Bab 1

1.9K 80 0
                                    

"Akuntansi Is The Best!"


"Allahu Akbar!
Kyyaaaaaaaaa udah jam segini aku masih di jalan, efek liburan jadi bangun kesiangan, Palangka Raya macet banget sih.." batin Zelaa saat dirinya terjebak lampu merah, jam menunjukkan pukul 06:20 artinya 10 menit lagi MPLS akan dimulai. Namun apa lah daya ia masih di perjalanan bisa di pastikan nanti bakal terlambat.

Beruntung MPLS tahun ini tidak ada tetek bengek segala pita, kardus, karung atau apalah yang pasti tahun ini sudah di hapuskan peraturan seperi itu. Zelaa sangat bersyukur tidak memakai peralatan absurd seperti itu karna baginya itu hal yang ribet plus memalukan.

Sampai di depan gerbang ia kalang kabut turun dari motor, helm pun belum lepas dari kepalanya, "Dek!" panggil Kira kakaknya. Ia menepuk jidatnya sendiri karna lupa helm nya belum terlepas

"Cepat dek! yang lain sudah kumpul di lapangan" teriak kakak osis di pintu gerbang, Zelaa melihat jam tangan yang terpasang manis di tangan kirinya pukul 07:35 artinya sudah pasti terlambat 5 menit. Ia berlari ke lapangan tak lupa sebelumnya melepas helm dan salaman dengan kakaknya

"Lihat mading dulu, kamu masuk jurusan apa baru kelapangan" kata kakak osis ramah, Zelaa mengangguk ia berlari kemading tapi yang ia tidak menemukan daftar nama. Tak ambil pusing ranselnya ia taruh di kursi, di sana ada ransel mereka-mereka yang MPLS.

***

Aku berlari kemading melihat nama ku, mataku berputar cepat mencari nama ku namun tak ada jurusan akuntansi, yang ada hanya Administrasi perkantoran dan pemasaran. Lantas? dimana jurusan akuntansi dan multimedia? sudah dihapuskan jurusannya? tapi aku daftar akuntansi nyatanya masuk aja? pikiran ku tak karuan, tanpa pikir panjang aku berlari kelapangan, ntar juga dikasih tau batin ku

***

Zelaa berlari kelapangan, ia melihat mereka baris sesuai nama jurusan di lapangan. Akuntansi warna merah, Pemasaran warna hijau, Perkantoran warna biru dan Multimedia warna kuning, .Ia berlari kebarisan jurusan Akuntansi, bingung... saat ini bingung karena ia tak tau masuk Akuntansi kelas berapa, memang tadi disuruh lihat mading dulu tapi ia tak melihat ada daftar nama. Lantas, bagaimana ini?

***

"Dek, masuk Akuntansi berapa?" tanya Tika anggota osis sambil menyerahkan kokarde atau biasanya dibilang name tag

Zelaa menoleh lalu mengambil kokarde tersebut "makasih kak. Saya belum tau kak, tadi saya kemading tapi tidak ada daftar namanya, jadi saya bingung" keluhnya sambil memajukan bibirnya karna kesal

Tika mengangguk "kamu ga lihat daftar namanya ada di mading ke dua dek" Zelaa menggeleng, pantas ia tak melihat daftar namanya karna di tempel di mading ke dua, ia tidak tau kalau ada dua mading. Jarak antara mading satu dan dua berjarak dua kelas Akuntansi

"tunggu sebentar ya.." Tika berlari meninggalkan Zelaa menuju ke keanggota osis lainnya membicarakan sesuatu yang tak di ketahui oleh Zelaa

"Hey, ada yang mau nemenin anak itu kemading ga? soalnya dia salah lihat mading, Saya mau mengembalikan kelebihannya ini ke bu Lola" tanya Tika kepada anggota osis lainnya

"Sebagai wakil ketua osis yang baik saya akan mengantarkan adek kelas dengan selamat sentausa sampai ke mading" Kata Hary sambil memamerkan senyum pepsodent, Ia di kenal ramah dan juga tidak sombong, kedudukannya tidak hanya wakil ketua osis tapi ia juga kapten Basket dan juga pembina Paski di sekolah

"Modus modus..Hary modus itu" sembur Bisma

"Eaea eaaaa" tambah yang teman lainnya

"Itu anaknya yang pakai baju olah raga hijau muda tau kan? kalo gak salah dia dari Pangkalanbun Bun" Hary mengangguk dengan cepat ia menuju Zelaa

Jauh juga ya.

"Ayo dek saya antar kemading" Zelaa sempat terkejut kemudian kembali memasang ekspresi biasa, Ia mengangguk berjalan berdampingan mengikuti langkah Hary. Banyak pasang mata melihat Zelaa dengan tajam seolah olah macan melihat mangsanya, wajar saja jika Hary banyak fans, fisiknya oke. Tinggi, putih, bergingsul, bibir tipis, pupil mata coklat apalagi ditambah sifatnya yang murah senyum dan tidak sombong dan satu lagi dia masih single

"Namanya siapa?" tanya Hary saat mereka sudah didepan mading

"Erma Zelaa" kata Zelaa sambil matanya berputar mencari namanya, tak lama Ia tak sengaja melihat no 7 Erma Zelaa terdapat di kelas X AKT 3

'Namanya cantik kaya orangnya'

"Kak, saya masuk X AKT 3" ujarnya sedikit kecewa karna ia berharap masuk AKT 2 bukan karna yang kelas favorit namun ia dari dulu suka angka 2

"Langsung aja dek kelapangan" Zelaa mengangguk tak lupa sebelumnya mengucapkan terimakasih.

'Gapapa X AKT 3, Ganbatte Zel!!'

"Mbak, AKT 3 kan?" tanya Zelaa sambil mengontrol nafasnya tak lupa ia tersenyum manis menunjukkan lesung pipinya yang membuatnya lebih manis

"Iya," jawabnya tersenyum balik. "Ikam AKT 3 jua? tanyanya menggunakan bahasa Banjar, Zelaa terlihat bingung karna ia terbiasa terbiasa menggunakan bahasa Indonesia tak lupa logat Jawa nya yang sangat kelihatan. Zelaa mengangguk sambil tersenyum

"Erma Zelaa, panggil aja Zelaa.. salam kenal" Zelaa mengulurkan tangannya disambut baik oleh teman barunya "Clara. Singkat, padat dan jelas wkwk" balas nya di sertai tawa ringan

"Kelas X di harapkan masuk aula, baris sesuai jurusan serta di jaga ketertibannya, kakak osis mohon dibantu. Sekian terimakasih" suara Panitia mpls menggema di lapangan, seluruh siswa baru memasuki aula dengan tertib, tentunya Zelaa dengan Clara teman barunya berjalan bersama menuju aula.

10 menit berlalu semua sudah duduk tertib sesuai jurusan dan kelas, Panitia menjelaskan tentang peraturan, visi dan misi sekolah ini. Zelaa diam memperhatikan panitia di depan, ia masih canggung untuk berbicara lebih dengan Clara, ia juga belum dapat banyak temen baru karna dari SMP nya hanya dia sendiri yg sekolah disini

Berjuang sendiri bukan?

Palangka Raya
3 Sepetember 2018

Mohon kritikan, saya baru pemula

Ketua Rohis [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang