Part 18

558 35 2
                                    

Biasakan Vote dan Comment
Terima kasih!

**

Malam ini, mungkin menjadi malam terindah bagi Shasha. Bagaimana tidak? Penantiannya selama ini, sudah terbayar dengan pasti. Arland telah kembali didalam hidupnya.

Setelah berhari - hari menghilang entah kemana, kini Arland berada disisinya kembali.

Di tambah lagi, Ibunya yang kemarin pergi ke luar negeri, kini sudah ada disampingnya lagi. Namun, ada sedikit keganjalan di dalam hatinya.

"Ma," panggil Shasha terhadap Natali.

"Iya, sayang?" balas Natali melihat ke arah Shasha sebentar, lalu kembali melanjutkan memotong sayuran untuk dimasak.

"Umm, Shasha boleh bertanya?" tanya Shasha.

"Sejak kapan mama, larang kamu untuk bertanya?" ucap Natali sambil melihat ke arah Shasha. Shasha hanya menunjukan cengiran - nya.

"Itu mah.., kok mama habis balik dari USA , perut mama jadi makin membesar?" tanya Shasha polos. Seketika itu juga, Natali berhenti sejenak memotong sayuran lalu kembali memotongnya.

"Kemarin itu, mama banyak makan disana. Jadi ya.. perut mama agak sedikit membesar gitu.." ucap Natali tanpa melihat ke arah Shasha.

"Owh.. . Eh, iya Mah. Shasha mau cerita. Masa ya, waktu mama bilang mama mau ke USA , pacar Shasha yang sering Shasha ceritain, tiba - tiba ngilang. Aneh gak sih? Terus, pas dia balik lagi ke Shasha, saat itu juga pas Shasha balik ke rumah, ada mama. Kok bisa ya kayak gitu?" cerita Shasha menggebu - gebu.

"Mungkin kebetulan aja kali.." ucap Natali sambil tanpa menatap Shasha.

"Mungkin.. . Oh ya, besok itu 100 hari setelah kepergian papa sama abang kan, Ma?" ucap Shasha dengan nada yang awalnya gembira berubah menjadi sendu. Natali pun berhenti memasak, lalu menghampiri anak nya itu.

"Iya sayang, udah jangan sedih gitu. Nanti malah, papa sama abang juga ikutan sedih lho disana." ucap Natali sambil mengelus puncak kepala anaknya itu, lalu membawanya kedalam pelukannya.

"Mah.., Shasha kangen papa. Kenapa mama gak cari papa baru aja sih? Biar ada yang temenin Shasha waktu mama dinas di luar?" ucap Shasha di dalam pelukan Natali.

Natali diam, namun masih tetap mengelus Shasha dengan kasih sayang. Fikirannya kemudian melayang pada waktu kejadian di USA.

"Ma?" panggil Shasha lagi. Natali pun tergelak. "Eh? Iya?" ucapnya.

"Jadi gimana?" tanya Shasha sambil mengurai pelukannya. Natali tersenyum.

"Nanti mama pikirkan ya.." ucapnya sambil mengelus kepala Shasha lagi. Shasha pun tersenyum senang.

"Eh iya, ada yang bisa Shasha bantu gak?" ucap Shasha sambil melihat ke arah kitchen set. Menurutnya, membantu mamanya adalah salah satu bukti bahwa ia sudah berbakti pada orang tua tercintanya.

"Dek, kalau misalnya Abang sama Papa udah gak ada lagi di dunia ini, kamu harus bantuin mama ya.., Kamu harus jagain mama.. inget pesen abang.." kalimat itu tiba - tiba saja terngiang di dalam benaknya Shasha.

Flashback

"Dek, Abang sama Papa pergi dulu ya.. . Kamu nanti sekolah bareng Reza kan?" tanya Saga; abang Shasha.

"Iya. Tapi bang, kok perasaan Shasha rada engga enak ya.." ucap Shasha gelisah.

"Perasaan kamu aja kali. Makanya jangan terlalu bawa perasaan. Gak enak kan jadinya.." ucap Saga sambil terkekeh.

ARSHA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang