TPA Langitan, 24 Juli 1998 (Pagi,07:56)
Tertutup sudah pintu-pintu ekspansi itu...terutama ketika butiran debu tertiup angin berhembus kencang dari Gurun Kalahari yang telah siap dengan berbagai urusan..., Sebuah jalan arteri penghubung antara dataran Nambia, Bostwana, dan Zambia. Sekarang...aku diantar kan pada sebuah pemandangan lesu..., dalam masa penyerangan itu.., tidak akan lagi kukatakan kalau aku tidak akan menunggu lebih lama..walaupun hanya seumur jagung..., setiap orang yang tinggal disini hidup dengan penuh ketegangan, gelisah, dan letih.
Seperti halnya apa yang terjadi pada kota ini..., sebuah penampilan dari Kota Bostwana yang terkurung oleh kerasnya kehidupan gurun ...., kota yang pembagunannya berawal dari sebuah hilir kecil Sungai Nil yang banyak membelah dataran Afrika, terlihat juga beberapa ekor Buaya Nil yang sedang berjemur di bawah sinar matahari pagi yang hangat. Beberapa bukit hijau adalah rmah bagi Burung Cekakak atau Tengkek Raksasa.., makhluk besar itu juga biasa disebut dengan Rajanya Pemancing .., mereka menguasai banyak bukit berlumut dengan warna biru tua dari anak sungai Nil..., tapi meski begitu..., penduduk sekitar yang sebenarnya masih bersaudara itu tidak pernah siap dengan apa yang sebenarnya mereka miliki..., mungkin ini adalah saat-saat pertama bagiku untuk menghadapi simulasi berhadapan dengan orang-orang yang ada di dalam barisan kami sendiri...barisan orang-orang yang terdzalimi.
Terik matahari sudah sangat terang, menyengat dan panas...tapi aku melihat keadaan sekitar ini begitu gelap..., jauh ke dalam Padang Savana di kota itu..aku melihat sebuah kilatan cahaya..., meski kehawatiran menjalar di nadiku...melihat pata pemuda di seluruh sentero kota itu membawa senjata lengkap dengan senapan, pisau, dan bahkan golok besar....,
Butir-butir keringat mengantung di bibir dan keningku...tak ada lagi seorang pun yang mengenalku. "Ya ampun...sepertinya aku akan terlibat suati pemberontak an atau semacam perang saudara antar suku-suku disini..." kataku dalam hati sembari menjalankan misiku mencari petunjuk baru.
Setelah berjalan kurang lebih 30 menit.., ternyata itu adalah kilauan dari tanaman yang tumbuh di sekitar Danau Garam... Tentu kilatan itu muncul dari ujung-ujung duri panjang yang runcing...mirip seperti tombak bercabang..sebuah pertahanan liar dengan bentuk daunnya yang seperti mata tombak atau lembing. Tanaman itu lebih mirip seperti kaktus raksasa yang berukuran lebih besar dari bukit dan bebatuan yang ada disekitarnya. Tepi daun tanaman itu sangat rata dan ukuran daunnya bermacam-macam dari panjang 6 meter sampai pada 12 meter. Sementara lebar daunnya mencapai 15 hingga 20 cm.
Berdasarkan informasi dari pancatronick miliku, tanaman itu sangat beracun, ini adalah hal yang masih baru bagiku,.. dan ternyata ia bukanlah tanaman asli dari Afrika...melainkan bentuk inbrida dari tanaman endemik asal Jawa Kuno...mereka biasa menyebutnya dengan nama Sekar Jagad ..., sebuah penggolongan untuk rajanya tanaman ekstrim... atau gulma pembantai..., dengan kata lain jika melihat kaktus ini yang juga mengerumbuni ribuan Pohon Akasia, maka ia adalah bunganya semesta di lingkungan nya.
Pertumbuhan Sekar Jagad ini sangat cepat karena batangnya yang mengandung Kalsium Oxalat yang tinggi menyebabkan batangnya yang terus membengkak dan kulit yang terus menumbuhkan daun yang terus saja menguak hingga menutupi sebagian tebing-tebing yang ada disekitarnya. Bahkan sebuah pohon endemik dari Afrika yang umumnya menyapa pada pendatangnya dengan duri yang tajam serta warna batangnya yang putih dan keras itu masihlah dapat dikalahkan oleh tanaman Sekar Jagad ini.Terlebih kemampuan adaptasi tanaman tersebut lebih tinggi, dengan warna daun yang dapat berubah sering dengan pertumbuhan kuncupnya yang berbentuk seperti jantung dan berwarna hijau muda. Kemudian tanaman tersebut tumbuh menjadi daun rata berwarna kuning dengan bintik-bintik putih tak teratur di sepanjang permukaan daunnya yang licin. Pertumbuhan daunnya akan mencapai tingkatan akhir ketika sudah berwarna merah kecoklatan dengan tangkai daun berbentuk bulat kecil dan tentunya masih menjulang kelangit.
![](https://img.wattpad.com/cover/165215693-288-k163479.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fathir (Kerendah Hatian untuk Bertahan Hidup)
Ficțiune adolescențiFathir Akbar, seorang pemuda yang dulu gemar bermain Game On-Line, lalu kemudian di sandera oleh sekelompok teroris tak dikenal di malam wisuda. Ketakutan yang berlebihan membuatnya tidak dapat berfikir jernih dalam mengambil keputusan..., di ujung...