Chapter one

98 7 6
                                    

Trek... trek... trek...

Suara keyboard ditekan jemari yang lihai gelap. Ruangan yang hanya diterangi cahaya layar komputer yang berpendar pendar disebelah pojok. Sang surya telah berpulang, menyisakan jingga diufuk timur.

Senja ini tidak bisa membuat lelaki yang sudah 3 jam berkutat didepan komputernya, segera beranjak. Meski tak lama langit berwarna hitam pekat. Selama dia mau, terutama karena besok adalah hari minggu, tidak masalah baginya. Walaupun seharian.

Tiba tiba, Wi-fi mendadak mati dan koneksi internet mendadak hilang, menjelang malam. Pasti ulah mama.... lelaki itu sudah membayangkan, bahwa kali ini mamanya pasti akan mengomelinya. Beberapa detik kemudian, lampu kamarnya tiba tiba menyala. Tanpa perlu menoleh dia sudah tahu.

"Iqbal, sampai kapan kamu mau begini terus?, cepat turun dan makan! Mama bisa saja menjual komputer dan laptop mu itu kalau perlu". Perintah mama dengan ancaman rutin yang selalu berhasil membuat anak lelaki itu, Iqbal, bangkit dari kursi putarnya.

"Iya, iya". Dengan berat hati, Iqbal menuruti perintahnya. Mamanya yang sedari tadi berdiri diambang pintu, sekarang sudah berbalik dan berjalan menuju lantai bawah. Iqbal menutup pintu kamar lalu berjalan mengekor mamanya.

Iqbal dan mama duduk berhadapan dimeja makan. Menu makan malam ini makanan kesukaanya, sup ayam. Tapi tidak mebuat Iqbal berekspresi senang.

"Ini, kapan kapan kamu jangan lupa makan terus. Apa kamu enggak pernah lapar hah?". omel mama sambil tertawa kecil. Lalu, mama menyendok beberapa sendok nasi ke atas piring Iqbal dan menuangkan beberapa sendok sup pada mangkuk disampingnya.

"Bukannya begitu, aku kesal karena Wi-fi nya mama matiin, jadi selera makan Iqbal hilang". Alasan yang tentunya tidak bisa membuat percaya mamanya begitu saja. Mama tersenyum dan berusaha untuk melihatnya percaya.

"Baiklah, selamat makan".

                    ●★●★●★●★●

Iqbal tengah berada di kamarnya ketika ponselnya berdering. Nama 'azka' tampil di layar ponsel.

"Halo, bal!". Azka membuka percakapan dengan volume agak keras. Sementara itu, Iqbal refleks menjauhkan ponsel dari telinganya.

"Ya, ada apa?". Jawab Iqbal.

"Ada orang aneh yang komen! Udah lihat kan?". Azka berkata tanpa basa basi. Kepanikan mengiringi ucapannya.

Kening Iqbal langsung berkerut. Tatapannya langsung tertuju pada komputernya yang masih menyala.
"Hah? Siapa?".

"Username-nya cyberghost".

"Ah, palingan orang iseng. Orang kayak gitu biarin aja". Sahut Iqbal dingin.

"Hm, boleh gw ke rumah lo?, percaya deh dia benar benar aneh". Kata Azka yang sama sekali tidak pernah remeh memandang masalah itu.

Sudah hampir lebih dari setahun Iqbal mengenal Azka. Sejak kelas 1 SMA lebih tepatnya. Iqbal mengenal Azka sebagai seorang yang mudah panik dan penakut.

"Terserah lo". Jawab Iqbal sambil menghela nafas panjang lalu menutup teleponnya tepat ketika Azka berkata "oke".

Iqbal penasaran. Dia segera duduk dikursi putarnya lalu jemari mulai menari diatas keyboard. Dia menyelidik siapa saja yang sempat berkomentar pada website-nya. Tampak olehnya sebuah akun dengan username yang aneh. Iqbal membaca komentar dari akun itu dikontak komentar.

              Cyiberghost:
               Something bad will happen.

Iqbal menduga mungkin akun itu salah komentar atau benar benar orang iseng. Komentar itu tidak membuat Iqbal merasa terancam. Menurutnya ancaman mama lebih menakutkan dari komentar itu.

Tapi, Iqbal meng-klik username cyberghost itu dan mencari sesuatu yang bisa dianggap benar benar aneh. Kalau akun itu benar benar menyelenah, dia bisa saja meretasnya.

                    ★●★●★●★●★

"Iqbal!!!". Sapa Azka didepan pintu kamar Iqbal sambil menggendong tas yang berisi laptop. Mama Iqbal mengira anaknya hendak belajar kelompok.

"Masuk aja". Sahut Iqbal, dia masih fokus pada komputer di depannya.

Saat membuka pintu, Azka mendapati temannya dengan kening yang berkerut dan tampak terpaku didepan komputernya sendiri.

"Aneh". Mulut Iqbal bergumam, nyaris tidak terdengar.

"Akun itu ya?, apa komputer lo juga tiba tiba me-restart sendiri?". Tanya azka, dia mendekati Iqbal dan membungkuk untuk melihat layar komputer.

"Mungkin cuma kebetulan". Jawab Iqbal meskipun dalam benaknya memikirkan ada kemungkinan lain.

Azka meletakkan tas diatas meja Iqbal lalu mengeluarkan laptopnya.

"Semoga aja. Tapi, kejadian yang sama juga menimpa gw". Kata Azka sembari mengambil kursi lalu duduk disamping Iqbal. Azka memasang earphone di telinganya dan mendengarkan musik.

Azka mencoba membuktikan apa yang dikatakannya. Laptop miliknya juga melakukan restart tepat ketika Azka membuka akun dengan Username cyberghost itu.

"Kita tidak mungkin bisa meretas yang ini". Ujarnya pasrah.

"Kita hanya perlu mengabaikannya. Dia enggak akan ngelakuin apa pun". Iqbal lagi lagi mengucapkan kata kata yang berkebalikan dengan hati nya.

Hening. Mereka berdua tenggelam dalam pikiran masing masing.

Lampu kamar tiba tiba mati. Gulita merajai sehingga mereka berdua tidak bisa saling melihat. Jendela kamar tertutup rapat. Tidak ada cahaya bulan yang bisa menembus celah celah gorden.

Seseorang sedang menggedor gedor pintu kamar Iqbal. Seseorang diluar sana seperti ingin mendobrak kamarnya, yang sebenarnya tidak terkunci. Iqbal yakin orang diluar sana tidak mungkin mama.

"Mama?". Iqbal berharap kalo itu adalah mamanya. Dia memberanikan diri untuk mendekati pintu dan membukanya. Iqbal sudah siap menarik gagang pintu, tapi suara gedoran itu tiba tiba berhenti.

Keheningan kembali menyeruak dan untuk pertama kalinya Iqbal merasakan suasana hening yang biasanya menenangkan, serasa berubah mencekam.

"Azkas sebaiknya kita keluar. Lo dimana?". Azka tidak menjawab. Iqbal berusaha memahami dan membayangkan, mungkin Azka tengah gemetaran dan tidak tau harus berkata apa.

"Azka cepat kesini! kita harus keluar. Lo dengen suara gw kan?". Kata Iqbal dengan suara lebih keras.

"Azka, jawab! Gw bisa aja ninggalin.....".

"Drak... drak...".

Iqbal tidak mempercayai pendengarannya sendiri. Dia mendengar nyanyian lirik dari arah Azka.

"Ka! Kita sekarang keluar ka!". Iqbal tidak pernah membayangkan kenapa Azka bisa bernyanyi disaat seperti ini.
Bukankah biasanya dia penakut?.

Azka terus mengulangi lirik yang sama tanpa menggubris Iqbal. Azka tetap bernyanyi dan bergeming ketika dipanggil. Iqbal sudah siap mengambil langkah keluar kamar.
akan tetapi, Iqbal menghentikan langkahnya ketika Azka mengakhiri lagunya dengan sebuah lirik, "evil".

●○●○●○

Hayo siapa cyberghost itu?. Dan kenapa Azka tiba tiba mendadak jadi aneh.

Pantengin terus ya cerita nya.

Love you All

CYBER GHOST!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang