Lamat terngiang lagunya So7
...Seberapa hebatkah kau untuk kubanggakan
Cukup tangguhkah dirimu untuk s'lalu kuandalkan...
Mengiringi pikiranku yang mengembara. Mencoba membuat sketsa utuh tentang lelaki tersebut.
Beliau adalah inspirasi hijrahku. Tertampar keras dengan statemen beliau saat terakhir kali ke kos ku untuk mengantarkan buku literatur kuliah. Saat itu aku baru semester 3. Baru dapat materi mentoring tentang sistem pergaulan Islam. Dan Allah kirimkan seseorang yang berhasil membuatku berpikir kembali pada tujuan awalku datang ke Banjarmasin. Bukankah aku ke Banjarmasin ingin memiliki pribadi yang lebih baik, ingin hijrah, selain menuntut ilmu?"De, tidak ada pacaran dalam Islam. Tidak ada yang namanya jalan berdua, berboncengan sepeda motor. Tidak ada yang namanya dua-duaan dalam Islam. Dosa itu semua." Beliau berkata dengan sangat cepat, tak memberi kesempatan untukku menjawab. Setelah itu beliau langsung pergi dan aku tak pernah lagi berbicara dengan beliau. Dan nyaris tak pernah bertemu lagi.
Kalian tau apa yang ada di benakku saat itu? Di satu sisi malaikat membisikiku, ayo berubah, hijrah, istiqomah, malu tu sama yang baru masuk Islam. Kamu yang udah dari lahir Islamnya kok nda tau dengan aturan Islam dan nda mau melaksanakannya. Sombong banget kamu.
Di sisi lain, setan pun membisikiku: emangnya kamu siapa? Pacar juga bukan. Masuk Islam juga baru beberapa bulan.
------------------
Kuakui, aku belum sepenuhnya berhijrah sejak hari terakhir bertemu beliau. Teman-teman seangkatanku mungkin melihat bagaimana aku. Simpan ceritaku ya teman, simpan aibku. Ambil yang baiknya, buang yang buruknya.Saat itu aku sedang berproses menjadi lebih baik. Ibarat seekor ulat yang ingin menjadi seindah kupu-kupu, mestilah melewati proses menjadi kepompong. Maafkan atas ketaksempurnaanku dan membuat kalian mengernyitkan dahi saat itu.
-------------------
18 Juli 2003. Tepat di hari ulang tahunku. Saat beliau datang ke Samarinda untuk yang kedua kalinya. Saat beliau mencoba meluluhkan hati mama untuk mengijinkan kami menikah.
Malam itu mama masih mencoba mengulur waktu untuk melepaskan anak sulungnya ini. Mama pun memberi tangguh hingga aku menjadi PNS.
Beliau pun menjawab dengan menganalogikan bahwa menunggu aku menjadi PNS sama dengan menunggu ajal.
Mendengar argumen beliau, mama pun beranjak dari kursi menuju kalender yang ada di ruang tamu.
Sambil menunjuk sebuah tanggal di kalender tersebut, mama pun berkata: "tanggal segini kita benikahan."Telunjuk mama mengarah pada tanggal 22 September 2003.
-------------------
Sabtu, 22 September 2003. Sudah selesai acara akad nikah. Kami pun sudah selesai sholat sunnat ba'da dzuhur.
Sama-sama terdiam, tak tau apa yang mau dibicarakan.
Beliau pun mengeluarkan sebuah buku dari dalam tas.
"De, tolong dibantu jawabkan soal ini ya. Ada siswa yang nanya. Kk nda tau jawabannya apa."
Buku matematika SMA kelas 3 sebagai awal pembuka pembicaraan kami. 😂
--------------------
TAMAT
KAMU SEDANG MEMBACA
Napak Tilas Sang Pejuang Cinta
AdventureTrue love story. Tentang hijrah dan perjuangan seorang muallaf dalam menemukan cinta sejati.