1.

82 13 0
                                    

STIGMA - OPEN

Cerita hanya bersifat fiktif belaka

Murni dari hasil karya imajinasi saya sendiri

*****CHEVALEAGLES*****


Happy reading

.

"Berapa nominal yang mereka kirim?" Tanya nya pada sang rekan yang disibukkan sebab kerlipan  layar monitor tak ada hentinya

"Wow, ini melebihi ekspektasi ku" Seorang pria berpostur tegap menggeleng heboh sebab layar monitor di kamar itu tiba tiba memperlihatkan sebuah email dari pengirim rahasia yang menunjukkan cek dengan sederet kalimat tertulis

Kemudian melirik ke belakang dimana ada siluet berpakaian gelap. Long Coat hitam, sepatu fantofel warna senada. Semuanya, terlihat memandangi keadaan langit cerah Seoul. Pria itu melirik pergelangan tangannya dimana ada sebuah jam rolex keluaran Italia. Baru saja kembali dari perjalanan ke negara kincir angin karena topeng penghianat bisnis miliknya terbuka

"Bandar udara Vigarda, Kapal selam dan satu rest area berupa hutan di ujung Navera. Apa ini bertujuan agar kita menutup mulut, bos? "

Siluet tadi berbalik hingga memperlihatkan sesosok pria berusia di atas kepala dua. Postur tubuhnya tinggi dengan wajah tampan meskipun hanya ada raut datar tak berekspresi disana

"Kalau begitu biarkan dan kembalikan uang serta fasilitas yang di berikan, lalu tambahkan salah satu unit kapal Verry milik kita. Biarkan mereka berbuat sesukanya dan jangan kau hentikan"

"Tunggu. Ah, baiklah. Tapi boss, anda mau kemana?" Sontak langkah nya berhenti tanpa melihat ke arah sepupu

Tatapanya lurus ke depan, lidahnya bermain di dalam mulut "Tentu saja mengerjakan apa yang harus aku lakukan" kemudian ia berjalan kembali hingga berbelok keluar dari kamar sepupunya. Meninggalkan umpatan kasar si sepupu untuk dirinya

*****CHEVALEAGLES*****

BUGHH! .....

DORR!.....

DORR!.....

Dua orang berbaju serba hitam kini tumbang akibat pukulan dari sosok pemuda yang tak lain adalah anggota--- anggota inti,

menendang, memukul seperti adegan baku hantam film action dan terakhir dua tembakan yang dilesatkan pada kepala pemberontak

Pemuda itu tak mendapatkan luka ditubuhnya sama sekali, sesekali mengusap keringat yang mengucur di balik kain penutup berwarna hitam yang menutupi sebagian dari wajahnya

Menatap kearah dua orang yang merupakan buronan di hadapannya yang sudah tak berdaya, salah siapa mereka yang mencari masalah. Beberapa komplotannya sudah banyak yang melarikan diri dan kebetulan ia menemukan dua orang malah sedang asyik memasang alat peledak alias Bom tersebut di tengah-tengah mall kosong tak terpakai.

tak habis fikir dengan bagaimana sebenarnya jalan fikiran para buronan itu, apa yang sebenarnya mereka inginkan dengan membuat kekacauan di setiap tempat

Dan tentu saja ia mengetahui isi kepala para orang tak berguna seperti incarannya kali ini, yaitu memperjualbelikan obat penenang yang biasa tersedia di rumah sakit, obat yang bisa menyebabkan penggunanya merasakan sensasi lain serta ingin menambah lagi dan lagi hingga tubuh pasien akan semakin rusak

STIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang