Wahai suamiku tidak bisakah kita merasakan lelah sendiri saja?
Merasa lelah sendiri
Begitulah kawan wanita yang bercerita kepadaku tentang kehidupan keluarganya
Bukan karena ia lelah dengan aktivitasnya dari pagi sampai pagi lagi
Bukan karena ia mulai lelah berpuluh kali membereskan mainan anaknya
Bukan karena ia mulai lelah dengan tugasnya sebagai ibu dan istri
Bukan
Tapi karena ia mulai lelah sendiri
Merasa lelah karena tidak ada campur tangan suami yang dengan suka hati ikut andil dalam pergumulan membentuk sebuah Baiti Janati
Merasa lelah sendiri
Begitulah sebuah kisah dari seorang suami yang akhirnya memutuskan untuk bercerai dengan suami yang amat dicintainya
Bukan karena ia lelah untuk mencukupi kebutuhan sang istri dan anak
Bukan karena ia lelah dengan kepulan asap kendaraan, otot-otot badan yang mulai kepluntir tidak karuan, dan rasa ngantuk disaat pergi dan pulang kerja
Bukan
Tetapi karena ia merasa lelah sendiri
Merasa lelah karena tidak ada campur tangan istri yang sigap mengontrol harta suami agar tidak buyar kebablasan dalam pengeluaran
Karena tidak ada kerelaan hati istri untuk memulai hidup nol lagi, pun ikhlasnya menjaga diri
Setelah menikah, beban suami ataupun istri akan mengganda
Semua akan sama-sama merasa lelah
Tentu merasa lelah sendiri bukan merasa lelah bersama
Karena itulah, setiap kita baik suami ataupun istri tetap butuh uluran tangan pasangan
Seorang istri tetap butuh uluran tangan suami untuk membantu istri dalam tugas kerumahtanggaan setiap pagi sebelum kerja atau momong anak diakhir pekan. Tetapi ini tentu tidak menurunkan derajat suaminya sebagai pemimpin
Seorang istri tetap butuh bantuan seorang suami yang sigap menjadi sandaran keluhan istrinya. Pendengar setia istrinya, tentu tidak hanya akan membuat istrinya merasa nyaman, tetapi mencegah aib keluarga untuk tersebar keluar
Begitu pula seorang suami yang pasti membutuhkan seorang istri yang penuh ikhlas untuk memulai semuanya dari awal berjuang bersama
Entah akhirnya dia memutuskan untuk menjaga diri dan mencukupkan harta suami di rumah ataupun berujung melangkahkan kaki untuk berkontribusi dalam bekerja untuk membantu perekonomian keluarga, tentu bukan untuk menurunkan derajat sebagai seorang wanita
Seorang suami pasti membutuhkan seorang istri yang ikut semangat mendukung pekerjaannya, dan ini tidak hanya membuat suami bugar dalam pekerjaannya tetapi menjaga agar suami senantiasa menjemput rezeki dengan cara yang halal
Saling mendukung dan memberikan bantuan pada pasangan bukan sesuatu hal yang bisa menurunkan derajat melainkan agar kita tidak lelah sendirian
Karena lelah sendiri akan membuat kita merasa berat
Yang akan membuat mencari nafkah begitu terasa lelah
Padahal bukankah menikah adalah membuat sebuah organisasi kecil dalam sebuah peradaban ?
Dan tentu merasa lelah bersama akan jauh lebih menguatkan dibandingkan lelah sendirian bukan ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah
SpiritualMenikah sudah jelas bagian dari ibadah kepada Allah Namanya ibadah harus punya ilmunya Follow ig : akadnikah fiqhwanita_