prolog

74 12 8
                                    


Lima tahun,

Lima tahun ini kuhabiskan untuk melupakanmu, entahlah apa yang harus ku lupakan..

Rasa sakit itu? Aku tidak yakin, kenapa? Karna aku terbiasa menerima rasa sakit sebelum bertemu denganmu, bahkan setelah berpisah dari mu..

Derasnya hujan menemani sepi ku, suara kertas yang selalu terdengar jelas, entah kenapa bisa menenangkan hatiku.

Aku benci saat melihat Langit, aku benci membuka foto album kelulusanku, aku benci jika suatu saat aku akan bertemu lagi denganmu.

Tringgg

Aku menuruni tangga setelah mendengar bell yang berbunyi, buru-buru ku gapai celemek yang biasa ku gunakan saat merangkai bunga.

Setidaknya setiap kali merangkai bunga, aku ada dalam duniaku sendiri, dunia dimana tidak ada kami didalamnya.

"Selamat datang, mau cari bunga apa?" Tanya ku sopan, pada pelanggan yang ada didepanku.

"Bisa rangkaikan lavender dan mawar biru untukku?" Tanyanya pelanggan didepan ku ini adalah seorang wanita paruh baya, suaranya sangat lembut, aku jadi merindukan ibuku.

Dan entah kenapa beliau mirip sekali dengan 'seseorang'

Aku membuyarkan lamunanku lalu tersenyum.

"Iya, tentu saja!" Kataku semangat, aku mengikat rambutku dan mulai menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan.

Aku mengambil beberapa lavender juga mawar biru, sebenarnya kedua bunga itu adalah bunga favoritku.

Aku mengambil setangkai Lily putih dan memberikannya pada nyonya tadi, nyonya itu terlihat terkejut.

"Lily putih itu melambangkan seorang ibu," kataku bersemangat, aku memang sangat suka menjelaskan makna bunga pada seseorang.

Aku berjalan kembali kemeja dimana biasanya aku merangkai bunga untuk para pelangganku.

"Baik sekali nona muda ini, boleh ku tau siapa namamu cantik?" Tanyanya, aku tersenyum malu bukankah itu berlebihan,

"Nama ku Mothra nyonya," jawab ku ramah, namun aku tetap fokus merangkaikan bunga yang cantik untuk nyonya ini.

"Nama yang cantik, cantik seperti kamu," aku tertawa kecil, Nyonya ini bisa saja memuji ku.

Setelah beberapa menit, aku menyelesaikan rangkaian bunga itu, kemudian aku menyerahkan nya.

"Kalau putraku tidak memiliki kekasih, mungkin saja sudah ku jodohkan dengan mu," gurau nya seraya tertawa kecil.

Padahal hari ini sedang hujan deras, tapi entah kenapa bisa sehangat ini?

*Tringg

"Ibu!"

Luka yang selama lima tahun ini berusaha aku sembuhkan kenapa?! Kenapa?! Bisa terbuka lagi!

Aku benci kamu! Aku benci semua tentangmu! Aku benci ketika takdir mempertemukan kita! Aku benci hatiku yang masih mencintaimu..

Langit..

How Much I Like You? TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang