XoXo-XoXo-XoXo
a/n: halo, sorry for super late update. Beberapa waktu lalu lagi stress[?] jadi kata temen-temen di grup Line [ Krisho] mending stop nulis dulu. Eh, tahu-tahu keterusan dan lupa buat lanjut nulis [kicked], malah asik baca novel terjemahan china—masih baca ampe sekarang tbh. :D
Untuk pertanyaan di chap sebelumnya. Tokoh yang tidak punya karakteristik, ada yang menjawab dengan benar! Dia adalaaah; Manajer-nim! Dia bisa siapa saja terserah mau Hyuna, Taeyeon, atau reader-nim sendiri. ;)
Selamat membaca!
XoXo-XoXo-XoXo
Ravel © Kiriya Hiiragi
XoXo-XoXo-XoXo
.
.
.
Tidak ada perubahan yang berarti. Pekerjaan yang dijalani Junmyeon masih sibuk seperti biasanya. Hari-hari berlalu seperti itu, meskipun Jongdae telah mengetahui siapa dirinya.
Jongdae tampaknya tidak memberitahukan identitasnya kepada siapapun, karena semua orang masih bersikap sama kepadanya. Tentunya dia akan menjadi sosok penghuni halaman utama surat kabar kalau ketahuan. Meskipun kemungkinannya kecil begitu mengingat ada organisasi yang di tempati Siwon.
kenapa? Itu adalah pertanyaan yang sering terlintas di pikirannya. Kenapa Jongdae masih bisa bersikap biasa saja? Kenapa dia tidak bisa menghipnotis Jongdae?
Dia tahu jelas Jongdae hanya manusia biasa, karena pemuda itupun menyatakan dirinya hanyalah manusia biasa.
"Dua puluh dua tahun aku hidup, aku yakin aku adalah manusia, hyung."
Itu adalah perkataan yang sangat jelas dari Jongdae. Junmyeon tidak mengerti yang terjadi. Apakah kemampuan hipnotisnya menghilang atau tidak efektif lagi?
Tapi perempuan yang dia hadapi malam itu masih bisa dihipnotisnya. Jadi masalahnya tentu ada pada Jongdae.
Apa karena Jongdae telah mengetahui fakta bahwa dia adalah vampire, hingga dia tidak bisa dihipnotis?
Aakhhh!
Junmyeon tidak tahu harus menanyakan hal ini pada siapa, hingga yang bisa dia lakukan hanyalah mengacak-acak rambutnya sendiri.
"Mencoba model rambut baru?" Jongdae mengerutkan alis.
"Kau lebih menarik dengan poni," manajer-nim yang masuk ruang staff berkomentar.
"A—ah, tidak, aku hanya... sedikit iseng." Junmyeon segera merapikan rambutnya kembali.
"Masih berantakan, hyung. Sini aku bantu." Jongdae merapikan surainya dengan berbagai komentar tentang dia perlu memakai gel rambut dan rekomendasi shampo yang bagus.
Bagaimana bisa pemuda yang beberapa hari bilang takut padanya malah bersikap begitu santai seakan tidak terjadi apa-apa seperti ini. Manusia, terkadang memang aneh.
XoXo-XoXo-XoXo
Brakk!
Posisi yang sama seperti malam itu. Jongdae terjebak di antara Junmyeon yang menahannya dengan tangan di samping kepalanya dan tembok café. Terjadi saat mereka sedang membuang sampah.
Matanya merah menyala. Merapalkan ucapan hipnotis yang ditujukan untuk Jongdae.
"Wuah, untuk beberapa saat aku merasa jantungku berdebar karena kaget. Akan lebih menyenangkan kalau gadis manis yang melakukan hal ini padaku, sih." Ucap Jongdae, mengabaikan ekspresi serius Junmyeon.

YOU ARE READING
Ravel
Fanfiction[Exo Fanfiction] Di antara manusia biasa, vampire, werewolf dan hunter; Apa Junmyeon harus memilih salah satu? Dia hanya ingin menjalani harinya dengan damai. Tapi sepertinya pilihan itu tidak ada.