APRIL

17 1 0
                                    

HAY HAY HAY!

Long time no see you, guys!💨💨
Oke, karena si penulis udh update tentang another story dari si Adnan, Candra, dan Arun...

Sekarang si penulis bakalan update tentang si Daru dan Hara💕💕
I hope you enjoy my story😂😂

Baru kali ini bisa update setelah beberapa minggu lalu dengn kuis dan tugas yang asdfjdksnjem-$+%!3

Hehehe, abaikan😶

Oke, langsung aja
👇👇👇

Happy Reading
.
.
.
.

Jika ia tahu bahwa kebohongan dapat mempertemukan mereka,

Selamanya ia ingin terus berada di dalam kebohongan itu.

🎻🎻🎻

Daru tidak membenci hidupnya.

Hanya saja, semua yang ia lakukan selama ini terasa sia-sia. Ia tak bisa seperti kebanyakkan orang, dengan mudah mengekspresikan diri mereka dengan berbagai cara.

Namun, ia tidak bisa. Terlalu sulit. Terlalu naif.

Pendengaran Daru menajam ketika sebuah suara alunan pianika terdengar tak jauh darinya, ia menoleh kepala ke segala arah.

Tidak terlalu banyak orang di sekitaran taman ini namun, matanya masih berusaha mencari siapa dalang yang sudah membuat telinganya penasaran.

Kepalanya terhenti, di samping kanannya, dengan jarak yang lumayan jauh, seorang cewek berdiri di atas rerumputan hijau, dan ternyata dia pelaku dibalik rasa penasaran Daru.

Dari jauh Daru memandang, melihat cewek itu tak berkedip dibalik kacamata yang bertengger manis di hidung mancungnya.

Alunan lagu klasik Nocturne Op. 9 No.2 karya Chopin mengalun dengan anggun, semilir angin serta daun-daun berjatuhan membuat Daru semakin terpikat dengan permainan cewek itu.

Siapa dia?

Lagu itu selesai, lalu tak sengaja kepala cewek itu menoleh ke arahnya. Pandangan mereka bertemu, bersamaan dengan air mata yang mengalir di pipi cewek itu.

Apa baru saja Daru merasakan aneh di dadanya?

“DARU!!”

Akhirnya oknum yang ditunggu Daru pun muncul, dua sahabatnya—Rohan dan Arum—terlihat berlari menghampiri.

Napas mereka tersengal-sengal ketika tiba di hadapan Daru yang memasang wajah datar.

“Sori ... telat ... ban motor ... gue ... dikempesin sama ... dia”

“Enak ... aja ... lo yang kebanyakkan ... gerak ... eh! Itu Hara! Ara, sini!”

Teriak Arum kepada cewek di sana, yang barusan beradu tatapan Daru.

Siapa namanya tadi? Hara?

Daru tak pernah melihatnya di sekolah, atau mungkin murid baru.

Cewek yang bernama Hara itu pun berjalan ke arah mereka bertiga, memasang senyum manis menatap teman dekatnya di sekolah.

OUR "PUTIH ABU-ABU" STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang