54. Aksara Biru

1.8K 44 0
                                    

Buku biru yang kau titipkan pada Revita sudah kuterima. Aku menerima dengan keadaan baik. Namun, keadaanku yang malah tidak baik. Melihat aksara hitam di atas biru yang kau tuliskan. Kau goreskan tintamu untuk kisah kita yang dulu. Membuka ingatan-ingatan yang telah ku kubur dalam-dalam. Kamu jahat!

Sekali lagi. Aku mengingatnya. Perihal hujan dikala sore itu. Perihal senja di antara malam-malam gelap. Bahkan tentang seragam cokelat kebanggaan.

Kau susun rapi aksara-aksaramu lengkap dengan gambar yang mengisahkan. Mulai paragraf pertama sampai kepada penutup. Kau gambar sedetail itu, persis kejadian masa lalu. Seragam sekolah, cinta pertama (katamu), bahkan sweater yang selalu kau kenakan, kau gambar dengan  nyata. Aku tak tau, ternyata kamu bisa seteliti itu. Tentang kisah kita yang telah lalu.

Aku suka paragraf pertama sampai paragraf kelima. Disana kau kisahkan kisah bahagia tentang kita, yang telah lalu.

Namun, aku benci paragraf "anomali" sampai kepada penutup. Disana kau suguhkan luka-luka. Tentang kita.

Tak ada kata yang terlontar dari bibirku, hanya air mata yang mengalir melalui lembah pipi ini. Tuhan, aku ingin kembali. Pada kisahku yang dulu barangkali. Atau pada kisah masa depan yang lebih baik lagi. Tentunya dengan dia, seseorang yang menjadi alasan aku menuliskan ini.

Di atas buku biru,

Irfaninda

Blitar, 08 November 2018

Kucukupkan Rasaku [SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang