Bab 5

854 52 0
                                    

Tak terasa 2 mingu sudah berlalu, siswa siswi baru alias kelas X memilih eskul yang disukainya. Ada banyak eskul yang disediakan namun hanya satu yang membuat Zelaa sangat tertarik yaitu eskul Rohis.

Ia mengisi formulir pendaftaran eskul Rohis setelah selesai ia kumpulan.
Zelaa hanya geleng-geleng kepala karena dikelas tidak ada yang minat untuk ikut Rohis, mereka lebih memilih eskul lainnya, yah Zelaa tidak bisa memaksa karna masing-masing memiliki hak asasi manusia.

"Zel, kamu pilih eskul apa?" tanya Lita

"Oh, aku ambil Rohis sama Profuktif Akuntansi kamu ambil apa?"

"Aku ambil dance sama produktif akuntansi"

"Wihh kamu hebat bisa dance!" puji Zelaa antusias

"Eh engga kok biasa aja" balas Lita merendah hati, Zelaa tersenyum senang walaupun mereka berdua berbeda agama tetapi Zelaa menganggap Lita teman baiknya begitupun sebaliknya.

Kring kring kring

Terdengar bel masuk sudah berbunyi mereka berjalan beriringan menuju kelas.

-o0o-

Mereka sudah duduk rapi, menunggu Pak Setyo guru Akuntansi sekaligus wali kelasnya. Guru terpintar disekolah karena memiliki IQ paling tinggi, you know lah anak akuntansi itu jika tak mempunyai IQ tinggi maka tidak akan lulus, jurusan akuntansi murid-muridnya terkenal dengan kepintaran diatas rata-rata apalagi kalau guru akuntansi lulusan S2 seperti pak Setyo.

"Mulai hari ini bapak ingin kalian duduk sebangku sesuai nomor absensi, ada yang keberatan?"

Deg!

Jantung Zelaa berdegub kencang, nomor absennya delapan tepat dibawah nama Fauzan. Ia takut, karena Fauzan sering menjahilinya. entah apa tujuan utamanya tetapi Zelaa paling tak suka jika ia dijahili apalagi bukan mahramnya. Dengan berani ia mengangkat tangan kanannya.

"Saya pak!" sontak seluruh pasang mata menghadap kearahnya dengan tatapan bingung, ada yang setuju dengan Zelaa namun ada juga yant tidak setuju.

"Pak kalau saya duduk sama laki-laki saya gak mau pak, kan kita bukan mahram kak" protes Zelaa

Pak Setyo menganggukkan kepala, ia mengerti anak murid nya yang satu ini sangat taat agama, hingga dia dijuluki muslimah akuntansi tiga.

"Nak, ini sekolah umum jadi ikuti peraturan disini, ini bukan bapak yang ngatur tapi dari kepala sekolah katanya biar mudah menilai sikap siswanya" terang pak Setyo lembut, mau tak mau ia tak boleh egois. Sebenarnya Zelaa ingin masuk sekolah Madrasah Aliyah Kejuruan tetapi disana sudah tutup pendaftarannya, ia menyesal karna terlambat mendapat info.

Zelaa mengangguk pasrah, mau tak mau ia mengikuti aturan disini karna yang berkuasa disekolah adalah kepala sekolah. Disisi lain Fauzan terlihat sangat senang karna ia bisa duduk berdua bareng Zelaa.

***

Kok seneng banget ya? Fauzan tersenyum penuh arti, ngomong-ngomong tentang ia ingin membuat Zelaa sakit hati ia urungkan niatnya, ia lebih baik sekedar menjahili ketimbang membuat Zelaa sakit hati karna ia yakin Zelaa orang baik-baik, ia juga mengingat pesan bundanya jikalau kita membuat orang baik sakit hati akan mendapat karma yang luar biasa.

Menjahili dan membuat orang sakit hati beda tipis atau? hmm ntahlah jangan tanya author karna author tadi pagi tidak lupa makan keju..

Gaje, lupakan..

***

"Hey!" sapa Fauzan dibalas deheman Zelaa, Fauzan melihat wajah Zelaa dari samping terlihat sangat serius ketika Zelaa menghitung Laporan raba rugi/ income statement.

Merasa risih Zelaa pun menatap Fauzan datar nan mata yang tajam "sehariiiiii aja bisa gak, gausah ganggu! digaris bawahi gausah ganggu!" perintah Zelaa dibalas kekehan oleh Fauzan, Fauzan menurut kemudia ia fokus mengerjakan tugas.

***

Palangka Raya
29 Nov 2018

Maafkeun Author yang gesrek ini:v
Ide kurang mohon dukungan dong!!!

Ketua Rohis [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang