menit ke dua belas

4.6K 905 16
                                    

eunwoo membuka matanya, perlahan ia menyentuh pipi lisa. pucat, dingin, dan tak bernyawa. eunwoo menahan napasnya, sakit sekali melihat lisanya seperti ini.

“untuk setiap waktu yang kita habiskan bersama, aku berterima kasih. untuk setiap luka yang aku berikan, aku minta maaf.” ujar eunwoo pelan, “kamu adalah hal terbaik yang terjadi dalam hidupku. yang aku sesali adalah tidak membalas pesan kamu. aku menyesal karena gak bilang perasaanku ke kamu. aku sayang kamu li.”

eunwoo menyandarkan kepalanya di sisi peti, menahan air matanya agar tak terjatuh. “aku mungkin akan sering menangis, mungkin juga akan menganggap ini semua hanya mimpi, tetapi ditiap kemungkinan yang ada satu kemungkinan agar kamu tetap hidup gak akan jadi nyata. kamu adalah kemungkinan yang gak akan menjadi nyata dalam hidupku. kamu adalah kebahagiaan semu dalam ketidakmungkinan.”

eunwoo bahkan tak tahu apa yang ia bicarakan. eunwoo hanya tahu bahwa saat ini ia harus mengatakan apa yang ditahannya selama ini. “maaf karena beberapa kali pesan dan telfon kamu dijawab oleh rose. dia anak profesor di rumah sakit yang merekomendasikan aku, li. maaf belum pernah membahas ini sama kamu. maaf karena bikin kamu khawatir. sekali pun aku gak pernah menganggap dia lebih dari rekan kerja. cuma kamu li, cuma kamu yang ada di pikiranku dan cuma kamu yang aku sayang.”

eunwoo tersenyum, “permintaan kamu terwujud li karena sampai akhir aku tetap saka kamu. sekarang kamu penuhin ya permintaanku. aku mau kamu selalu memperhatikanku dari surga. tunggu aku, sayang.”

perlahan eunwoo mencium jemarinya, kemudian dengan hati-hati menempelkan jarinya ke kening lisa. “rest well my love.”

✈✈✈

let go
-amel

thirteen minutesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang