Monster
RATE: M
PAIR: Hinata x Naruto
GENRE: Drama/Romance
WARNING: AU, OOC, TYPO,
DLDR
.
.
.
Dia Pria gila. Tidak, dia monster.
.
.
.
Dia benar-benar membuatku gila.
.
.
.
Malam dimana Naruto meninggalkan apartment Hinata.
Di sepanjang perjalanan hanya ada keheningan di dalam mobil mewah itu. Laki-laki dengan rambut nanas yang sedang menyetir sesekali menguap, mengantuk atau tidak lelaki itu selalu saja menguap.
"Apa yang sedang kau lakukan di sana tadi Naruto?" Tanya Shikamaru memecah keheningan diantara mereka berdua.
"Ada yang menculik ku lalu memukuli ku" Jawab Naruto datar. Shikamaru hanya diam menunggu kelanjutan cerita Naruto.
"Aku kabur lalu bersembunyi di sebuah gang. Tiba-tiba saja seorang gadis menghampiri ku lalu menolong ku, dia membawa ku ke apartment miliknya," Shikamaru menoleh sekilas dengan menatap Naruto tidak percaya.
"Woahh, menolong mu? Di zaman seperti ini, masih ada yang mau menolong orang asing yang berada di gang gelap dan mencurigakan seperti mu?" Shikamaru terkekeh sendiri dengan ucapannya.
Mendengar ucapan Shikamaru, Naruto hanya diam dengan pandangan datar lurus kedepan. Keheningan kembali menyapa diantara mereka berdua.
Setelah beberapa menit keheningan diantar mereka. Shikamaru kembali membuka suara.
"Tapi Naruto siapa yang menculik mu? Dan untuk apa menculikmu?" Shikamaru bertanya masih dengan pandangan fokus ke depan.
Naruto hanya mengkangkat bahu tak acuh.
"Aku juga tak tahu Shika. Aku tidak mengenal mereka. Aku yakin mereka hanya suruhan seseorang."
Shikamaru menoleh sekilas untuk melihat ekspresi Naruto. Yang Shikamaru lihat Naruto tetap tenang seperti biasa tak menunjukan ekspresi apapun.
.
.
.
Disepanjang jalan menuju caffee Hinata terus memikirkan kemana pemuda itu pergi. Pikiran-pikiran negatif berkecamuk di dalam kepala cantik Hinata.
Apakah pemuda itu diculik kembali?
Tapi semalam Hinata tidak mendengar suara keributan.Hinata terus berfikir tentang pemuda yang diketahui yang memiliki nama sama seperti toping ramen.
Apakah pemuda itu pulang sendiri karena tidak ingin berada di tempat Hinata? Tapi apakah pemuda itu mengetahui daerah sini apakah pemuda itu tidak tersesat?Hinata terus melamun hingga tidak sadar bahwa tempat tujuannya terlewat. Hinata berhenti sebentar lalu menengok ke arah belakang.
"Eehhh??" Setelah sadar bahwa tujuannya terlewat Hinata berteriak lalu berbalik lari ke arah yang dituju.
Nafas Hinata terengah-engah karena berlarian.
"Kau kenapa Hinata? Dan mau kemana kau tadi?" Tanya Sasori dengan terkekeh pelan.
Hinata menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil tersenyum canggung.
Melihat ekspresi Hinata, Sasori hanya tersenyum. Lalu tangannya mendarat diatas kepala Hinata lalu mengacaknya pelan.
"Ku pikir kau telah menghilangkan kebiasaan melamun mu itu Hinata," ucap Sasori sambil tersenyum tulus.
Hinata yang rambutnya diacak-acak oleh atasannya itu membuat bibirnya cemberut karena membuatnya berantakan. Padahal Hinata sudah menyisirnya dengan rapih.
"Tapi ini berbeda," ucap Hinata yang masih mengerucutkan bibirnya.
"Baiklah-baiklah, sebaiknya kau segera ganti pakaian mu lalu mulai bekerja,"
Hinata memberi hormat lalu segera berbalik menuju ruang ganti.Hinata mengelap peluhnya dengan punggung tangan. Entah mengapa rasanya hari ini sangat melelahkan.
Hinata tersenyum senang kala melihat banyak nya pelanggan yang datangTidak terasa hari semakin gelap. Jam kerja Hinata akan selesai sebentar lagi.
Setelah menunjukan pukul sembilan malam. Hinata segera bergegas untuk pulang entah mengapa tubuhnya minta diistirahatkan.Disepanjang jalan Hinata bersenandung ria. Merasakan getaran handphone di sakunya segera saja Hinata mengecek benda persegi panjang tersebut.
Hinata mengernyitkan dahinya mengetahui pesan masuk dari Gaara.'Hinata bisa tolong kau antarkan baju yang di atas meja ke tempat kerja ku? Aku lupa membawanya'
Hinata menghela nafasnya. Belum sampai tujuannya tapi Hinata sudah mendapat tugas lagi. Segera saja Hinata mempercepat langkahnya. Lalu mengambil barang Gaara dan mengantarnya, setelah itu ia bisa beristirahat.
.
.
.
Di sini lah Hinata sekarang dengan membawa tas kecil yang berisikan barang pesanan Gaara. Sebenarnya Hinata sangat malas untuk ke tempat kerja Gaara. Karena Gaara bekerja di sebuah club malam sebagai peracik minuman.
Hinata berjalan dengan hati-hati agar tidak bersentuhan dengan orang-orang yang sedang meliuk-liukan badannya di lantai dansa.
Hinata melihat Gaara melambaikan tangan padanya. Segera saja Hinata menghampiri Gaara."Huhhh, lain kali jangan sampai tertinggal lagi," Hinata berucap dengan sedikit berteriak.
Gaara terkekeh lalu mengacak rambut Hinata. Hinata yang diacak rambutnya oleh Gaara langsung saja menepis sambil mengerucutkan bibirnya.
Kenapa tidak Gaara tidak atasannya senang sekali mengacak rambutnya."Haissh, kau ini," ucap Hinata sebal.
"Maaf telah merepotkan mu, dan terimakasih. Oke?"
"Hm," Hinata bersedekap dada.
"Tapi maaf Hinata, aku tidak bisa mengantarmu pulang pekerjaanku masih banyak. Kau bisa kan pulang sendiri?"
"Tentu saja, memangnya aku anak kecil," Hinata mencibir.
Tanpa Hinata sadari seseorang dipojok ruangan sedang menatapnya dengan tatapan tajam.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster
FanfictionHinata merasa tidak cantik untuk disukai pria itu. Tapi kenapa pria itu sangat terobsesi padanya.