Bagaimana jika Sasuke digambarkan dengan pepatah seperti ini:
Keras-keras kerak, kena air lunak juga.
Bagimanapun kerasnya hati sesorang, jika terus dibujuk akan luluh juga.
Namun, hati Uchiha Sasuke luluh bukan karena bujukan. Hatinya luluh hanya karena seorang gadis bangsawan dari klan elite Konoha berbangsa Hyuuga. Hinata namanya.
Kerasnya hati Sasuke telah luntur ketika hari itu. Hari saat ia melihat Hinata di tepian sungai Konoha beberapa saat lalu. Sasuke melihatnya sedang berbicara dengan gurunya yang menjadi hokage saat itu. Hatake Kakashi.
Senja itu, Sasuke melihat semuanya dengan jelas pada raut wajah manis sepupu Hyuuga Neji. Raut kebahagian karena tak lama lagi putri Hyuuga Hiashi ini akan menikah dengan sang pahlawan dunia ninja dalam beberapa hari ke depan. Seharusnya ia senang karena berita ini. Akan tetapi hatinya tidak bisa berdusta. Hatinya ingin memiliki Hinata menjadi pendampingnya. Hanya Hyuuga Hinata putri Hyuuga Hiashi yang selama ini bersemayam di rongga dadanya. Berharap Hinata-lah wanita menyempurnakan tulang rusuknya yang bengkok itu.
Sasuke tidak yakin kalau cinta Naruto bisa lebih besar dari cintanya pada Hinata. Lagi pula, Naruto lebih memilih impiannya menjadi hokage dibanding apa pun di dunia ini. Bukan hal mustahil Hinata takkan pernah berada pada prioritas utamanya nanti.
"Hinata,"
Sasuke memblokir jalan Hinata yang hendak menuju kediaman Hyuuga setelah berbincang pada Kakashi tadi."Sasuke-kun,"
"Okaerinasai," ucap Sasuke pelan.
Ucapan ini sudah sering ia dengar dari Sasuke. Namun, saat pertama kali Hinata mendengarnya, mata Hinata membola. Bingung kenapa Sasuke mengucapkan itu. Namun, Hinata yang penuh pengertian, menjawabnya dengan lembut.
"Tadaima, Sasuke-kun."
Di bawah lembayung langit senja dengan latar rerumputan di bawah kaki, mereka berpijak. Kemudian di depannya sungai mengalir dengan tenang.
"Ikutlah denganku!"
Sasuke berkata tegas. "Hanya sebentar. Sampai malam ini saja."Hinata memandang Sasuke. Ia ragu-ragu menjawab Sasuke. "Kemana?"
"Ke tempat yang hanya ada kita."
"Ano ... maaf Sasuke-kun."
Hinata menunduk."Hanya sebentar. Aku berjanji, Putri Hyuuga."
Hinata tidak mengerti mengapa Sasuke selalu berkata seperti tadi kepadanya sejak setahun ini. Sejauh yang Hinata ingat, mereka bukanlah teman akrab. Mereka pernah sekelas sewaktu di akademi dulu. Lalu Hinata juga mengenal Sasuke hanya sebatas sahabat kekasihnya, Naruto. Namun sekarang, Sasuke juga temannya yang spesial. Sasuke sering menghiburnya ketika Naruto berlaku tak adil pada hubungan mereka dan dirinya.
Beberapa tahun lalu, mereka hanya terlibat perbincangan aneh. Hinata menyebut dua kata. Sasuke membalas satu kata, tetapi memandang Hinata penuh perhatian.
"Baiklah," kata Hinata pada akhirnya.
.
..
."Kudengar kau akan menikah dengan Naruto minggu depan. Benarkah kabar itu?"
Pipi Hinata bersemu merah. Mereka kini sudah berada di sungai perbatasan wilayah Uchiha dan Hyuuga. Belum pernah ada yang ke sana kecuali Hinata dan Sasuke.
"Semoga ini tidak gagal lagi," harap Hinata.
Sudah lima kali pernikahannya dan Naruto ditunda hanya karena masalah tak elite dan tak etis. Naruto masih berkabung atas kematian sahabat perempuannya yang mati karena menjalankan misi bersama Sasuke dan Lee beserta Tenten. Ia mati karena tertimpa batu dan masuk ke dalam jurang hingga tubuhnya hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
SASUHINA EVENT (2017/2018)
FanfictionDisclaimer© Kishimoto Masashi Sensei. Words For You: Starting Wave [Dilanjutkan oleh @Wisteria] Words For You: Ending Wave [Melanjutkan "Bulan dalam Pelukan" milik Kei Dysis] SHDL 2017 [Plot dari Srewskrup dan J.Jens] Love For us: Cokelat SHL Indone...