-3-

4 1 0
                                    

Steria pov'

Aku membilas wajahku di kamar mandi dan mengingat kenapa aku berlari menjauhi Alvaro? Hmm.... apa aku sedikit malas karena mendengarnya ingin menjadi teman? Atau karena aku memang tidak mau berurusan dengannya?

Aku membasahi wajahku lagi untuk sadar. Aku keluar dari kamar mandi sambil mengelap wajahku yang basah menggunakan tissue, saat aku kembali ke kelas Loudia berlari kecil kearahku

"Kamu abis dari mana? Aku kira kamu ditempat biasa tapi enggak ada tadi" katanya. Ya, hanya dia yang mengetahui tempat dimana aku butuh kesendirian atau biasanya orang menyebutnya me time.

Loudia tidak memasalahkan kebiasaan ku itu yang penting kebiasaanku bernilai positif, bukan negatif. "Ah maaf, tadi di belakang sekolah banyak serangga jadinya aku pindah ke lapangan sekolah yang biasanya dipakai untuk main baseball" jawabku

Aku sengaja mengubah Alvaro dan para fans fans nya menjadi serangga karena aku tidak mungkin memberitahukan ke Loudia kalau aku dikejar oleh Alvaro dan para fans nya kan? Itu tidak lucu.

"Beneran? Tapi tadi pas aku datang enggak ada serangganya tuh" katanya yang membuatku hampir skakmat

"Mungkin pas kamu datang tukang sapu halamannya sudah selesai membersihkannya kali?" Kataku meyakinkan Loudia

Dia terlihat berpikir tapi akhirnya dia kembali tersenyum melihatku dan aku tau bahwa dia sudah tidak curiga lagi ya atau emang dari awal dia tidak curiga.

Lalu keseharianku di sekolah sama saja seperti sebelumnya. Saat pulang sekolah aku berpisah jalan dengan dia dan berjalan kaki pulang sambil melamun memikirkan sesuatu

Alvaro ya? Sepertinya dari laki laki itu enggak ada yang menarik deh. Aku berjalan dan melihat ada anak kucing di pinggiran jalan, aku berjalan kearahnya dan berjongkok di depan anak kucing itu sambil mengelus elus bulunya

Aku melirik ke kiri dan ke kanan melihat apakah ada pemiliknya? Walaupun dia di pinggiran jalan tapi jenis dari kucing ini bukan jenis kucing liar yang biasanya ada di jalanan.. aku pernah melihat jenis kucing ini kalau tidak salah persia ya??

Saat aku asik mengelus elus anak kucing ini, tanpa sadar seseorang ikut berjongkok di sampingku dan berkata "kamu suka kucing? Kenapa enggak bawa kucingnya pulang aja?" Katanya

Ah.. suara ini.. suara yang selalu aku hindari, dia adalah alvaro. "Enggak ada yang ngurus" kataku

Untuk kali ini saja kamu kulandeni, mungkin gara gara tidak ada fans nya di sekitar sini jadinya aku ladenin kamu nanya. Kalau di sekolah paling aku kabur ha ha ha

"Oh. .. disekolah kamu kenapa ngejauhin aku? Malahan sampai lari atau kabur pas ngeliat aku" kata dia

Karna kamu bagaikan setan. Ingin aku jawab begitu tapi jangan aku masih mempunyai sisi kasihan "karena itu menyusahkan" kataku

"Menyusahkan?" Gumamnya yang masih dapat ditangkap oleh telinga. "Memangnya aku ngapain sampai menyusahkan kamu?" Kata dia tanpa dosa melihat kearahku

Ingin kupukul wajah nya yang dikata orang tampan itu. Aku menghela nafas dan berdiri lalu menunjuknya menggunakan jari telunjuk "pertama kamu berkelahi di belakang sekolah dan mengganggu waktuku, dan memberikanku masalah sampai di kejar kakak kelas"

"kedua, fans fans mu yang gila itu mengganggu kesunyian yang aku butuhkan kemanapun kamu pergi pasti mereka mengikuti"

Alvaro hanya mengangguk angguk bawah dia paham dan itu membuatku ingin benar benar meminju wajahnya, "ketiga, kamu benar benar SKSD (Sok Kenal Sok Dekat) padahal aku baru tau kamu beberapa hari yang lalu" kataku

"Yaudah kalau gitu kenalin aku Alvaro alaric, salam kenal" katanya sambil mengajukan tangan kanannya

Aku menyambut tangan kanannya,"Steria, salam ken—" kata steria terhenti dan dia menarik tangannya lagi lalu dia berkata "bukan ini yang kumau!" Katanya sambil meremas rambutnya

"Ahahahahaha!! Mulai sekarang kita sudah berteman ya, jangan melarikan diri lagi" kata alvaro

Mau kamu memberitahukan kepadaku berkali kali pun aku akan tetap kabur. Ingin ku jawab seperti itu tapi bukannya terlalu berlebihan

Aku pun berdiri dan dia pun juga berdiri sambil menggendong anak kucing itu dan aku bertanya "kamu akan merawatnya?"

"Iya.. bukannya dia kucing yang mahal itu? Jadi sayang kalau dia ditinggal disini apalagi di pinggiran jalan" jawabnya

"Yasudah" kataku

"Oke aku pulang dulu, bye bye. Sampai ketemu di sekolah" katanya sambil menampilkan senyum lebarnya itu dan pergi

Deg* apa apaan itu barusan? Kenapa dia tersenyum seperti itu? Dasar cowok bodoh! Aku juga sama bodohnya sih jadi yah sama ajah.

Entah kenapa wajahku menjadi panas dan hm.. aku rasa aku harus membeli es krim nanti di warung bisanya.

Sesampai dirumah, Loudia mengechat apakah aku sudah sampai di rumah dan tentu saja aku balas sudah. Aku melempar hp ku pelan ke arah kasur dan bersiap untuk pergi mandi

Setelah mandi aku turun ke bawah dan tidak mendapati ada mama dibawah. Ini sudah biasa sih kalau tidak ada di rumah, ha ha. Akupun naik lagi ke kamarku dan mengerjakan pr yang ada lalu pergi tidur

•••

Pagi ini saat aku bangun, sekarang pukul 5.30 dan aku bersiap untuk pergi ke sekolah. Setelah siap, aku turun dan kulihat tidak ada orang di bawah lalu aku hanya mengambil  selembar roti dan mengolesnya dengan selai lalu pergi sekolah

Sesampainya disekolah kurasa aku datang kepagian, kulihat jam tangan di lenganku menunjukkan pukul 6.15. Aku melanjutkan perjalananku menuju ruang kelasku dan saat kubuka pintunya, kelas kosong. Tidak ada orang sama sekali hanya aku saja

Setelah menaruh tasku di samping meja aku berjalan keluar untuk pergi ke kantin. Lorong sekolah saat pagi benar benar mengerikan, tidak ada siapa siapa yang berlalu lalang hanya aku sendiri yang berjalan ke arah kantin

Oh iya, aku baru ingat. Apakah kantin sudah buka? Kuharap sudah agar perjalananku ke kantin tidak sia sia. Angin pagi dari halaman sekolah membuatku berkeringat dingin. Entah kenapa perjalanan ku dari kelas menuju kantin sangat lama di pagi ini

Tiba tiba ada orang yang memegang pundakku dan aku berteriak karena kaget. Kutengok ke belakang dan aku melihat Alvaro yang sedang mengangkat kedua tangannya, terkejut karena aku berteriak.

"Kamu!!" Kataku sambil menunjuknya dengan jari telunjukku "kalau aku punya penyakit jantung bagaimana? Tiba tiba aku jatuh dan kejang kejang tiba tiba mati gimana? Kamu mau tanggung jawab huh?!" Kataku sambil nge-rap

Awalnya dia terlihat terkejut tetapi tiba tiba dia tertawa, "steria ternyata kamu bisa banyak bicara juga ya?" Kata dia dan aku hanya terheran

"Hah? Maksud kamu? Kamu kira aku batu?" Kataku

"Kemarin kamu hanya menjawabku dengan dingin tapi kali ini berbeda" katanya yang membuatku malu

"Ah! Bodo" kataku dan melanjutkan perjalanku ke kantin

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I can'tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang