XoXo-XoXo-XoXo
Ravel © Rizel Hiiragi
XoXo-XoXo-XoXo
Chapter III
Café itu berada di pinggiran kota. Meskipun begitu, karena tempatnya yang terkesan homy dan cozy membuatnya disukai banyak pelanggan. Tempatnya luas dan nyaman, dengan pelayanan yang ramah. Rasa kopinya enak ditambah dengan menu makanannya yang juga tidak kalah enak. Harga sesuai kantong anak remaja—kuliahan. Kalau sudah jadi pns, minimal bisa mentraktir rekan kerja diawal bulan. Dan akhir-akhir ini ada menu baru; bubble tea dengan varian rasa.
Selain itu, pegawainya juga menarik untuk dipandang mata. Tampan, manis dan cute.
Alasan café senyap saat ini adalah hujan yang turun semenjak tadi subuh di langit Seoul. Sebagian orang tentunya lebih memilih untuk bergelung dalam selimut mereka yang hangat—meliburkan diri kalau bisa. Berbeda bagi orang yang mau tidak mau harus rela keluar dari rumah untuk bekerja. Begitu juga bagi Junmyeon, seandainya saja dia tidak punya shift kerja hari ini. Dia sudah dengan rela keluar di saat hujan masih mengguyur jalananan, jaketnya basah karena ternyata payung tidak cukup untuk melindunginya, sepatu kets yang dipakainya berlumpur. Membuat Himchan mengomelinya ketika masuk, dia membuat lantai yang baru dipel Himchan menjadi kotor lagi. Sudah melewati siang, tapi hujan tetap saja setia membasahi jalanan.
Saat ini, dengan keadaan café yang sepi, semua pegawai terlihat berleha-leha. Dapat dimaklumi karena manajer utama sedang cuti. Lagu klasik yang terdengar di café membuat Junmyeon merasa suntuk. Dia duduk menumpu dagu di meja kasir, sementara itu Baekhyun membersihkan gelas-gelas dengan terampil di meja konter, bibirnya melantunkan lagu. Sebenarnya ia menjaga shift satu dan jam kerjanya sudah berakhir. Tapi dia beralasan ingin tetap di cafe saja daripada pulang ujan-ujanan.
Jongdae terlihat menumpu dagunya di atas ujung sapu yang dipegangnya, sesekali dia terlihat menguap.
Lain halnya dengan Yongguk yang berjalan menuju pintu dan memperhatikannya beberapa saat.
"Kenapa?" Junmyeon melayangkan pertanyaan begitu namja itu kembali.
"Cuma ingin memastikan, papan café bertulis open, bukannya close." Yongguk menyahut. "Ternyata tulisannya udah open."
"Sepi bukan karena hal itu, tapi karena hujan yang gak berhenti. Lagipula saat shift pagi, ada kok pelanggan yang datang. Walaupun ya—sepi." Jongdae berujar. Mengabaikan sapu yang dipegangnya sedari tadi, Jongdae menarik sebuah kursi dan duduk terbalik. Ia melipat tangannya di atas sandaran kursi, lalu memperhatikan Baekhyun yang mengelap gelas—sekilas terkesan professional.
"Kali aja ada yang iseng membalik papan café," komentar Yongguk.
"Master, aku pesan Sex on the beach." Jongdae bergaya ala borjuis, memesan minuman pada Baekhyun. Meskipun nyatanya menu minuman koktail tidak eksis dalam menu café mereka.
"Aku pesan Liefmans Fruittesse." Yongguk mengikuti pembicaraan, berdiri di dekat konter. "On the rocks."
"Berikan Corkscrew Blow untuk Chen." Ujar Himchan kemudian.
"Aku baru dengar ada minuman seperti itu," Baekhyun menoleh pada Himchan. "Cork—apa?"
Jongdae sweatdrop, "Itu bukan nama minuman, itu teknik pegulat."
"Aku bisa memberikannya, secara free sebuah gerakan Corkscrew Blow." Himchan mengambil ancang-ancang.
"No, thanks." Jongdae menolak dengan segera dan sopan. "Aku gak mau pulang ke rumah dengan keadaan encok."
![](https://img.wattpad.com/cover/131593133-288-k944870.jpg)
YOU ARE READING
Ravel
Fanfiction[Exo Fanfiction] Di antara manusia biasa, vampire, werewolf dan hunter; Apa Junmyeon harus memilih salah satu? Dia hanya ingin menjalani harinya dengan damai. Tapi sepertinya pilihan itu tidak ada.