chapter 8

26 5 0
                                    

Mungkin aku harus merasakan kebahagiaan ini sebelum akhirnya kebahagiaan itu berakhir..
-Mothra yaraoi Camelia
....

Beberapa Minggu kemudian setelah dilaksanakannya ujian kenaikan kelas sekolah mengumumkan diadakan study tour untuk seluruh siswa. Seluruh siswa antusias dengan kegiatan di luar sekolah ini.

Malam sebelum study tour, Mothra tengah merapikan barang yang akan ia bawa besok dimulai dari pakaian ganti, Snack, bekal, tak lupa pakaian yang akan ia kenakan besok.

*Tringgg

Handphone Mothra bergetar menandakan seseorang tengah meneleponnya, tapi siapa? Kenapa malam-malam begini? Mothra mengambil handphonenya yang berada di atas nakas, melihat siapa yang menelponnya Mothra tertegun lalu dengan cepat ia menjawab telpon itu.

Baru saja ia ingin berbicara orang di seberang telpon memarahinya, Mothra menjauh handphone yang semula berada di depan telinganya, sampai orang di seberang telpon itu menghentikan ocehannya tentang seberapa lama Mothra menjawab teleponnya itu dan bahkan tidak membaca pesan darinya.

...

Mothra terbangun pagi-pagi sekali ia menyiapkan sarapan yang akan ia bawa, setelah selesai bersiap Mothra bergegas berangkat menuju sekolahnya waktu menandakan pukul 05.00 wib yang bahkan masih sangat gelap.

Saat Mothra memasuki area sekolah ia melihat beberapa bus terparkir di parkiran sekolah, setelah berpamitan pada sang kakak Mothra segera mencari bus yang akan ditumpanginya.

Setelah bertanya pada guru yang menjadi pendamping Mothra menemukan busnya, namun sebelum ia masuk ia berdoa agar Langit tidak duluan sampai dan mengomelinya seperti semalam, ya! Yang semalam menelpon Mothra adalah Langit.

Mothra bergegas untuk duduk di belakang Langit sesuai dengan permintaan cowok itu semalam, katanya ia takut di belakang nya ada cewek-cewek yang terobsesi padanya (fans) maka dari itu Langit meminta Mothra mengisi kursi di belakangnya.

"Lama Lo!" Astaga! Padahal masih sepi dan Mothra tidak terlambat, toh belum ada yang menempati kursi di belakang Langit!

"Ish! Cerewet masih pagi juga!" Mendengar ocehan mothra, Langit tak membalas ia hanya tersenyum diam-diam. Penasaran dengan Mothra yang sudah tak berkicau lagi Langit melihat kebelakang dan didapatinya Mothra yang tertelap, kepalanya ia sandarkan kejendela, wajahnya ia tutupi dengan Hoodie miliknya yang terlihat lebih tebal dari biasanya, mungkinkah Mothra sakit?!

Perasaan khawatir itu Langit bantahkan saat mengingat kebiasaan Mothra yang selalu memakai Hoodie saat teriknya matahari walaupun yaa dengan berat hati Langit akui Hoodie Mothra cenderung dingin dari pada panas.

Tujuan study tour kali ini adalah Bandung lebih tepatnya museum geologi, lalu setelah alun-alun kota Bandung saat malam harinya.

Kini Mothra sudah duduk bersama Rasya dan Anti, di depan mereka ada Langit tentu saja juga Alan dan satu siswa lagi yang Mothra ketahui adalah siswa dari kelas Langit. Matahari sudah menampakkan dirinya di pertengahan jalan tampak banyak pepohonan juga bukit yang terlihat sangat sejuk walau hanya di pandang mata.

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi, karna ada kemacetan di beberapa jalan tol alhasil rombongan yang seharusnya tiba sebentar lagi malah masih berada cukup jauh dari tujuan, Mothra kini sedang menikmati sandwich yang ia buat dan susu Indo**** rasa melon yang ia beli di mini market kemarin.

Berbeda dengan Langit yang masih terlelap dalam tidurnya, Mothra tau Langit juga pasti belum makan karna ia datang pagi sekali hari ini, jadi Mothra memutuskan untuk membangunkan Langit dengan menepuk pundak Langit setelah ia rasa Langit sudah mulai terbangun Mothra menyodorkan sandwich kepada langit melalui celah didekat jendela.

How Much I Like You? TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang