Part 6

14 2 0
                                    

Aku lelah, lelah dengan semua penantian yang tak Kunjung usai
Aku lelah harus berpura pura tidak terjadi apa apa
Aku lelah, aku lelah karena pertanyaanku tak kunjung mendapatkan sebuah jawaban

Alex membaringkan tubuhnya di kasur miliknya sambil berpikir apa yang sebenarnya terjadi pada Nikita, kenapa dia seolah menjauh dari alex dan juga teman temannya

Ada apa sebenarnya apa Alex dan yang lain membuat kesalahan sehingga Nikita menjauhi mereka

Pikiran Alex saat ini memang tertuju pada Nikita tapi bukan berarti dia
berhenti memikirkan tentang Rio
Jujur semenjak kedatangan Queen waktu itu pikiran Alex hingga saat ini masih bertanya tanya apakah yang Queen katakan benar atau itu hanya sebuat kebohongan belaka

Alex memang pada awalnya tidak pernah berharap mendengar kabar tentang orang yang telah melukai hatinya itu

Tapi kenapa ia harus mendengar lagi tentang dirinya
Apakah sesulit itu membuka lembaran baru dan hidup normal seolah dia tidak pernah ada dalam hidup Alex

Tok tok tok!!

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan ku dengan sekejap
Aku berjalan menuju pintu

"Alexa, buka ini kaka"

"Iya ka sebentar" aku membuka pintu dan tampak lah kaka ku berdiri dengan membawa sekotak makanan ditangannya

"Ada apa ka?"

"Ini kaka bawain nasi goreng,  makan ya" dia menyodorkan kotak berisi nasi goreng padaku

"Yaudah ka, ayok masuk,  kita makan bareng, Alexa ambil dulu piringnya"

"Oke"

Aku berlalu dari kaka ku untuk mengambil piring, ketika aku mengambil piring aku tiba tiba mengingat kejadian sama persis seperti kaka ku membawakan ku nasi goreng

Ya aku teringat ketika aku masih bersama Rio dia begitu perhatian sampai sampai dia rela membelikan ku nasi goreng walau sudah larut malam karena aku belum makan seharian

Ahhh aku ini kenapa aku tidak boleh mengingat itu lagi, itu hanya masa lalu,  dan kejadian sama persis ini hanya sebuah kebetulan~batin Alex

Aku naik menuju kamar ku, dan menemuka kaka ku yang sedang membaca Diary ku,  dengan cepat aku mengambilnya sebelum dia membaca nya lebih banyak lagi

"Apa ada yang menyuruhmu mengratak barang barang ku? " ucapku dengan nada ketus dan meliriknya dengan sinis

"Maaf aku tidak sengaja membacanya" katanya tanpa melihat kearah ku

"Aku rasa semua orang mempunyai privasi, dan mungkin semua orang juga harus menghargai privasi orang lain"

"Iya sekali lagi aku minta maaf,  ngomong ngomong kata kata mu bagus dan menurutku sangat teramat pedih" Dia meminta maaf dengan seolah olah memancingku untuk bercerita

"Iya aku maafkan untuk kali ini,  terima kasih telah memuji dan untuk kalau kau bilang kalau tulisanku sangat pedih itu bukan urusanmu"

"Iya aku mengerti dan kurasa kau perlu waktu untuk sendiri sekarang,  aku akan makan di kamarku saja" dia lalu berjalan keluar  sambil memegang piring berisi nasi goreng tadi

Tapi tiba tiba dia menoleh lagi ke arahku dengan tatapan penuh tanya

" Oh ya Alex aku ingin memberi tau mu kalau berhentilah menyakiti dirimu demi seseorang yang entah untuk siapa hatinya ditujukan,  dan berusahalah untuk mengikuti kata hatimu,  terkadang apa yang kau lihat bukanlah kenyataan yang sebenarnya terjadi" dia mengatakan begitu seolah olah dia tau sesuatu yang telah terjadi padaku

Setelah kaka ku sudah menutup pintu kamar ku,aku segera memakan makananku lalu membersihkan nya, 
Setelah itu aku kembali merebahkan tubuhku pada kasur dan memikirkan perkataan yang kaka ku katakan padaku

Apa yang dimaksud kaka tadi apakah aku harus mngikuti kata hatiku?
Dan apakah yang diceritakan Queen benar tentang Rio pada malam itu?

Ini sangatlah membingungkan siapakah yang benar dan salah ataukah aku harus mengikuti kata hatiku ataukah ego ku ini

Aku melamun tanpa aku sadari aku tertidur dengan segudang pertanyaan di otak ku

MAAF BANGET YA UPDATE NYA LAMA,  LANJUT PART 7 YA GUYS!!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CRYING IN THE  "RAIN" ☔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang