Jakarta, 20 Desember 2018.
Pintu sebuah cafe di daerah Jakarta Pusat itu terbuka ketika seorang gadis masuk dengan tergesa-gesa. Ia berhenti sebentar untuk mencari keberadaan seseorang yang akan ia temui.
"Emm...itu dia, kenapa gue masih aja lupa kalo tempat favorit lo itu di pojokan sih mel?". Keluh Agatha pada dirinya sendiri. Ia kemudian berjalan pelan menghampiri sahabat karibnya yang sedang duduk sendiri di meja ujung,tepat di samping jendala besar yang menjadi pembatas antara cafe bagian dalam dan luar.
"Hayo...lagi ngapain?". Bisik Agatha tepat ditelinga kiri Mellya, membuat si pemilik kaget bukan main dan hampir memukulnya. Melihat reaksi Mellya, Agatha justru tertawa terpingkal-pingkal.
"Bisa gak sih?,lo itu kalo dateng jangan kayak hantu?".
"Gak bisa!".
Jawab Agatha ketus. Ia kemudian duduk di depan Mellya sambil merapikan rambutnya yang lepek terkena hujan.
"Gue udah jauh-jauh dateng, sampe keujanan, masih aja dicemberutin".
"Hallo...?,mbak Agatha yang cantik nan tinggi, tujuan awal kita ketemu itu apa?buat kepentingan siapa?".
Agatha hanya bisa nyengir mendengar jawaban dari Mellya. Karena memang ia lah yang minta ketemuan,ia ingin meminta bantuan dari sahabatnya itu untuk menyelesaikan laporan yang sedang ia buat.
"Iya, iya. Eh...lo udah pesen minum belum?".
"Belum, gue nungguin lo".
"Oke. Karna gue udah dateng sekarang kita pesen dan berhubung lagi ujan kita pesennya yang anget-anget aja kayak pelukannya mas Andre". Celoteh Agatha yang ia akhiri dengan tawanya yang menggelegar.
"Lo masih sama Andre?".
"Udah enggak sejak sebulan yang lalu".
"Kenapa?".
"Kalo ada yang lebih kinclong gue bisa apa Mel? ".
"Maksudnya?".
Agatha menghela nafas pelan mendengar pertanyaan dari sahabatnya, karna menurutnya jawabannya tadi tak perlu dipertanyakan lagi kejelasannya.
"Jadi gini, ada cewek yang menurut Andre itu lebih cantik dari gue dan Andre kecantol sama cewek itu, terus dia mutusin gue dengan alasan gua udah gak perhatian lagi. Dih...gak perhatian dari mana coba, dua hari sebelum dia bilang gitu gue tuh ngirimin dia brownis sama nasi goreng buat dia, terus gue juga nyemangatin dia yang mau muncak sama temen-temennya,acara anak Mapala gitu". Jelas Agatha panjang lebar dengan emosi naik turun, tapi pandangannya tak lepas sedikitpun dari layar ponselnya,membuat Mellya sedikit gemas dengan tingkah aneh sahabatnya itu.
"Di hape lo ada apaan tha?".
"Ha?". Kini Agatha mengalihkan pandangannya dari layar ponsel ke arah Mellya yang duduk tepat di depannya.
"Tadi yang nanya maksudnya apa kan gue, tapi yang lo jelasin panjang lebar malahan hape lo".
"Tapi lo denger kan Mel?". Tanya Agatha masih dengan cengiran tak berdosa yang membuat Mellya ia sekali membuang sahabatnya itu ke dalam Maze dalam film The Maze Runner.
"Permisi...". Seorang pelayan datang membawa pesanan yang tadi dipesan oleh Agatha. Dua cangkir kopi hangat dengan gambar hati diatasnya.
"Terimakasih". Jawab Mellya ramah pada pelayan tadi. Agatha menyeruput dengan hati-hati kopi yang baru saja di hidangkan tadi.
"Oh,ya tha tadi sambil nunggu lo, gue iseng buka file foto lama kita waktu jaman SMA dulu,coba lo liat foto yang ini!".
Mellya memutar laptop nya menghadap Agatha.
"Yaampun ini kan foto waktu kita ngasih kejutan ulang tahun buat Karin, aku jadi rindu Karin sama Sierra". Agatha sedikit memajukan bibirnya ketika mengucap kata rindu.
"Dan liat, disini lo keliatan happy banget kan waktu itu Calum...". Agatha tak melanjutkan kalimatnya, ia merutuki dirinya sendiri, ia salah membawa arah pembicaraan ini. Dengan senyum penyesalan ia melihat kearah Mellya.
"Sorry ya Mel, gue gak maksud buat ngomongin dia lagi".
Mellya tersenyum,ia melihat keluar jendela yang berembun karena hujan.
"Hujan memang pintar memainkan perasaan kita,ia akan menarik kita masuk kedalam dimensi bernama kenangan dan menciptakan perasaan rancu bernama rindu".
Agatha merasa sesak mendengar Mellya,jika sekarang mereka sedang berada di dalam kamar mungkin Agatha akan langsung menangis tersedu-sedu. Agatha tau betul apa yang dirasakan Mellya ketika mendengar nama itu,karna ia tau jalan cerita mereka dari awal. Menurutnya Mellya dan Calum itu dua orang yang masih saling mencintai,masih saling melempar rindu, dan mereka sama-sama masih kalah dengan ego mereka sendiri.
---
Gimana? Gimana?
*ngomong-ngomong itu kapan pesen kopinya kok udah dateng aja//bodo amat lah//HOLA!! *berapi-api
Aku kembali lagi guys.....
Gimana cerita aku kali ini? Ini baru awal dan kayaknya udah gak jelas banget deh//*jelas kok jelas//masa sih?//*iya jelas kok//oke thanks//
Jadi ini itu ff pertama aku...Ff?
Ff?
Ff?
Iya. Iya. Iya. Ini itu fans fiction pertama aku,pemain nya Calum Hood. Calum Thomas Hood. (a.k.a calon suami)
Tapi terserah kalian mau anggap hasil pemikiran lama aku ini sebagai apa.
See you.....
![](https://img.wattpad.com/cover/166504006-288-k431310.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksata
FanfictionKita memang jauh. Kita memang terpisah. Tapi kita tak pernah terputus. Kita hanya mengikuti alur.