Part 14

583 41 4
                                    

Biasakan Vote dan Comment
Terima kasih!

**

Bahkan ada yang di baperin lalu ditinggalkan pergi begitu saja, tanpa tau rasa sakit yang di alaminya.

"Dia lagi di luar negeri, Sha." ucap Arfand sambil menunduk.

"Keluar negeri? Ngapain Fand?" tanya Shasha bingung.

"Dia-"

"Dia mau kemana itu bukan urusan lo." potong Bianca.

"Jelas itu urusan gue! Arland itu pacar gue! Jadi itu jelas urusan gue!!" ucap Shasha dengan nada tinggi.

"Hey! Jangan marah dong! Gini deh, lo cuman pacar dia. Bukan istri dia. Lo gak berhak terlalu mencampuri urusan dia, karena lo itu hanya orang asing yang dia berikan akses untuk memiliki hati dia. Bukan mengetahui semua tentang dirinya." ucap Bianca.

Setelah Bianca berucap, suasana menjadi hening. Lalu, Bianca kembali berbicara.

"Eh Fand! Itu bukannya.. , INTAN?! Kita kesana yuk!" ajak Bianca sambil menarik lengan kokoh Arfand.

"Sorry guys. Gue duluan." ucap Arfand sambil berlalu pergi dari hadapan mereka.

"Lo pergi demi dia, Fand? Jadi selama ini gue apa?" batin Audrey.

"Udah, Drey. Lo engga usah fikirin tentang dia. Cukup tau aja kita, kalau emang cowo selalu kayak gitu. Manis di awal, ujung - ujungnya pahit." ucap Shasha seperti nada sindiran.

Peka terhadap kode yang diberikan oleh Shasha, Gama pun akhirnya bersuara setelah lama membisu akibat pertengkaran singkat.

"Engga semua cowok kayak gitu." ucap Gama tidak terima.

"Halah. Gini deh, sekarang gue tanya. Emang ada cowok yang di dunia ini beda? Emang ada? Kan banyak tuh, Putus karena bosan. Putus karena selingkuh. Putus karena alasannya engga mau LDR, padahal nyatanya dia LDR sama orang lain. Bukan hanya putus. Bahkan ada yang di baperin lalu ditinggalkan pergi begitu saja, tanpa tau rasa sakit yang di alaminya." ujar Shasha panjang lebar.

"Gue contohnya. Gue akan tetap setia sama orang yang gue sayang. Bahkan walaupun dalam jangka waktu 1 hari bertemu, udah bisa sayang sama dia. Gue memang bukan dia;Arland. Tapi gue bisa mencoba menjadi yang terbaik buat lo, semampu yang gue bisa." balas Gama.

"Apaan sih lo berdua? Berantem kaya anak kecil!" pisah Audrey. "Udah sekarang gini deh. Kita cari tahu apa yang di sembunyikan Arland sama Arfand sekarang. Biar semua enggak menduga - duga, Okay?" ucal Audrey lagi.

"Okay!!" jawab Shasha bersemangat

"Hm."

"Gue ga bakal biarin lo langgeng sama Arland. Karena lo hanya milik gue Shasha!" batin orang itu secara diam - diam.

💜💜💜

"Bi!" teriak orang itu sambil berlari mengejar langkah Bianca yang mulai menjauh.

"JASMINE?!" sontak Bianca ketika melihat siapa yang memanggilnya.

"Huh.. anjer.. capek.. sumpah.." guam Jasmine sambil mengatur nafas bahkan sampai membungkukkan badannya.

"Lo ngapain disini, Jas?" tanya Bianca kebingungan. Ia pun melihat kiri dan kanan seperti orang yang takut ketahuan. Lalu Jasmine melihat sekilas sebelum menegakkan badannya.

"Lah? Gue kan sekolah disini. Harusnya gue yang tanya.. lo ngapain disini? Bukannya harusnya lo masih di Korea?" tanya Jasmine ketika melihat Bianca di sekolahnya.

"Gue pindah kesini. Lo belum denger dari bokap lo kalau gue mau di jodohin sama Arfand?" ucap Bianca dengan senyum kecil.

"Anjir.. sumpah?! Ihh.. congrats ya.. . Aduhh.. gue kapan ya sama Arland?" balas Jasmine dengan senyuman kecewa.

"Lah lo belum tau? Sini deh.. gue kasih tau ke lo.." ucap Bianca sambil menyuruh Jasmine mendekat. Lalu, ia membisikkan sesuatu.

💜💜💜

( 09 : 23 malam; Chicago, Amerika Serikat )

Semua terasa sepi. Hidupnya kini terasa sangat hampa. Tidak ada lagi gadis yang menguntitnya kesana kemari. Tidak ada lagi senyuman.

Kalau bukan karena orang tuanya, sudah pasti ia tidak akan mau datang kesana.

"Honey.. ayo kita makan dulu.., Papa udah nungguin di bawah.." ucap wanita separuh baya itu lembut sambil mengelus kepala putra tirinya.

"Saya tidak lapar." balasnya singkat.

"Tapi sayang.., kalau kamu tidak makan.. nanti kamu sakit.. . Nanti mama juga yang repot.."

"Sejak kapan saya menganggap anda sebagai mama saya? Mama saya ada di Indonesia, bukan anda!" balasnya dengan nada yang menusuk.

"Mama tau kamu belum bisa terima kehadiran mama.. . Tapi mama mohon, berikan mama kesempatan.." ucap wanita itu memohon.

"Beri anda kesempatan? Apa anda gila? Jika saya memberikan anda kesempatan, sama saja saya menyakiti mama kandung saya. Seorang penggoda seperti anda tidak pantas diberikan kesempatan!" bentaknya.

"Ini semua bukan sepenuhnya kesalahan mama! Jika papa kamu tidak mendatangi mama pada malam itu, semua ini tidak akan terjadi!!" ucap wanita itu frustasi hingga menangis.

"Hapus air mata buaya anda. Saya tidak akan tertipu seperti papa saya. Saya mohon, anda jangan ganggu keluarga saya lagi." ucap orang itu sambil meletakkan sejumlah uang.

"Kamu tau? Ada nyawa seseorang di dalam rahim mama. Dan dia membutuhkan seorang ayah." ucap wanita itu lirih sambil menunduk.

"Lalu? Ap-"

"Papa kamu adalah Ayahnya!" ucap wanita itu sambil menatap kesedihan di wajahnya.

"Tapi.. Bagaimana bisa? Anda mengarang cerita bukan?" tanya orang itu sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Malam itu, setelah habis acara pesta perayaan ulang tahun salah satu coustamer. Papa kamu datang ke apartment mama. Dan semua terjadi begitu saja." cerita wanita itu sambil menundukkan kepalanya. Dan tak lama kemudian terdengarlah suara isak tangis.

"Ck. Minggir!" ucap orang itu sambil mendorong pelan bahu wanita itu.

Lalu setelah orang itu pergi, wanita itu semakin menangis. Dan semakin deras pula air mata yang di keluarkan dari mata cantiknya.

"Gue gak percaya sama wanita itu. Gue harus tanya langsung sama papa!" batin orang itu sambil berjalan tergesa - gesa.

💜💜💜

Tbc.

ARSHA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang