Bone Tambu, 26 Juli 2013(Pagi 09:20)
Dari Air terjun Tondo hingga hilir Sungai Utomene yang di tumbuhi ribuan pohon Kadoto raksasa..., dasawarsa terakhir pohon tersebut lebih sering menampakkan durinya yang berbentuk seperti jarum suntik dengan lubang yang berisi getah yang mengandung racun Skizonitoxin. Ini adalah jenis racun jenis baru yang menyebabkan penyakit gangguan proses berpikir yang di tandai dengan bentuk halusinasi yang tidak sesuai dengan kenyataan. Namun, terlepas dari tanaman aneh itu..., suatu ketika aku mendengar tiga orang pendatang yang berpakain stelan tuxedo..., agaknya mereka memang bukan dari Pulau Bone. Memang lagi sial atau bagaimana..., seseorang tanpa sengaja meludah kearah seseorang diantara mereka..., dan parahnya lagi..., aku yang menadapat tuduhan akan hal itu.
“Tuan, kau yg meludah? " tanya salah seorang berkaca mata merah diantara mereka...,
“Uhmm..., tidak..., kenapa?..., apa kalian ada masalah?" tanyaku
"Oh..., maaf-maaf..., tidak apa-apa kok... " ujar kembali orang berkaca mata merah itu
"Oh..., begitu ya..., hmm, dari cara bicaramu sepertinya kau bukan dari sini..., logatmu itu sepertinya kau dari Pulau Flores atau daerah sekitarnya?..., apa aku benar" tanyaku kembali sembari mengorek informasi dari orang asing tersebut.
"Iya sih..., kami dari Flores..., tapi sebenarnya kami bukan orang sana...," ujar orang asing tersebut
"Begitu rupanya..., kalau begitu kebetulan..., setelah ini kami mau kesana mencari ikan dan transit bersama beberapa nelayan yang lain..., hmm kalau boleh tahu kau dari kota mana?" tanyaku pada mereka
"Aku dari Banjarsari..., sebuah kota kecil yang ada di pedalaman Kalimantan Timur..., kami disini kebetulan ada keperluaan soal bisnis...," ujar orang tersebut
"Oh begitu..., aku juga dari Banjarsari " kataku dengan nada santai
"Benar-benar sebuah kebetulan yang menarik Kau dari desa mana?" tanya orang tersebut sembari membuka kaca mata merahnya dan menunjukan ternyata ada sebuah tindik di kedua alis matanya...,
"Hehe..., aku sebenarnya perantauan dari Desa Tamoeng..., kau tahu kan?" kataku kembali
"Hmmm..., kami semua ini dari Desa Tamoeng..., kau tahu..., itu adalah sebuah desa yang terisolir dan sangat sulit menemukan air bersih dan obat-obatan di sana" ujar orang itu yang mulai mendekati ku bersama dua orang temannya.
“Oh..., kalau begitu apa kabar?" ujar ku mencoba sedikit mencairkan keadaan
"Baik-baik..., hmm jadi kamu merantau sampai sejauh ini..., dan hanya untuk menjadi nelayan kecil di sini..., yaah ..., kami datang kemari cuma mau mengadakan studi banding soal Skizofrenia dari tanaman bernama Kadoto itu...," ujar orang tersebut yang mengaku dari Desa Tamoeng..., padahal aku sendiri juga tidak tahu apa daerah itu benar adanya..., mereka bertiga ternyata adalah sekumpulan penipu.
"Yah..., beginilah keadaanku di tempat ini..., uhmm..., aku tidak tahu sama sekali soal tanaman itu selama disini ehhh..., aku ingat kalau di desa itu ada sekumpulan anjing yang suka memburu babi hutan..., apa mereka yg selalu berkumpul di dekat pintu masuk desa..., hmmm apa kau mengenal siapa pemiliknya..., aku kira orang itu cukup pandai dalam mencari celah di tengah hutan hehehe " ujarku pada ketiga orang tersebut..., ternyata tujuan mereka adalah tanaman itu. Tapi..., jika itu adalah soal Skizofrenia..., maka mereka tidak lain adalah I.R.S.
Kemungkinan mereka akan menggunakan racun Skizotoxin agar dapat merubah keyakinan atau pikiran orang lain yang tidak sesuai dengan dunia nyata atas keinginan mereka sendiri..., dunia yang dibangun atas unsur yang tidak berdasarkan logika itu akan membutakan tatanan masyarakat secara menyeluruh. Penyakit itu juga menjadikan emosi seseorang melemah dalam waktu yang bertahap...
KAMU SEDANG MEMBACA
Fathir (Kerendah Hatian untuk Bertahan Hidup)
JugendliteraturFathir Akbar, seorang pemuda yang dulu gemar bermain Game On-Line, lalu kemudian di sandera oleh sekelompok teroris tak dikenal di malam wisuda. Ketakutan yang berlebihan membuatnya tidak dapat berfikir jernih dalam mengambil keputusan..., di ujung...