"Wow, kebetulan yang sangat tepat" Jungkook menunggu Lisa menghampirinya. Bagaimana bisa dia dengan cepat dekat dengan seorang yang baru saja dikenalnya? Sangat jarang terjadi.

"Aku akan sangat menyesal, namun aku harus jujur bahwa aku sangat malas bertemu dengan mu Jeon" Jungkook haya tertawa kecil. Kali ini Lisa harus menjadi temannya.

>>>

Di bagian negara lain, Taehyung sedang mencari beberapa kebutuhan bulannya. Dia mengambil beberapa bahan makanan, camilan yang begitu banyak dan yang lainnya. Jimin harus pergi ke kampus, dan Taehyung harus berbelanja sendiri.

Saat sedang memilih beberapa parfum, ponselnya berbunyi. Dengan cepat dia mengangkatnya sembari memilih dan memasukkannya kedalam keranjang.

"Halo?" Taehyung tidak sempat melihat siapa yang sedang berada di sambungan tersebut. Menunggu beberapa detik hingga dehaman itu keluar dari si penelfon.

"Hai!" Maka, tidak ada alasan Taehyung membeku. Suara itu milik Jungkook.

"Ada apa?" Bukan memberi celah kesempatan pada Jungkook, namun Taehyung lelah. Selalu diteror minta maaf dan rindu yang dimana dia juga merasakan hal yang sama.

"Maaf menganggu, tapi apa kau ada waktu untuk berbicara padaku lebih lama?" Menghela nafasnya pasrah, Taehyung segera menyelesaikan sesi belanjanya.

>>>

Setelah berada di mobil Taehyung dan Jungkook mulai berbicara. Tentang mereka.

"Jangan lagi minta maaf Kook, aku lelah" Taehyung frustasi, sesak di dadanya begitu kentara. Sakit hati saat Jungkook memutuskannya sepihak kembali berputar dengan jelas.

"Aku tahu, aku hanya laki laki sampah yang tidak bisa menjagamu dengan baik. Aku terlalu egois, benar?" Iya. Jungkook terlalu egois. Memang begitu adanya.

"Apa yang kau mau? Kau tahu, aku begitu muak" Jungkook tidak menjawab. Lalu Taehyung memejamkan matanya, niatnya untuk mematikan sambungan terhenti kala Jungkook berbicara.

"Apa kau merindukan ku? Maksudku, kau tahu aku sangat ketakutan? Setiap harinya aku membayangkan bagaimana jika aku bukan lagi orang yang ingin kau jadikan bahan obrolan ke orang lain. Bagaimana jika aku ini bukan orang yang selalu di berada di sisimu? Aku begitu ketakutan. Aku berpikir bahwa penolakan mu hari ini, kemarin bahkan beberapa tahun terakhir adalah aku bukan orang yang kau inginkan"

Taehyung membuka matanya. Air matanya terjatuh. Taehyung jelas merindukan laki-lakinya, namun dia begitu gengsi. Bagaimana bisa dia dengan cepat mengubah emosi Taehyung?

"Hentikan! Aku butuh waktu, aku ingin kau paham aku tidak bisa menerima ini semua dengan cepat" Taehyung memutup mulutnya, alih-alih takut kalau Jungkook mendengar tangisnya.

"Sampai kapan? Tunggu! Kau menangis?" Jungkook benci dirinya sendiri. Dia membuat Taehyung nya menangis. Karena dirinya. Dia bersalah atas ini.

"Aku mohon tinggalkan aku sendiri dan biarkan aku bahagia dengan caraku" mati. Sambungannya mati dan Taehyung harus mengatur ulang segala tata letak kepingan yang hampir saja rapi di hatinya.

"Brengsek! Jeon Jungkook seorang brengsek!" Memukul setirnya berkali-kali, ia segera melajukan mobilnya dan pergi ke apartemen Jimin.

>>>

Suara pintu yang terbuka membuat Taehyung harus berpura-pura memejamkan matanya. Takut kalau Jimin mengetahui bahwa dia baru saja menangis hampir seharian.

"Hei! Kau sudah tidur?" Jimin menduduki sisi ranjang. Melihat punggung Taehyung, Jimin menarik selimut sampai perbatasan lehernya. Mencium keningnya singkat dan bersiap-siap untuk tidur pula.

Selagi mata kekasihnya terpejam, dan setelah dia bersiap-siap untuk tidur, Jimin melihat ke arah langit kamar. Matanya terlihat sangat serius.

"Tadi siang, Jungkook menghubungiku" mata Taehyung segera terbuka. Tanpa disadari Jimin, Taehyung kembali menangis.

"Dia hanya menitip salam padaku. Aku tidak pernah melarangmu untuk kembali padanya, juga aku tidak pernah melarangmu untuk tetap di sampingku. Dia mengatakan bahwa dia adalah seorang yang sampah, yang tidak bisa menjaga wanitanya dengan baikㅡ" Jimin mengambil nafasnya panjang, memeluk tubuh Taehyung dari belakang dan mengelus tangan Taehyung perlahan.

"Dia bilang padaku 'aku bukan laki-laki yang baik. Aku selalu menjadi bebannya' diaㅡ terlihat sangat masih mencintaimu, dia tidak bilang akan melepasmu, tapi dia bilang akan merebutmu dari ku. Hei! Aku tidak akan mempermasalahkan itu jika memang terjadi. Aku menyayangi mu, kau pantas kembali dengannya jika kau ingin" Jimin sedikit bangkit dari tidurnya, merasakan bahwa punggung Taehyung bergetar.

"Noona? Ada apa?" Dibaliknya tubuh Taehyung, dipeluk secara erat dan menenangkan wanitanya yang sedih.

"Jangan menangis. Aku disini" alih-alih menenangkan Taehyung, namun ia menangis semakin menjadi. Apa yang salah dari kata-kata Jimin? Nyatanya dia memang sadar posisi. Dia hanya pelarian.

"Jangan pergi, ku mohon" tidak ada alasan lain bagi Jimin untuk tersenyum. Semakin mengeratkan pelukannya, Taehyung sedikit mereda, tanpa sadar kedua matanya tertutup. Menangis itu melelahkan. Benar?

"Aku tidak akan pergi. Tidak akan pernah" melihat nafas Taehyung yang teratur, Jimin mendekatkan wajahnya. Mencium bibir Taehyung singkat dan ikut memejamkan matanya.

>>>

Terbangun dengan mata sembab, Jungkook hanya menghembuskan nafasnya pasrah. Dia menangis semalaman karena terus saja merutuki kebodohannya.

Disebelahnya ada Lisa yang masih senantiasa menjelajahi mimpi indahnya. Tidak ada yang terjadi diantara mereka berdua. Hanya Lisa yang kelewat khawatir karena Jungkook mabuk berat semalam.

"Uh! Kau sudah bangun rupanya" Lisa mendudukan dirinya dan bersandar pada kepala ranjang.

"Terimakasih" Jungkook mencoba bangun dan pergi ke dapur apartemennya. Meminum obat dan mengawasi Lisa dari sudut matanya.

"Aku tidak melakukan hal yang kelewatan padamu 'kan?" Baru saja Lisa keluar, mendapatkan pertanyaan itu justru membangkitkan sisi jahilnya.

"Ah! Kau tidak ingat?" Wajahnya tampat serius, dan Jungkook segera membuang wajahnya.

"Kau harus membayar ku lebih! Kau tahuㅡ kau seperti singa yang mengamuk" Jungkook mengambil dompetnya. Sebelum memberi uang kepada Lisa, tangan Lisa menahannya. Tertawa kencang karena Jungkook baru saja berhasil ditipu.

"Hei! Aku bercanda. Kau tidak melakukan apapun. Aku hanya membantumu pulang" Lisa duduk di sofa ruang tamu. Menyalakan televisi dan menonton kartun favoritnya. Jungkook datang sembari membawa susu putih. Memberikan Lisa segelas.

"Apa kau sudah tenang? Jangan terlalu dipikirkan. Kau bisa saja sakit" setelah rindu selama lima tahun terhadap perhatian yang biasa ia dapat dari Taehyung, kini ia merasakan itu lagi. Di orang lain, dan bukan noonanya.

"Kau tidak perlu memikirkanku, aku bisa menjadi mandiri" Lisa tertawa pelan dan kembali fokus pada tayangan televisi.

"Lisaㅡ" Jungkook menatap Lisa begitu serius, entah kenapa Jungkoon ingin Lisa bebas. Dehaman dari Lisa menandakan Jungkook harus melanjutkan kata-katanya.

"Bagaimana cara menebus mu?"

Better Together : Let Me | KVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang