Taylor Swift - Back To December
______________________________
Jakarta, 20 Desember 2018
Aku menarik selimut sampai atas, hujan yang mengguyur Jakarta sejak tadi siang belum juga reda. Walau tak sederas tadi siang,tetapi hawanya berhasil membuatku malas untuk melakukan apapun. Sudah dua jam aku berada diatas kasur dan hanya memainkan ponsel pintar ku, membuka tutup aplikasi Instagram, lalu Tweeter dan terakhir Line.
Merasa bosan,aku bangkit dari kasur dengan penampilan yang aku sendiri pun malas untuk mendeskripsikannya. Aku berjalan kearah jendela lalu duduk disana, melihat pemandangan kota Jakarta dimalam hari ditemani langit yang hitam dan gerimis. Ya, apartemen ku yang berada dilantai atas membuatku dapat melihat pemandangan kota Jakarta dimalam hari dengan gemerlap lampu kotanya, dan aku sangat berterimakasih kepada Ayahku yang memilihkan tempat terindah ini untukku.
Aku menggerakkan jariku dikaca jendela yang berembun, membentuk gambar hati lalu membentuk hutuf C. Ya, aku rindu. Ku akui aku memang merindukannya, karna bohong jika dalam suasana seperti ini kau tak merindukan seseorang atau suatu hal yang pernah ada atau kau alami di masa lalu.
"Ini udah Desember ketiga Cal, kalau memang yang lo tulis diakhir cerita kita itu baru koma,kenapa gue ngerasa kalo kita itu udah sampai titik".
Kupejamkan mataku,dan aku mulai mencari pintu itu, pintu yang akan membawaku ke kenangan itu.
***
Desember 2014.
"Mel, paketnya kurang nih". Teriak Fikri yang berdiri disamping meja guru, si ketua kelas pemalas yang suka bikin aku naik pitam, bagi dia aku itu bukan cuma sekretaris kelas tapi juga sekretaris pribadi dia.
"Lalu?". Jawabku datar.
"Lo ambil lagi gih kurangannya,emang bego tuh si Cahyo ngitung ginian aja kurang".
"Lah, ngapain lo nyuruh gue?suruh aja Cahyo ambil lagi,kan dia yang salah itung jadi dia juga yang harus tanggung jawab".
"Enggak mau, gue capek!". Teriak Cahyo dari depan kelas.
Kelas dua yang berada dilantai dua, membuat kami para murid malas untuk pergi ke perpustakaan,ruang guru,dan ruang BK yang berada dilantai satu. Terkecuali kantin. Tak pernah ada kata malas untuk pergi ke kantin.
"Lo ya Mel yang ambil, kan lo dipanggil tuh sama Miss Yasmin pas jam istirahat kedua nanti, nah sekalian ambilin kurangan paket kimianya ya?apa lo gk kasian sama temen lo?besok kan ada mapel kimia".
"Iya entar gua ambilin, emang dasar pinter ngeles lo fik".
Fikri hanya nyengir mendengar jawaban pasrah dariku. Dan itu adalah penyebab seorang Mellya yang suka marah-marah gak jelas bertemu dengan seorang Calum yang dingin sedingin es batu di es tehnya mbak Yani yang rasanya ada manis-manisnya gitu.
Bel istirahat kedua berbunyi, aku yang udah minta ditemenin sama Agatha pun segera bergegas turun kelantai satu. Selesai dengan Miss Yasmin aku dan Agatha melanjutkan perjalan menuju perpustakaan.
"Permisi bu,saya dari kelas sebelas mipa dua, yang tadi disuruh sama Pak Yudhi buat ambil paket kimia,tadi teman saya sudah kesini tapi paketnya kurang".
"Oh, tadi Cahyo sontoloyo itu kurang ambilnya?".
Sontak aku dan Agatha langsung tertawa mendengar Bu Yuni penjaga perpustakaan menambahkan embel-embel sontoloyo dibelakang nama Cahyo.
"Tapi kalian ambilnya digudang samping ya, soalnya stok yang disini sudah habis diambil kelas lain,ini kuncinya nanti kembalikan lagi kesini sama catat tambahan paket yang kalian ambil".
Bu Yuni menyerahkan kunci gudang samping kepadaku, aku dan Agatha pamit dan menuju gudang yang letaknya disamping perpustakaan, gudang itu digunakan pihak sekolah untuk menyimpan stok buku dan beberapa stok perlengkapan penunjang belajar lain, gudang itu selalu dikunci jadi kita harus ijin dan minta kuncinya dulu jika ingin masuk. Letaknya yang dipojokan membuat wilayah gudang sepi,tapi ini adalah tempat favorit para murid bandel yang diam-diam merokok disekolah. Biasanya murid kelas dua belas suka nongkrong disamping gudang ini sambil merokok dan bolos jam pelajaran. Satu diantara mereka akan jadi pengawas, jika ada guru piket yang keliling area ini mereka akan langsung lari kebelakang, lurus lalu belok kanan dan berakhir dikantin. Pas sekali bukan, habis lari-lari langsung kekantin beli minum.
"Bukunya sebelah mana Mel?".
"Mana gue tau,gue baru pertama masuk sini, sekarang lo cari sebelah sana dan gue sebelah sini". Kataku membagi tugas karna banyaknya buku yang ada disini.
"Oke".
Ketika kita sibuk mencari, terdengar suara ramai didepan, aku yang tak terlalu peduli masih sibuk mencari paket kimia. Berbeda dengan Agatha, beberapa kali ia melihat keluar karna penasaran.
"Gue liat kedepan dulu ya Mel, bentar doang kok".
"Jangan lama-lama tha!,inget ada gue disini!".
Agatha memutar bola matanya, lalu keluar. Sebenarnya aku juga penasaran dengan apa yang terjadi di luar, tapi buku paket tak akan cepet ketemu kalo aku ikut keluar bersama Agatha. Aku terus mencari di rak-rak besar,khusus mapel peminatan mipa mulai dari biologi kelas sepuluh sampai fisika kelas dua belas. Dan akhirnya aku menemukan yang telah lama kucari. Kimia kelas sabelas. Aku mengambil 4 paket, menepuk-nepuk sampulnya yang berdebu lalu bergegas keluar,tapi ada hal yang membuatku merasa tak enak. Pintunya tertutup.
***
Bagaimana dengan chapter kedua?
Calum kapan keluar?//bentar lagi//
Terimakasih sudah mampir.
See you...

KAMU SEDANG MEMBACA
Aksata
FanfictionKita memang jauh. Kita memang terpisah. Tapi kita tak pernah terputus. Kita hanya mengikuti alur.