15

1.1K 229 59
                                    

setelah sampai di rumah sakit yang salah, akhirnya xuxi dan donghyuck melanjutkan perjalanan mereka ke rumah sakit tempat mark di rawat sebenarnya.

"are you sure this is the right way?" tanya xuxi selagi fokus menyetir.

"yes sure pediasure."

batin donghyuck, "bodo amat dah! kaga ngarti bahasa inggris gua."

"i'm sorry hyuck, my bahasa aint good. you don't have to answer every question i ask. tidak apa-apa."

sebenarnya, dulu xuxi lancar berbicara menggunakan bahasa indonesia saat masih kelas 4 sd, berhubung dia pindah ke negara asalnya jadi dia totally melupakan bahasa indonesia —bahasa isn't his mother tongue— dan siapa sangka jika dia pindah ke sini lagi?

"tapi tidak apa-apa, i take indonesian course last week agar aku bisa berbicara dengan mu." ucap xuxi.

"lo belajar bahasa cuma mau ngomong sama gua?" tanya donghyuck kaget.

"mungkin aku bisa understand what you said jika kamu menggunakan bahasa yang formal."

"formal? kayak kau-aku?" tanya donghyuck.

"yes, but i prefer aku-kamu." balas xuxi sambil tersenyum, entah apa arti di balik senyumannya.

"....ok."

><

hampir 40 menit, akhirnya xuxi dan donghyuck sampai di rumah sakit tempat mark.

"kurasa ini rumah..."

"...rumah sakitnya." ujar donghyuck melanjutkan apa yang hendak di katakan xuxi.

"yes, thank you."

"donghyuck, bukankah itu renjun and jeno?" donghyuck menyipitkan matanya.

benar saja, itu renjun dan jeno.

"ayo kesana." kata donghyuck.

"dari mana aja lo? gak kenapa napa kan?" renjun panik saat donghyuck dan xuxi menghampirinya.

"gak apa-apa cuma nyasar doang."

"lo gimana sih! kayak baru tinggal di sini aja lo!" jeno menoyor kepala donghyuck menggunakan telunjuknya.

"salahin gua aja terus gak papa."

"udah ayo berantemnya jangan di tengah lobby gini, malu." renjun menengahi jeno dan donghyuck.

"kau tidak apa-apa, xuxi?" tanya renjun dengan bahasanya.

"aku baik-baik saja,"

"donghyuck, where is handphone aku?"

donghyuck lupa, dia masih memegang handphone milik xuxi yang tadi dia pinjam untuk menelfon renjun karena ponselnya sendiri sedang krisis baterai.

"oh iye, maaf aku lupa. ini, makasih." ujarnya sembari mengembalikan ponsel xuxi.

"tidak apa-apa."

"nomer berapa kamarnya mark?"

"aku gak tau." jawab jeno.

coincidence 一 hyuckheiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang