3

323 62 6
                                    

3

"kamu tahu, sedetik lalu aku sadar, kalau aku ini pecundang sekali."

"Jisoo? Oh, anak kelas 12-b? Bagaimana kau tahu dia, Seok? Kelasmu kan tempat terpencil." Mingyu memanglah Mingyu. Mulutnya yang tak bisa berhenti meledeki temannya. Jun terkekeh sambil memakan bekal yang tadi diberi Wonwoo padanya.

"Nih ada yang mau tidak? Coba, enak sekali aku jamin." Mingyu langsung merebut sendoknya dan memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Takjub, lalu memuji masakan itu.

"Sialan kau." Seokmin memukul kepala belakang Mingyu main-main. Jun mengalihkan perdebatan tak penting keduanya dengan pertanyaan ke pada Seokmin.

"Lalu maksudmu bagaimana? Kau suka ya padanya?" Seokmin bergeming. Suka? Apa perasaan ini pantas disebut suka? Bahkan mereka hanya pernah dua kali bertemu, bukan sih, berpapasan memang sering. Tapi berbicara intens dengannya 'kan baru kemarin!

"Hah? Kayaknya sih tidak??" Dia meragu. Jun jelas-jelas menangkap keraguannya.

"Kenapa balik bertanya? Kan kau yang merasakan."

"Ya— tapi, aku dan dia hanya sekali mengobrol panjang. Itupun karena kebetulan." Seokmin meneguk jus jeruknya, matanya menangkap punggung mungil yang begitu ingin ia rengkuh, entah kenapa.

"Terus kenapa? Kan bisa saja kau suka pada pandangan pertama." Mingyu menimpali keduanya. Tak mendapat respon dari Seokmin. Mingyu melihat temannya itu menatapi sesuatu tanpa berkedip.

"Lihat! Bahkan kau melihatinya tanpa berkedip!" Mingyu menendang tulang kering Seokmin dari bawah meja.

"AW! SAKIT BODOH!" Seokmin berteriak refleks. Mengumpati temannya dan kembali mencari sosok yang sempat mengalihkan perhatiannya. Jisoo, menoleh mendengar seruan Seokmin. Mata keduanya bertubrukan telak, tanpa ada niat mengalihkan pandangannya. Jisoo tersenyum lebar menyapanya dari kejauhan. Seokmin membalasnya dengan mengangkat tangan kanannya dan tersenyum tipis.

"Lihat dia, Jun! Menggelikan sekali. Ini serial drama korea yang judulnya apa ya?" Lagi-lagi suara Mingyu membuat Seokmin hilang fokus. Matanya memelototi temannya dengan isyarat jangan-ganggu-aku-nya.

Sesaat kemudian dia terpaku. Melihat seseorang merangkul Jisoo. Sial. Kenapa hatinya terasa meretak? Bahkan Jisoo bukan siapa-siapanya. Bahkan... Seokmin tak menyukainya, kan?

"Well, aku lihat ada yang cemburu nih."

"Kim, diamlah, jangan memperkeruh suasana." Lerai Jun. Seokmin menelungkupkan kepalanya di meja kantin. Harapannya seolah pupus.

"Hei, kau sudah menyerah? Bahkan ini belum apa-apa. Apa kamu bodoh? Kejar dia." Mingyu menggebrak meja hingga membuat Seokmin berjengit.

"Lihat siapa yang bicara." Sahut Seokmin datar. Seokmin memilih untuk menyerah sekarang. Kenapa? Dia hanya ingin hatinya aman.

"Bukankah pengecut sekali temanku yang satu ini."

Hujan di Kala Senyap - seoksooWhere stories live. Discover now