"terima kasih Seokmin, aku senang sekali!"
It’s finally D-Day, won’t ever feel this way again
Pink lights color the sky
Our first date, D-Day, after these shy times
You & I will bloom into us"Seokmin! Ayo kesana!" Binar mata Jisoo terpampang jelas begitu cantik di mata Seokmin. Pemuda tegap tersebut terkekeh kecil, matanya membulat ketika Jisoo menarik lengannya ribut. Mengaitkan lengan Seokmin di dalam dekapannya.
"Waaah! Aku lama sekali ga ke sini. Terakhir kali... Kelas sepuluh?! Hah?! Selama itu????" Jisoo mengerutkan alisnya tak percaya, "hebat. 3 tahun yang lalu."
"Astaga Jisoo, pelan-pelan. Kita bisa naik semua wahana kok. Hari masih panjang kalau kamu lupa." Seokmin mengacak rambut Jisoo pelan. Memerah. Sadar posisinya sekarang seolah bermanja dengan kekasihnya.
"A-ah. iya, maaf. Aku terlalu semangat karena lama ga pergi ke sini." Jisoo melepaskan tautannya dari lengan Seokmin. Malu. Merutuki dirinya mengapa ia seagresif itu.
"Ga masalah, Jisoo." Seokmin tersenyum lebar hingga matanya membentuk bulan sabit.
"Ayo," Dan pergerakan Seokmin selanjutnya benar-benar membuat rona merah di pipi Jisoo menyebar dengan jelas. Seokmin merengkuh pundak Jisoo mendekat ke arahnya dan merapatkan jarak keduanya.
"Begini. 'Kan kalau kamu hilang, aku pun yang repot?"
"Seokmin ih! Aku bukan anak kecil ya!" Jisoo berusaha lepas dari rangkulan Seokmin yang tergelak lebar. Seketika Jisoo terbius dengan nose scrunch-nya Seokmin ketika tertawa. Begitu menarik. Dan... Begitu menawan.
"Bukan anak kecil tapi tingkah gemas begini. Soo-ie mau naik itu?" Suara Seokmin di imut-imutkan sambil jarinya menunjuk wahana khusus anak kecil.
"SEOKMIN IHHHH."
🌙
"Kepalaku pusing, perutku mual." Kedua pemuda itu berhenti sejenak di pinggir jalan. Yang satu menatap khawatir, yang satu lagi memijit pelipisnya berharap efek samping menaiki wahana ekstrem barusan akan menghilang.
"Kamu gapapa?" Yang sehat-sehat saja memijati tengkuk yang merasakan efeknya.
"Iya." Jawabnya lemah.
"Kamu ga bilang kalau kamu ga bisa naik roller coaster, tahu gitu tadi kita ga usah naik, Seok!" Seokmin yang sedikit lemas menahan tawanya melihat raut wajah Jisoo yang terlihat khawatir.
Seokmin takut ketinggian, apalagi yang diputar-putar sepertu rollercoaster. Kalau bianglala dia masih bisa menahannya.
Tapi, bagaimana bisa menolak pandangan mata Jisoo yang sungguh antusias ingin naik roller coaster. Kalian bisa menolak jelmaan kucing berkedok manusia berkedip mengharapkan naik roller coaster padahal kalian takut?
YOU ARE READING
Hujan di Kala Senyap - seoksoo
Fanfictionkalau aku bisa, aku ingin mengulang waktu.