" Katanya, yang namanya Azmi cakep tau.. " ujar Rahma yang menjadi kaka pembimbing nya kala itu.
" Emang lo enggak pernah liat? " tanya Rahma pada ku.
" Enggak, emang kenapa? " jawab ku apa adanya, emang enggak pernah lihat lagian.
Rahma dan aku pun terus menyusuri jalan ke arah lorong kelas Azmi, beberapa tahun yang lalu saat Azmi masih kelas 1 smp. Semua pintu kelas tertutup rapih, mungkin banyak kelas yang sedang ada guru nya. Sisanya yang diluar hanya guru piket, mamang yang ada di dekat gerbang dan osis yang sibuk berkeliaran untuk mencatat pembayaran anak yang akan ikut kemah.
Ah, iya, dulu aku juga pernah jadi kaka pembimbing. Tidak untuk kelas Azmi sih, tapi untuk kelas lain nya. Kelas berapa nya kini pun aku sudah lupa. Hmm.. Maklum.
" Itu yang namanya Azmi. " tunjuk Rahma yang langsung dibalas tatap oleh Azmi.
" Kenapa kak? "
" Ehh-- enggak, ini si Rea enggak tau kamu yang mana pas saya sebut nama kamu.. " Azmi pun mengangguk, memahami dengan jelas apa yang Rahma sampai kan.
Aku mendekat pada telinga Rahma, membisikkan sesuatu yang ternyata mendapat penolakan dari Rahma, " Azmi enggak ganteng sama sekali kok " nilai ku jujur, karna memang seperti itu.
" Cakep tahu, alisnya itu tebal banget. " aku kembali melihat ke arah Azmi, ah biasa saja.
" Lo suka kali ya? " tanya ku kala itu yang berbalik menggoda Rahma.
Rahma mulai salah tingkah, " Duh, aduh, eh perut gua mules nih, gua tinggal duluan ya.. Byeee !! "
" Aneh. "
***
" Dari mana lo? " tanya teman sekelas ku saat kembali ke dalam kelas.
" Abis jadi penagih hutang. "
" Tadi ke kelas Pangeran tampan yaa? " tanya nya yang kini tampak antusias, Acha.
" Pangeran tampan? " dahi ku mengkerut, siapa?
" Itu lho, Azmi. " nafasku terhela berat, apa nya yang tampan sih?
" Tadi di ajakin Rahma, katanya mau kasih tau yang namanya Azmi. Enggak cakep kata gua sih.. Cuma alis nya aja yang tebal. " kembali penilaian jujur dari bibir ku ini terucap.
" Kok, lo aneh sih? " Acha berdecak sebal, " Kakak kelas aja banyak ya yang genit sama dia, suka sama dia, terus lu bilang dia biasa aja? "
" Cha, nih dengerin gua. Apa yang terlalu istimewa dimata orang lain, apa yang terlalu di incar orang lain, itu bukan kesukaan gua. "
" Karna gua suka nya yang sederhana, yang jarang orang suka, lo mau ngomong gitu kan? " tanya Acha yang sudah menghafal kalimat bertahun-tahun itu.
" Nah, itu lo tau kan cha. "
🍃🍃🍃
KAMU SEDANG MEMBACA
Pramuka buper baper✔
Não FicçãoPramuka itu hitam manis, kalo ada yang putih, mungkin karna terlalu manis heheheehe. Bukan cerita jatuh cinta, tapi oplosan cerita yang nyata dan hampir mirip kisah dilan, Azmi adik kelas gue. Ya, ya, dia selalu jadi teman disaat otak gua mumet soal...