Part 32

598 30 0
                                    

Biasakan Vote dan Comment !!
Terima kasih!

***

Sudah berakhir.

Beberapa hari kemudian, Natali sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Arland menghantarkan Natali, Shasha, juga Acha ke rumah mereka. Mereka pun sampai di rumah mereka dengan selamat.

"Sha .. kamu mandi terus langsung istirahat. Selama di rumah sakit kamu 'kan jagain mama sama adikmu terus .. kamu jadi kurang istirahat .." ujar Natali kepada Shasha. Shasha yang mendengar kata - kata itu langsung menatap Arland.

"Tap - tapi Arland?" tanya Shasha kebingungan.

"Aku pulang. Kamu baik - baik di rumah. Jaga adik sama mamamu. Aku pamit." ujar Arland sambil mengelus rambut Shasha. Shasha pun tersipu malu.

"Iya sudah. Hati - hati ya .. aku naik dulu .." ujar Shasha sambil tersenyum. Arland pun mengangguk.

Lalu, Shasha pun langsung naik ke kamarnya untuk membersihkan diri, mata Arland pun mengikutinya. Setelah merasa Shasha menghilang, Arland pun pamit untuk pulang. Namun di cegah oleh Natali.

"Nak .. tunggu sebentar." cegah Natali sambil mendekap Acha. Arland pun berhenti dan berbalik.

"Terima kasih." ujar Natali sambil menunduk. Arland hanya menganggukan kepalanya.

"Hasil tes besok akan keluar. Sesuai janji anda, jika hasilnya negatif anda tidak akan mencampuri hubungan kami apapun terjadi. Jika positif, sesuai kesepakatan kita, Saya akan memutuskan hubungan ini dan pergi USA." ujar Arland terdengar dingin kemudian meninggalkan rumah itu.

Natali yang melihat itu hanya menghela nafas lalu beralih ke Acha yang sedang tertidur lelap.

"Semoga semua akan baik - baik saja." gumam Natali sambil mengelus pipi Acha.

***

Keesokan harinya, Arland seperti biasa menjemput Shasha untuk berangkat bersama ke sekolah. Setelah mereka berpamitan dengan Natali mereka pun berangkat.

Dalam perjalanan, tak ada satu pun yang berbicara hingga mereka pun sampai di sekolah.

Ketika sudah sampai, Arland seperti biasanya menggenggam erat tangan Shasha seakan memberi tahu bahwa ini adalah miliknya, sehingga siapapun akan bedecak kagum atas aura mereka mereka berdua.

***

Bel istirahat pun berbunyi, sehingga siswa maupun siswi berhamburan keluar kelas mereka untuk menuju satu tempat yang pasti, yaitu kantin.

"Drey, gue mau ke kantin. Lo ikut kaga?" tanya Shasha.

"Sorry, lo sendiri aja ya? atau gak ajak Arland gih! Soalnya gue lagi nyalin pr matematikanya, Gama. Lo kan tau sendiri gua gblok banget di pelajaran ini." ujar Audrey sambil menulis sesuatu di buku dari buku yang lain. Shasha pun melihat ke belakangnya, dan ia melihat Arland yang sedang tertidur pulas.

"Um .. gue sendiri aja deh. Yaudah gue cabut ya .."

"Lho? Kok gak bareng Arland?"

"Arland lagi tidur gue ga mau ganggu." ujar Shasha lagi, Audrey pun mengangguk dan melanjutkan menyalin.

Ketika Shasha keluar kelas, tangannya di tarik oleh seseorang.

"EH!!"

"Shttttt!! Diem!"

"Jasmine?"

"Diem. Ikut gue lo."

Di lain tempat

TING!!

Sebuah suara menandakan bahwa ada pesan yang masuk. Dengan cepat sang pemilik membukanya dan langsung membulatkan matanya.

***

Bel masuk pun berbunyi, Audrey telah selesai menyalin dan Arland pun sudah bangun dari alam bawah sadarnya. Seketika Arland menjadi panik ketika melihat Shasha tak ada di hadapannya padahal sahabatnya ada disana.

"Shasha mana?" tanya Arland dingin tanpa basa - basi kepada Audrey. Audrey yang melihat hal itu langsung mengangkat bahunya sambil menggeleng.

"Tadi sih, katanya mau ke kantin. Tapi gak tau dah kemana dia kok belum balik." ujar Audrey sekenanya. Mendengar penuturan Audrey, Arland bertambah gusar.

"Ck!"

Setelah itu, Arland langsung berlari keluar kelas. Namun saat ia berada di bingkai pintu, ia melihat Shasha berjalan lesu kearahnya namun tetap tersenyum seperti biasanya jika ada yang menyapanya.

"Shaa??" ujar Arland khawatir sambil menghampirinya. Shasha pun langsung mendongkak kan kepalanya dan tersenyum kecut.

"Are you okay?" ujar Arland sambil memegang bahu Shasha. Shasha pun menegang dan kemudian, menyingkirkan tangan Arland dari sana.

"Kita perlu bicara nanti." ujar Shasha terdengar dingin dan meninggalkan Arland sendirian. Arland pun menjadi kebingungan.

***

ARSHA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang