Bagian 2

8 0 0
                                    


      Raka menatap ke dinding, jam menunjukkan pukul 3:00 dini hari. Hatinya mulai terhempas kembali dan dadanya di penuhi oleh sesak penyesalan yang luar biasa. Terbayang olehnya, bagaimana selama ini dia selalu berbohong kepada orangtuanya untuk memenuhi ambisinya memiliki sepeda motor di usia 15 tahun. Setiap hari selalu yang dia ucapkan pada saat makan malam kepada ibu dan ayahnya, dia sangat lelah bersepeda satu jam untuk pergi sekolah. Kemudian banyak sekali tugas-tugas praktek, belajar kelompok, serta les yang harus di lakukan sehingga tidak mungkin lagi menggunakan sepeda.

      "Umurmu belum cukup Nak, uang Bapak dan Ibu juga belum cukup. Kamu mesti mengerti, Bapak ini hanya pegawai office service. Ibumu hanyalah tukang cuci harian. Percayalah, jika kamu memiliki motor sekarang, mentalmu belum cukup untuk berkendara dan mematuhi lalulintas. Nanti di umur 17 tahun, baru Bapak belikan motor."

       Selalu saja keluar seribu alasan dan seribu janji kepada bapak dan ibunya yang mengakibatkan hancurnya pertahanan kedua orangtuanya. Masih terbayang oleh Raka, pada saat dealer mengantarkan sepeda motor baru kerumah. Pesan bapak saat itu adalah "Motor ini bapak cicil 36 bulan, kita mulai sekarang harus berhemat, kamu harus rajin sekolah supaya kita keluar dari kehidupan susah ini. Jangan sekali-kali membawa motor ini untuk balapan. Bapak tidak akan pernah iklhlas."

Tobat Gue!Where stories live. Discover now