1. Begin

1.5K 110 10
                                    

06.15 KST

"Sayang, apa kau sudah bangun? Ini sudah lebih dari pukul 6. Apa kau tidak takut telat dihari pertamamu? Hari ini jalanan pasti akan ramai. Ayo, cepat bangun!" ucap seorang namja paruh baya dari lantai bawah kediaman keluarga Kim.

"eunghh.. iya, Appa, sebentar," jawab namja mungil nan manis itu sambil mengusap pelan mata dan mukanya.

Sungguh, ia merasa sangat malas untuk pergi ke sekolah hari ini. Dengan langkah gontai, pria mungil tersebut melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Namja mungil itu mandi dengan keadaan setengah sadar. Demi Tuhan! Dia sungguh tidak bersemangat.

10 menit berlalu, namja mungil itu telah selesai dan berpenampilan begitu rapih. Dia terlihat sangat.. cantik? atau tampan? Ah .... aku yakin siapapun yang melihat penampilannya, pasti akan terpesona dengan namja itu.

Sekali lagi ia bercermin melihat penampilannya. Setelah dirasa semua sudah sempurna, ia turun ke lantai bawah untuk menyapa namja paruh baya yang tadi membangunkannya.

Namja paruh baya itu bernama Kim Jiwon, seorang single parent yang sudah menduda selama 16 tahun. Bukan, bukan perceraian yang membuat dia menjadi duda. Istrinya, Irene, meninggal saat melahirkan anak pertama mereka.

Jadilah sejak saat itu Kim Jiwon tinggal hanya berdua dengan anak semata wayangnya, Kim Jinhwan. Jiwon sangat menyayangi Jinhwan, begitu pula dengan Jinhwan.

Itu karena Jinhwan hanya memiliki Jiwon disisinya. Keluarga besar mereka berada di Jepang semuanya, jadi mereka hanya tinggal berdua di Korea.

Sebenarnya, Jiwon belum setua itu, umurnya baru menginjak 36 bahkan muka dan badannya masih seperti namja berumur 20an. Ya, Jiwon memutuskan untuk menikah muda karena pada saat itu ia sangat mencintai kekasihnya—Irene.

Cukup. terlalu banyak informasi tentang Jiwon. Mari kita lanjutkan ceritanya.

Jinhwan menuruni tangga dengan malas dengan muka yang ditekuk sembari mempoutkan bibirnya.

"Selamat pagi, appa." Sapa namja mungil itu dengan nada malas dan masih dengan muka malasnya. Ia mendudukan diri dikursi meja makan, tepat dihadapan sang appa.

"Selamat pagi, Jinani. ada apa dengamu, hmm? Kenapa kau terlihat sangat lesu? Ini hari pertamamu masuk high school, kenapa kau tidak bersemangat?" Ucap j
Jiwon sembari mengusak lembut rambut anaknya.

"Tidak ada, Appa. Aku hanya masih mengantuk. Semalam Hanbin mengajakku bermain game online bersama sehingga aku baru tidur pukul 2 pagi, aku sungguh mengantuk, Appa. bisakah aku masuk dihari esok saja?" pinta Jinhwan dengan nada sedikit memohon diakhir pengucapannya.

Jiwon yang mendengar penuturan anaknya hanya menggeleng pelan, selalu saja bermain game dengan sahabat lamanya itu, pikirnya.

"Tidak bisa, Jinani, kau harus masuk hari ini," jawab Jiwon sambil mulai memakan sarapan buatannya.

"Ck! Ayolah, Appa, aku benar-benar mengantuk. Sekali ini saja, setelahnya aku berjanji akan menjadi siswa yang rajin. Ya ya ya?" Jinhwan memohon dengan mengatupkan kedua tangannya didepan dada dan memasang puppy eyes-nya.

Tapi Jiwon bukanlah orang yang mudah berubah pikiran, sekali dia berkata A, maka A tersebut harus dilakukan.

"Hey, Kim Jinhwan, apakah Appamu ini pernah memintamu untuk bermain game sampai pagi dan tidak tidur semalaman? Tidak, kan? itu semua salahmu dan Hanbin, appa tidak mau tau kau harus masuk hari ini, appa yang akan mengantarmu" sarkas Jiwon dengan tetap melanjutkan sarapannya.

"Tap–"

"tidak ada penolakan, Kim Jinwan. ayo, cepat habiskan sarapanmu, lalu kita berangkat sebelum kamu terlambat ke sekolah dan appa terlambat ke kantor," dengan cepat Jiwon memotong ucapan anaknya karena ia tau Jinhwan pasti akan membantahnya.

"Ck! Biar saja. Jika appa terlambat, appa pasti tetap bisa masuk karena appa adalah CEOnya, tapi kalau aku terlambat, otomatis aku tidak diizinkan masuk dan aku akan pulang ke rumah dan melanjutkan tidurku dan–"

"—dan appa akan mengurungmu di gudang tanpa handphone ataupun laptop," lagi, Jiwon memotong ucapan anaknya.

"cepat habiskan sarapanmu." ucap Jiwon datar tanpa menatap anaknya.

Jinhwan yang menyadari nada bicara appanya hanya menjawab dengan deheman dan menghabiskan sarapannya. Ia tau, jika appanya sudah bicara dengan nada datar, itu tandanya appanya sudah benar-benar tidak bisa dibantah. itulah Kim Jiwon.

———————————————————

hai, semuanya! ini adalah cerita pertama yang aku buat. ini benar-benar cerita pertamaku. dan aku harap kalian akan menyukainya, hehe.
jangan lupa berikan vote dan comment, kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk kelanjutan cerita ini.
terimakasih!
❤️❤️

Beautiful Farewell (아름다운 작별) [BINHWAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang