Aku Bercerita

1.2K 43 3
                                    

Haloo temen-temen aku ingin bercerita pada kalian perihal buku ini, perihal tulisan-tulisan ini. Ya, pada dasarnya aku memutuskan untuk 'belajar berhijrah' karena cinta. Alasan yang sangat klasik.

Akan kuceritakan dari awal, sebelum aku menorehkan luka-lukaku disini. Ketika itu aku kelas 10, 15 tahun barangkali. Singkat cerita, aku berpacaran dengan kakak kelasku sewaktu SMA. Kita satu ekskul. Itu alasan kami mengenal dan mengagumi satu sama lain. Dia pandai membuat kata, setiap hari aku selalu dikirimi puisi buatannya. Indah, sangat indah. Karena selalu ada aku didalamnya. Kami hanya bertemu ketika sekolah ataupun ketika kegiatan ekskul. Selebihnya, kami tidak pernah mengadakan pertemuan perdana secara diam-diam. Karena orang tuaku tipikal yang tidak memperbolehkan anaknya keluar tanpa ada kepentingan.

Di SMA aku mengambil 2 tahun, atau biasa disebut akselerasi. Orang tuaku bangga dan mendukungku sepenuhnya ketika aku memutuskan untuk mengambil SMA 2 tahun. Namun, disisi lain pacarku (dulu)  kurang setuju dengan keputusanku. Alasannya, itu akan merenggut masa SMA ku. Dan benar memang, aku menjadi tidak seaktif dulu. Bahkan dapat dikatakan sudah non aktif di kegiatan sekolah. Seringkali aku lebih mementingkan belajar daripada waktu bersama pacarku (dulu). Bahkan tak jarang aku lebih memilih menyepi bersama buku-buku di perpus dibandingkan makan siang bersamanya.

Sampai suatu hari, aku merasa dia berubah. Dia berbeda. Tidak seperti biasanya. Sekarang cenderung cuek. Bahkan biasa saja ketika aku tak mengabari.

Aku tau itu salahku karena terlalu mementingkan belajar daripada dia. Ya, aku yang salah. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk meminta maaf padanya. Dan singkat cerita, kami pun berbaikan kembali.

Sebenenarnya pokok masalah dari hubungan kami bukan itu, melainkan ia sering menuntutku ini dan itu. Barangkali tuntutannya baik. Membawaku pada kebaikan. Misalnya ia menyuruhku untuk lebih aktif lagi di kegiatan ekstra sekolah. Menyuruhku mengikuti event event pramuka. Yash, that's good.

Tapi, ada satu hal yang membuatku tidak suka dengan tuntutannya. Ya, perihal fisik. Aku benar-benar tidak suka ketika seseorang menyuruhku untuk menjadi seperti orang lain. Sekali dua kali boleh lah. Namun, berkali kali. Ia menuntutku untuk menjadi seperti si A, seperti si B, C, D, E, bahkan Z. Aku benar benar sakit hati ketika ia begitu padaku. Aku bahkan sampai berkonsultasi kepada teman-temanku perihal apa kekurangan yang ada pada diriku. Hampir semua kutanyai. Padahal, aku sama sekali tidak pernah menuntut apapun padanya. Saat itu aku benar-benar depresi perihal fisikku yang tak disukainya

Padahal kata teman-temanku tidak ada yang salah pada diriku. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami. Ya, atas saran ibu dan kakakku. Ibu tidak tau kalau aku sedang berpacaran. Namun, ibu tau bahwa hatiku sedang kacau. Beliau hanya bilang cinta itu kebahagiaan.

Setelah hubungan kami benar-benar berakhir, aku masih tetap memperjuangkannya. Jujur saja aku menyesal memutuskannya secara sepihak. Namun, orang lain berpendapat keputusanku sudah benar. Ya, karena dia terlalu menyiksaku dengan sikapnya. Setelah putus aku masih sering menghubunginya sambil berharap dapat kembali padanya sampai hari ulang tahunnya. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk berhenti memperjuangkannya setelah hari ulang tahunnya. Tanggal 07 Juli 2018.

Singkat cerita kisah kami berakhir. Dan benar benar berakhir. Yang membuatku berhenti adalah karena dia ternyata sedang dekat dengan teman seangkatanku. Haha sakit.

Tapi setelah itu aku bangkit dan berjuang. Ingin menunjukkan padanya bahwa aku lebih dari yang ia kira. Aku mampu dan melampaui dari apa yang dia tuntut.

Ya, aku mengikuti sebuah perlombaan semacam duta yang diselenggarakan di kabupaten blitar. Aku mendapat juara 3. Aku membuktikan bahwa aku bisa, bahwa aku cantik dengan caraku sendiri. Ya, dulu aku memang belum bisa merawat diri. Bahkan aku terlalu bodoamat perihal penampilan. Bahkan, dia pernah menyuruhku memakai parfum. Hmm, sebegitunya ia padaku.

Setelah kabar gembira itu, tiba-tiba dia memberikan ucapan selamat padaku. Kalimatnya sudah berbeda dari biasanya, biasanya dia cuek. Namun, kali ini ia mencoba menjadi lebih akrab lagi padaku. Awalnya kupikir kita akan kembali lagi, namun temanku menyadarkanku bahwa dia hanya datang padaku ketika aku berada satu tingkat lebih tinggi dari sebelumnya.

Fyi nih, dulu aku sampai mengemis agar dicintai olehnya. Sebegitu cintanya diriku padanya. Untuk pertama kali aku benar benar serius.

Setelah aku memenangkan kompetisi itu, ada banyak laki laki yang mencoba mendekatiku. Bahkan, salah satu adalah temannya. Namun, aku masih menutup diri.

Setelah itu aku mencoba lebih aktif lagi mengikuti berbagai perlombaan. Dan bersyukur karena aku mendapat beberapa juara di beberapa perlombaan yang aku ikuti.  Juara 1 presentations skills competition, juara 1 karya tulis ilmiah, juara 3 lomba cerdas cermat bahasa indonesia. Bahkan aku sering mengikuti workshop workshop yang diperuntukkan untuk anak SMA.

Setelah beberapa pencapaian itu, banyak yang mendekatiku. Namun, rasaku masih sama. Tak berubah sedikit pun.

Sampai akhirnya ada satu hari yang membuatku kecewa. Ya, benar benar kecewa. Sampai akhirnya aku membencinya.

Sampai tiba saatnya hari dimana pengumuman snmptn. Ya, karena aku akselerasi, aku lulus bareng mantan.
Dulu, waktu kelas 10 aku membuat beberapa hal yang ingin kucapai :
1. Lulus 2 tahun
2. Masuk UGM
3. Wisuda bareng pacar

Harapan pertama tercapai, harapan kedua alhamdulillah Allah mengabulkan meski bukan di UGM

Harapan pertama tercapai, harapan kedua alhamdulillah Allah mengabulkan meski bukan di UGM

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya, aku senang sekalii. Sampai menangis. Aku diterima di Universitas Brawijaya jurusan kebidanan lewat jalur snmptn. Seketika yang aku pikirkan adalah orang tua. Aku akhirnya bisa membuat mereka tersenyum bangga padaku. Melewati masa SMA yang hanya 2 tahun, tidak mudah bagiku. Terlebih sempat terikat dengan seseorang. Membuatku tidak terfokus pada tujuan utamaku yaitu belajar.
Dan untuk harapan ketiga FAILED. Namun, justru dengan pengalaman ini membuatku lebih banyak belajar, memahami bahwa cinta di usia remaja tidak salah. Namun, berpacaran di usia yang tidak sewajarnya lah yang salah. Karena emosi remaja belum stabil. Ia bisa saja melakukan hal hal nekat tanpa berpikir terlebih dahulu. Saranku, pacaranlah setelah menikah:))

Setelah kisah cinta yang meriuhkan selama masa SMA ku, aku terlalu takut untuk mengenal seseorang lebih dekat. Terutama laki laki. Aku memutuskan tidak berpacaran sampai aku menemukan pendamping hidup yang sesungguhnya. Sekarang aku sedang libur panjang dirumah menunggu waktu mulai masuk kuliah. Aku mempunyai bisnis hijab untuk mengisi libur panjangku. Bisa kalian kunjungi di instagram @irfanindaptr_

Pesanku satu, jangan pernah meremehkan siapapun apalagi perihal fisik. Karena apabila Allah sudah menghendaki dia menjadi seseorang yang sukses dan elok parasnya, maka kamu bukan lagi tipenya

Blitar, 28 Mei 2019

Kucukupkan Rasaku [SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang