Bab 7

3.6K 155 24
                                    

Karena makin banyak yang baca. Jadi semangat lanjutin cerita ini. Jangan lupa vite nya ya. Biar makin rajin lanjutinnya. Makasih
*
*
*

"hari ini kamu berangkat sekolah sendiri ya ris" ucap kakek risky.
"yah, kakek" keluh risky yang sudah menyelesaikan sarapannya. "bisa telat klo naik angkutan umum".
"loh kakek gak bilang kamu harus naik angkutan umum".
"ya terussss?"
Kakek risky mengambil kunci motor di kursi di samping ia duduk. Ia berdiri dan menghampiri cucunya. "kamu pake ini" ucapnya sambil mengayun-ayunkan kunci di depan risky. "kamu cek sendiri di garasi".
Secepat kilat kunci motor itu berpindah tangan. Senyum keceriaan mengembang di wajah risky, dengan setengah berlari ia berjalan ke garasi rumah.
"wawwwww" ucapnya sambil mengusap CB250rr yang dulu pernah ia minta ke ayahnya tapi tak kunjung di belikannya. Dengan alasan ia akan semakin gemar ngeluyur dan membuat nilai akademisnya tambah jelek.
Ia melihat ke arah kakeknya yang berdiri dengan senyum di bibirnya. Ia memeluk kakeknya.
"makasih ya kek, dah beliin risky motor yang dulu risky inginkan" ucapnya "kakek yang terbaik dah pokoknya".
"loh, bukan kakek yang beliin" ucap kakeknya yang membuat Risky memasang wajah penuh tanya. "kemaren ayahmu nelpon, terus kakek bilang kalau nilai-nilai akademikmu mambaik, terus ia minta beliin motor ini buat kamu, katanya selama nilai-nilai kamu membaik apa aja yang kamu minta ia bakal kabulin, bukannya dulu kamu pernah minta motor ini ma ayahmu?".
Ada hikmahnya juga pindah ke luar kota batin risky. Risky menyalakan motornya sehingga deruman motornya yang masuh halus memenuhi garasi rumah kakeknya. Senyum ceria tak pernah lepas dari bibirnya. Ia turun dari motornya dan mengirim pesan sungkat ke alan.
"lu jangan berangkat dulu, bareng w aja" terkirim
"w dah mau jalan" balas alan.
"pokoknya tunggu w, lu berangkat bareng w" terkirim
"ok" balas alan dengan emotikon kesal. Yang membuat senyum kemenangan bersinar di wajah risky. Tanpa membalas pesan alan. Ia memasukkan kembali ponselnya ke saku celananya.
"ya udah risky berangkat sekolah dulu ya kek" ucapnya sambil menaiki motor barunya, sesaat sebelum ia turun kembali. "eh, tapi risky kan belom punya SIM kek" keluhnya
"coba buka dompet gantungan kuncimu" ucap kakek risky.
Risky membuka dompet gantungan kunci motornya. Disana ada stnk dan sim C atas namanya. Senyum ceria bersinar di wajahnya. "kok bisa kek".
"kakekmu ini, apa sing yang gak bisa" ucapnya jumawa.
"kakek emang yang terbaik" ucap risky yang membuat kakeknya makin tinggi. "klo gitu risky berangkat dulu ya kek" ucapnya sambil mencium tangan kakeknya.
*
*
*
Dari kejauhan risky melihat alan di depan gerbang rumahnya yang terlihat kesal dan berkali-kali melihat ponselnya. Begitu tiba di depan alan. Ia meghentikan motornya dan menyodorkan helem pada alan.
"saya gak manggil ojek mas" ucap alan dengan nada kesal.
"ini udah siang loh, emang mau kita telat, terus di hukum bersihin toilet sekolah?" ucap risky yang membuat alan menyambar helm yang disodorkan padanya. Dan langsung mendaratkan pantatnya di jok belakang motor alan.
Ya kali ya, mau naik diatas tank bensin.
" pegangan yang kenceng" ucap risky sambil menstarter motornya.
"iya, bawel".
Tanpa aba-aba risky langsung mengegas motornya memaksa alan mengencangkan pegangannya, yang tadinya hanya berpegangan jaket alan. Kini tangannya sukses melilit pinggang risky karena terkejut yang membuat risky terkekeh, alan memukul keras punggung risky karena kesal.
Begitu tiba di parkiran sekolah alan segera turun dari motor dan melepas helemnya.
"besok gak usah ajakin gw berangkat bareng, gue masih mau hidup" ucapnya kesal, sebelum kabur duluan tanpa menghiraukan panggilan risky.
*
*
*
"gw perhatiin, lu kayaknya lagi kesel banget sama risky" ucap jho di kantin sambil menyantap mie baso nya.
Alan yang juga sedang menyantap mie basonya langsung berhenti dan menatap jho horor. Tapi bukannya jhi takut malah membuat ia ingin meledeknya.
"kok gue jadi berasa aneh ya?" ucap jho yang kini membuat alan berfikir.
"aneh apanya?"
"ya aneh aja lan" ucao joe sambil menyuap potongan basonya. "semalam abis tindih-tindihan" ucapnya sambil menumpuk tangan kirinya dibawah tangan kanannya lalu menggerak-gerakkan tangan kanannya. U know what i mean kan??? "sekarang malah diem-dieman" lanjut jhoe diakhiri kekekan kecil sesaat sebelum tangannya mengusap-usap kepalanya yang tersambar botol air mineral karena ulah alan.
Ini alan kayaknya minta di ruqiyah kali ya biar gak ringan tangan gini.
"lagi diomongin dia nongol" kata jhoe begitu melihat risky sedang menghampiri mereka setengah berlari, membuat alan menghirup nafas berat.
Begitu risky sampai ia langsung menyambar dan menenggak abis air mineral milik alan.
"lu kenapa ris, kaya di kejar setan gitu" komentar jhoe.
"klo urusan ma lina itu lebih serem dari setan malah jhoe" balas risky seenak jidatnya ngatain anak manusia lebih serem dari anak setan. "gw abus kabur dari dia. Tu cewek gada bosen-bosennya ya ngejar-ngejar gw" ucapnya diakhiri senyuman manis sambil menatap alan.
Alan memutar matanya malas. Apa kabar elu batin alan. Klo lina dah kaya setan lue kaya genderwo kali ya. Cocok kan tuh setan ma genderwo batinnya lagi membuatnya tersenyum sendiri.
Jhoe menempelkan telapak tangannya ke dahi alan. "lu sakit lan" ucap jho. "tadi ceberut sekarang malah senyum-sendiri sambil liat baso".
"ck" decih alan sambil bersiap menyambar botol air mineral. Kalau gak keburu di sambar jhoe duluan. Jhoe mengembangkan senyumnya mempertunjukan deretan gigi yang dipagari kawat. Hening sesaat, jhoe dan alan sibuk memakan mie baso masing, risky yang tadi pergi memesan baso, kembali bergabung lagi dengan mereka dengan membawa mie baso di tangan kanan dan es teh manis di tangan kirinya.
"eh, film incredibles 2 dah keluar ya di rita" komentarnya begitu melihat postingan temen di instagramnya yang memamerkan tiket nonton film incredibles 2. "tar sore kita nonton ya lan, film favorit lu kan?".
"lu yang bayar tiketnya. Terakhir nonton gue yang bayarkan".
"gini nih punya temen yang peritungan".
Alan tidak menyaut, hanya berdecih sambil menaikan sudut kiri bibir atasnya.
"gue boleh gabung ya" komentar risky.
"boleh tapi lo yang bayar tiket plus sanck nya" sahut jhoe sambil menujuk risky dengan garpu di tangan kirinya. "gimana deal?"
"ok. Deal" jawab risky.
"dia ikut gw gak jadi deh" ancam alan.
"lu gak ikut, w aduin ma bokap lo, kalo anaknya itu.... " ucap jho terhenti.
"euhh.. Gue ikut" intrupsi alan. "anceman lu gak lucu ah" lanjutnya kesal yang hanya dibalas cengiran oleh jhoe.
Hening sesaat sebelum risky membuka topik pembicaraan lagi, topik pembicaraan yang benar-benar gak disukai alan.
"lu masih marah mau gue gara-gara semalem". Alan masih diam. "ya udah mulai sekarang gue gak bakal ci...".
Alan melotot tangannya mengunci erat bibir alan.
Risky menatap tangan alan yang masuh betah bertengger, menyomot bibirnya. Ia menjulurkan lidahnya dan menjilat tangan alan.
"ishhhh" keluh alan.
"damai ya" ucapnya sambil mementuk huruf v dengan jari telunjuk dan tengahnya.
"eumbb" dehem alan masih dengan wajah kesal.
"Senyumnya mana?" tanya risky yang memaksa alan tersenyum kecut. Singkat.
"gue ke kelas duluan deh" ucapnya jengah melihat drama pasangan di depannya.
*
*
*
Sesuai kesepakatan sore ini mereka sudah tiba di CGV rita pasar raya untun nonton incredibles 2. Alan fan jhosua sedang duduk di bangku bioskop sedang alan mengantri tiket dan beli snack. Begitu dapat ia menghampiri alan dan jhoe. Lalu mereka menunggu sampa pengumuman studio 2 dibuka dan penonton mulai bersiap memasuki studio untuk nonton film termasuk mereka.
Begitu mereka masuk dan mencari kursi mereka. Alan menarik joshua. "jhoe, bukannya ka anton pindah ke batam ya, kok dia ada disini" ucap alan begitu duduk di kursi mereka.
"becanda lu gak lucu ah" ucapnya menanggapi perkataan alan.
"liat aja ke belakang di kursi G nomor 2".
Walaupun gak yakin, jhoe berdiri dan membalikan badannya. Betapa terkejutnya saat ia melihat anton sedang digelendotin cowok di samping kirinya, dan kalo gak salah itu juga dia juga masih satu sekolah sama jhosua dan dia juga ikut pindsh sekolah begitu anton oindah ke batam. Mata alan bertemu pandang dengan mereka. Cowok yang sedang bergelayutan manja sama anton langsung membenarkan posisi duduknya, sambil tersenyum sinis sama jhosua. Jhoe kembali duduk ke kursinya, banyak pertanyaan kini muncul di benaknya. Ingin rasanya ia menghampiri mereka. Dan menumpahkan semua pertanyaan di benaknya kalau saja gak di halau sama alan.
Dan sepertinya bukan hanya jhoe saja yang merasa tak nyaman, anton dan cowok yang bersamanya mungkin merasakan hal yang sama. Entah apa yang mereka rasakan sampai sampai mereka keluar lagi bahkan sebelum film di putar. Jhoe yang melihat kepergian mereka keluar dari studio, juga ikut keluar membuntuti mereka.
Ada hubungan apa dengan dia? kenapa seminggu setelah pindah ke batam mendadak nomor ponselnya gak aktif lagi? sejak kapan balik dari batam? kenapa balik dari batam gak ngasih kabar? Dan masih banyak pertanyaan yang bersliweran di benak joshua. Walaupun hanya sebentar ia menjalin hubungan dengan anton, tapi ia begitu bahagia karena baru pertama kali pacaran. Dan anton lah yang pertama kali mengenalkan dunia pelangi seperti yang sekarang ia jalani. Walaupun ia sudah berusaha melupakannya tapi belum ada yang bisa menggantikannya.
"berhenti" bentaknya. Membuat anton dan pacarnya mungkin, menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya. "aku perlu penjelasan" tegasnya.
"biar gue yang jelasin ya" balas cowok yang menyeret anton kebelakang. "asal lu tau, lu tu cuma diperalat buat bikin gue cemburu jadi ga usah keGRan. Selama ini dia itu sukanya sama gue. Jelas kan??".
"bener itu ka?" tanya jhoe pada anton yang hanya menunduk tanpa bisa menatapnya. Tapi itu menjelaskan kalau yang dikatakan orang di depannya benar adanya.
"terus tentang pindah ke batam, itu juga..." belum jhoe menyelesaikan perkataanya sudah dipoyong sama cowok itu lagi.
"masalah pindah ke batam, itu juga cuma alasan biar dia ngejauhin elu. Gue yang minta. Dah jelas semua nya kan" ucap cowok setengah jadi itu dengan angkuhnya. "ayo kak kita pergi" ajaknya sambil mengandeng anton. Menyeret tepatnya.
"berhenti" teriak jhoe yang di acuhkan mereka, walaupun terlihat anton ingin berhenti taoi cowok di sampingnya memaksanya melangkah. "gue bilang berhenti" tapi merka tetap mengabaikannya. Jhoe melangkah mengejar mereka, ia memegang bahu anton dan memutar badan anton. "dasar pengecut" teriaknya, Satu pukulan dengan tenaga yang di keluarkan dari orang yang sedang terbakar emosi mendarat di rahang antin, membuat ia tersungkur di lantai parkiran rita mall dengan darah segar mengalir. Cowok yang tadinya sombong kini teriak layaknya banci menggelikan, keluar watak asli boti ngondeknya. Membuat jhoe berdecih menghina. Lalu pergi meninggalkan mereka dengan rasa puas.
"akhhhhhhhhhh" teriak jhoe begitu tiba di atap mall, meluapkan rasa kesalnya. Ia marah bukan karena ditinggalkan sama orang yang dulu ia cintai. Melainkan kesal karena dia begitu bego, bisa-bisanya dia gak sadar kalau ia hanya diperalat oleh anton. "akhhhhhhh" teriaknya lagi sambil memukul beton di tepi bangunan atap rita mall. Kalau sedang begini aura jantan jhoe keluar, kontras dengan bedak tebal yang menempel di wajahnya. "hahhhh" teriaknya terkejut begitu melihat dasar dari bangunan empat lantai tempat ia berdiri sekarang. Ia menegakkan badannya dan mundur beberapa langkah dengan tergesa. Jhoe itu benci dengan ketinggian.
Terkadang berteriak mampu mengeluarkan kekesalan dalam hati seseorang selain menangis. Tapi menangisi seseorang kaya anton itu cuma sia-sia bagi jhosua.
Setelah merasa sedikit tenang, jhoe berniat kembali untuk menghampiri risky dan alan. Ia melihat jam di lengan kirinya, "masih lama lagi film nya" keluhnya dalam hati. Ia berniat mengambil ponsel nya, ia meraba seluruh sakunya. Lalu menepuk jidatnya sendiri. "ah iya di tas" sesalnya begitu ingat kalau ia menaruh ponsel dan dompet ditasnya. Dengan membuang nafas beratnya ia beranjak ke lobi CGV memutuskan untuk menunggu alan disana, kalau saja tali sepatunya tidak lepas yang tanpa disadarinya terinjak sendiri dan membuat keseimbangannya limbung.
"huahhhh" teriaknya.
Kalau saja tidak ada yang menangkapnya pasti ia sudah jatuh tersungkur ke depan, mendarat dilantai dengan sempurna. Dadanya tertahan lengan kekar. Jhoe yang memejamkan matanya meraba-raba sesuatu di depannya.
"kok gak sakit, lantainya mana" ucapnya sambil terus meraba-raba.
Ia membuka matanya begitu merasakan ada yang menariknya badannya hingga ke posisi ia berdiri tegap.
"owh" ucapnya. "makasih mas" lanjutnya sambil menatap seseorang yang menyelamatkan dari aksi jatuh di permukaaan yang datar. "eh, bukannya mas yang aku tabrak kemaren di sekolah ya?"
*
*
*
Pendek ya. Hihihihiii

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Risky Dan Alan (BXB) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang