Selanjutnya..
Disebuah ruangan yang serba putih, seorang wanita – Choi Kibum – sedang berjalan dengan sedikit kebingungan. Tidak ada apa-apa dalam ruangan yang hanya di dominasi cat putih bersih itu.
Namun, ia melihat diujung ruangan itu terdapat pintu yang berwarna cokelat.
Ia dengan perlahan mendekati pintu itu. Setelah ia sudah berada tepat di depan pintu itu, ia mengangkat tangannya dan segera membuka pintu itu dengan perasaan yang penasaran bercampur sedikit bingung.
Ia melihat ruangan yang putih sama dengan ruangan yang sebelumnya. Namun, yang berbeda adalah banyak kursi kayu panjang yang tersusun rapi dengan beberapa vas yang berisi bunga lily putih yang ada di ruangan itu.
Tepat setelah pintu itu terbuka sepenuhnya, ia melihat sebuah peti berwarna kecokelatan dengan banyak bunga yang ada di sekeliling peti itu.
Kibum semakin bingung.
'Dimana aku sebenarnya?' Batin Kibum.
Ia kembali melangkahkan kakinya ke depan, menuju ke arah peti itu.
Ia sebenarnya takut, tapi rasa penasaran yang ia rasakan mengalahkan rasa takutnya.
Ia meremas kedua tangannya. Perasaannya semakin bercampur aduk.
Jarak antara dirinya dengan objek yang ada di depannya itu semakin mengecil. Sedikit demi sedikit ia dapat melihat isi dari peti itu.
Semakin ia melangkah, semakin jelas apa yang ada dalam peti itu.
Jantungnya mulai berdegub kencang.
Ia sangat mengenal siapa yang ada di dalam peti itu.
"H-hyukjae?" Kibum mulai mengeluarkan suaranya kecil. Ia mempercepat langkah kakinya.
"Ani... H-hyukjae-ya.." Ia kembali mengeluarkan suaranya setelah ia berada dekat dengan peti itu. Bahkan saat ini, suaranya terdengar bergetar.
Ia melihat anak sulungnya berada di dalam peti itu. Anaknya tetap menutup matanya dan terlihat menyunggingkan senyum kecil di wajahnya. Hyukjae terlihat sangat pucat, tubuhnya berbalut dengan tuxedo hitam.
Kibum menutup mulutnya dan air telah menggenangi matanyanya melihat anak sulungnya yang berada di depannya saat ini.
"Andwae.... Hyukjae-ya kau kenapa? Ayo bangun.. Eomma ada disini.." Kata Kibum. Ia menangis dengan sesegukan.
Ia mendekatkan tangannya ke arah pipi Hyukjae. Sesaat setelah menyentuhnya, ia hanya merasakan dingin. Ia semakin menangis keras.
Ia jatuh berlutut sambil terisak.
"Hyukjae-ya, maaf kan eomma, eum? Ayo bangun, nak.. Eomma disini.. Eomma mohon.." Ia memegang tangan anaknya yang berada diatas perutnya.
Ia terus terisak dengan keras. Hingga.....
Tap Tap Tap Tap Tap
Kibum tiba-tiba mendengar suara langkah, tepatnya langkah dua orang, yang mendekatinya. Ia menghentikan isakannya sesaat dan membalikkan badannya.
Ia melihat dua orang anak laki-laki. Keduanya adalah anak sulungnya dan anak bungsungnya. Mereka berdua saling memegang tangan erat dan menyunggingkan senyum kecil ke arah ibunya.
"Hyukjae-ya.. Henry-ya.." Kibum serasa tidak bisa berkedip melihat kedua anaknya.
"Eomma.. Aku.. aku akan menemani Henry.. Aku mohon jaga Kyuhyun untukku.. Maaf dan Terima Kasih.." Hyukjae berujar. Ia kemudian memberikan senyum sendunya.