1.
"kamu bilang, dia manis ya?"
Lagi. Hari ini mendung lagi. Bahkan, ramalan cuacapun ternyata salah kira. Matahari yang didambakan tadi pagi sedetik kemudian berganti menjadi badai telak bagi manusia di sekitar daerah tersebut. Orang-orang berhamburan ketika bulir-bulir air menukik tajam dari langit.
"Hujan itu, aneh." Seokmin merasa asing dengan suara ini. Kepalanya menoleh dan melihat pemuda beberapa senti lebih pendek darinya berdiri menatap lurus hujan yang menyebabkan Seokmin terjebak tak bisa kembali. Seokmin meneliti rupa manis pemuda ini. Mengernyit ketika merasa ia tak pernah bertegur sapa dengannya. Tapi Seokmin tahu paras manis itu, dia, Hong Jisoo.
Seokmin bergeming, tapi ia penasaran akan kalimat lanjutan dari Jisoo. Sekolah yang tadinya ramai oleh orang-orang, mendadak sepi. Hilang setelah bel pulang berdering ditambah dengan hujan deras yang memaksa mereka untuk cepat-cepat sampai rumah dan bergelung di dalam selimut tebal.
Jisoo menggosokkan masing-masing tangannya. Ia tersenyum kecil dengan bibir yang bergetar karena kedinginan. Rasanya sulit bahkan untuk berkalimat. Jisoo tahu pemuda bangir di sebelahnya. Satu dari jajaran it boy sekolahnya. Berparas begitu tegas dan tampan. Senyum yang biasanya terpampang di wajahnya kali ini tak terulas sedikitpun. Jisoo memafhumi itu. Ada beberapa sisi dari manusia yang mungkin begitu berbeda dari bagaimana mereka bertindak sehari-harinya.
Hujan kali ini seolah hanya menyapa mereka. Bermenit sekejap, hujan itu sedikit melunak. Hanya beberapa dari mereka yang membasahi bumi. Tipis dan begitu menenangkan. Jisoo melangkahkan kakinya menerobos hujan kecil tersebut. Tapi, melodi yang tak biasa menyebut namanya kini membuatnya berhenti.
"Jisoo. Ini masih gerimis, kamu yakin pulang sekarang?" Jisoo berbalik dan tersenyum simpul, netranya menyipit dan mengangguk mengiyakan. Ada seberkas perasaan senang ketika pemuda tersebut mengetahui namanya.
"Tak apa, rumahku juga tak terlalu jauh. Aku duluan ya," menghiraukan tatapan tanya dari Seokmin. Seokmin terdiam. Jisoo bahkan tak melanjutkan kata-katanya yang seolah mengkritik hujan tadi.
Menghela napas terserah, Seokmin berjalan menuju parkiran motor. Toh, dia tahan banting. Sedikit gerimis bukan hal besar baginya.
"Jisoo, kamu yang aneh. Berbicara tapi tak melanjutkannya. Apa kamu tidak tahu ada orang yang penasaran di sini?" Seokmin memasang helm full face-nya, mengendarai motor sport hitamnya dan menancap gas keluar dari area sekolah.
"Tapi, dilihat-lihat Jisoo itu manis sekali ya kalau dari dekat."
.
.
.
A/N
HEHEHEHHEHEHEHEHEHEHEHHEHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHEHHEHEHEHEHEH MAAF YA. WORK BARU LAGI. TAPI INI SERIUS GA AKAN BUNTU GRGR UDH ADA DI WORD TINGGAL PUBLISH2 SAJA HWHWWHWHWHWHWH BISMILLAH
YOU ARE READING
Hujan di Kala Senyap - seoksoo
Fanfictionkalau aku bisa, aku ingin mengulang waktu.