" Ka.. Ini hari terakhir kita kumpul bareng :) jaga diri baik- baik ya ka.. "
-Raihan🍃🍃
Pagi ini aku kembali merapikan tumpukan buku yang seambaradul layangan kusut. Ku buka satu persatu buku pelajaran yang akan dibawa besok, mengecek ada tugas atau tidak nya. Tapi bukan tugas yang ku temui, malah tulisan mu pada secarik kertas yang ku temui di tengah halaman buku. Tulisan perpisahan 8 bulan yang lalu, sebelum aku beranjak ke masa putih abu-abu.
Banyak hal yang ku sukai dari tulisan mu yang rapih, gaya bahasa mu yang baca ah, sangat menggelitik. Bahkan kamu hafal apa kebiasaan ku pada mu saat itu. Iya, menarik kuping mu ketika ku gemas oleh apapun tingkah menyebalkan mu.
Raihan.
***
" Mau apa lagi lo narik-narik gua? " ucap ku risih saat Rahma mengajak ku jalan setengah berlari.
Dahi Rahma mengernyit, " Udah, lo ikut gua aja dulu. "
Aku hanya mencoba menyeiraskan langkah kaki ku agar dapat mengejar langkah Rahma. Entah mau kemana, seperti orang mau ambil gaji ?!
Kini aku yang harus nya heran, mau ada urusan apa ke kelas 7B? Ini kelas nya siapa coba? Kirain mau ke kelas nya Azmi, Azmi kan 7D, ada apa malah ke 7B?
" Ini kelas siapa? "
" Lo, masuk sana buruan, bilangin dong kalau ada yang mau bayar uang kemah ke gua gitu. Di sana ada guruk Sbk, rempong! Males gua. " Hmm, bahan suruan ternyata. Kirain ada apa.
Aku pun mengetukan jari di pintu kelas itu, guru Sbk itu pun menoleh ke arah kami. Ah, tidak ralat, hanya ke arah ku. Rahma rupanya bersembunyi di balik pintu.
" Ada apa neng? " tanya guru itu segera.
" Permisi bu, maaf ganggu, mau kasih tau anak-anak untuk pembayaran uang kemah. " Guru itu mengangguk, ah, apa aneh nya kan?
Tanpa basa-basi dan tidak mau berlama-lama menganggu aktivitas belajar mengajar di kelas itu, aku langsung menjelaskan nya secara rinci. Berharap anak Sd yang kala itu baru menginjakan kaki di Smp mengerti dengan arahan ku.
" Jadi, gimana, kalian faham enggak? " tanya ku usai menjelaskan semua nya.
Semua nya tampak mengerti, aku segera berbalik badan kembali meminta izin pamit dan berterimakasih, tapi ehh--- tunggu..
" Kak, tunggu " panggil salah satu anak lelaki di kelas itu, badan nya malah lebih tinggi daripada aku yang menjadi kakak kelasnya.
" Neng, ada yang panggill.. "
" Eh iya bu.. " mata ku kembali mengarah ke dalam ruangan itu.
" Kenapa? " tanya ku.
" Nama kaka siapa? " pertanyaan yang sama sekali tidak ada hubungan nya dengan penjelasan ku tadi.
" Rea. "
" Kakak jadi kaka pembimbing kita kemah nanti? " tanya lagi tambah penasaran.
" Enggak kok, ada kak Deva. Kak deva nya lagi sakit. Besok kalian pasti udah kenalan sama ka Deva, permisi dulu ya... " jelas ku menyudahi pertemuan diruangan itu dengan sedikit ulasan senyum.
" Iya kak, " jawab mereka serempak, yang bertanya seorang.. Yang jawab sekelas.
" Tadi pada tanya apa aja? " muncul Rahma tiba-tiba dari balik pintu, aku lupa rasanya tadi dia yang mengajak kesini.
" Nanyain nama gua doang, "
" Siapa yang tanya? "
" Ada kelas 7 lah.. "
" Gua juga tau, dia kelas 7 siapa namanya? "
" Kalo enggak salah tadi gua dengar ada yang sebut nama dia Raihan. " ingat ku ulang.
Rahma mengangguk paham, " Berarti kalo enggak salah, berarti lo benar. "
" Iya in.. "
***
Itu kali pertama diriku bertemu dengan mu, tanpa perencanaan dan tanpa alur yang ku duga. Pertemuan singkat yang kini banyak terasa pengaruh besar di hidup ku. Penyebab tawa dan sedih.
" Ka.. Ini hari terakhir kita kumpul bareng :) jaga diri baik- baik ya ka.. " tulisan di awal kertas yang mampu menyihir seluruh perasaan dihati. Tidak ada yang berakhir, bahkan sampai saat ini aku masih bisa melihat tawa mu, dan mendengar tawa mu bukan?
Cuma dulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pramuka buper baper✔
NonfiksiPramuka itu hitam manis, kalo ada yang putih, mungkin karna terlalu manis heheheehe. Bukan cerita jatuh cinta, tapi oplosan cerita yang nyata dan hampir mirip kisah dilan, Azmi adik kelas gue. Ya, ya, dia selalu jadi teman disaat otak gua mumet soal...