"bersama untuk akhir pekan?"
Pikiran Jisoo melanglang buana. Kecanggungan sedikit menghampiri keduanya. Berjalan bersisian dengan orang yang menginvasi pikiranmu beberapa saat ini bukankah membuatmu takut? Takut jika melakukan sesuatu yang memalukan, misalnya terlepas bicara yang aneh?
"Jis-"
"Seok."
Kedua insan itu menatap satu sama lain dan tertawa kecil. Entah kenapa apapun yang mereka lakukan bersama terlihat sangat lucu.
"Kamu duluan yang bicara,"
"Nggak, kamu aja."
"Ayolah Hong Jisoo, apa yang mau aku bilang butuh suasana yang tepat."
Jisoo menghela napas dan mengangguk pelan, menyiapkan kalimat untuk dilontarkan kepada lelaki bertubuh tinggi dan tegap tersebut.
"Kenapa kamu kira aku punya pacar?" Jisoo menatap Seokmin penasaran akan kesimpulannya yang tak terbukti benar tadi.
"Oh?" Seokmin mengusap tengkuknya salah tingkah. Jujur, Seokmin memang terlalu buru-buru menarik kesimpulannya. Dia bahkan dengan bodohnya tak mengindahkan saran teman-temannya yang menyuruhnya untuk mencari tahu lebih dahulu.
"Karena aku melihat seorang laki-laki merangkulmu di kantin tadi. Ya! Aku tahu aku sok tahu sekali tapi jangan ditertawakan." Seokmin menutupi wajahnya yang sedikit memerah. Jisoo terkikik kecil melihatnya.
"Astaga Seokmin! Itu sahabatku, Ren namanya. Dia sudah punya kekasih pula. Lagian, posisinya sama sepertiku." Jisoo menunduk setelah mengatakan kalimat akhirnya. Seokmin menaikkan alisnya menggoda.
"Posisi apa maksudmu??" Jisoo menutupi wajahnya yang memerah menahan malu. Bodoh. Kenapa harus diperjelas segala sih? Ini namanya bunuh diri!
"B-bukan apa-apa!" Elak manusia jelmaan kucing yang menjauhkan dirinya dari Seokmin. Lelaki kelebihan kalsium di belakangnya tertawa kencang. Antara gemas dan lucu melihat tingkah Jisoo yang salah tingkah seperti ini.
"Nggak perlu malu, Soo. Aku sudah tahu kok maksudmu." Mengejar langkah cepat si manis dan menahan tangannya untuk tak berlari semakin jauh darinya.
"Seokmin!"
"Aku kenapa? Benar 'kan? Kamu uke termanis yang pernah aku temui." Jisoo semakin merona dibuatnya. Batinnya menjerit kencang. Bibirnya ia gigiti agar tak berteriak sungguhan. Seokmin menahan langkah Jisoo dan menghadapkan badan si mungil ke arahnya, mensejajarkan wajah keduanya dan tersenyum lebar.
"Hari minggu jalan berdua mau? Mari kita saling mengenal satu sama lain!"
Jangan salahkan Jisoo yang pingsan di tempat karena jarak mereka yang terlampau dekat dan senyum menawan Seokmin yang membuatnya kepayang.
"E-eh Jisoo!!?!"
.
.
.
.oknum2 yang membuatku bangkrut setelah aku menerapkan Carat's saving money... tapi gapapa sih, bener2 banjir moment setelah nerapin itu uwu. they support me to meet them again this year!💜
YOU ARE READING
Hujan di Kala Senyap - seoksoo
Fanfictionkalau aku bisa, aku ingin mengulang waktu.