SM 2

3.8K 104 8
                                    

Seperti biasa hari ini Rani keliling dagangan untuk mencari rupiah agar bisa menyambung hidup keluarganya.   Dan sekarang adalah hari minggu, Jadi adik yang masih di bangku kelas  satu SMA bisa membantu ia jualan.

Satu Minggu kemudian ibu-ibu yang memborong jualannya itu menelpon Rani untuk di buatkan kue tradisional yang ia jual.

Bu Lani orang menelponnya memesan seratus Kue cucur dan Cincin, dan itu membuat keluarganya kerepotan untunglah hari minggu jadi banyak yang membantu ia dan ibunya buat.

Setelah semuanya sudah di bungkus dengan rapih, akhirnya Rani bisa mengantarkan pesanan Bu Lani.

Padahal sudah di bicarakan melalui telpon nanti akan di ambil pesanannya sama sopir Bu Lani, tapi Rani menolak katanya itu tanggung jawabnya dan kepuasan pelanggan adalah nomor satu.

"Bu, saya sama Vina berangkat dulu ya. Selalu doa kan Rani biar semuanya lancar dan abis"

"Aamiin ! Kamu sama Vina hati-hati ya, kalau sudah habis langsung pulang diluar sangat bahaya"

"Iya ! Bu ..." Mereka menjawab dengan bersamaan. Kemudian ia dan adiknya mencium punggung tangan Ibunya dan memberi salam pada sang Ibu.

Mereka berdua akhirnya berjalan menembus keramaian kota dengan menaiki angkot agar cepat Samapi yang di tuju.

***

Setelah mencapai dua puluh menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah Bu Lani dengan rumah bertingkat dua yang mendominasi warna putih di setiap dindingnya.

Gerbang tinggi menjulang yang berwarna hitam itu memiliki motif indah dan menarik, di sampingnya ada pos penjaga terlihat dari security yang lagi bertugas sambil meminum kopi dan pisang goreng.

"Permisi Pak, Bu Lani-nya ada?"tanya Rani pada security itu.

"Ada keperluan apa mencari Nyonya?"

"Ini saya mau mengantarkan pesanan beliau" sambil memperlihatkan kantong plastik besar pada security.

"Oh. Iya silahkan masuk, sudah di tunggu dari tadi sama beliau" gerbang itu pun di buka, mempersilahkan mereka masuk kedalam.

"Makasih Pak" ucapnya dengan ramah.

"Sama-sama ..." 

Mereka berjalan menuju rumah Bu Lani, setiap sisi rumah ada pohon Cemara dan berbagai macam pohon yang membuat rumah tersebut menjadi sejuk dan nyaman.
Andai ia mempunyai rumah sebagus ini dan dapat pekerjaan yang lebih baik dari ini, mungkin dia tidak akan sesusah ini. Rani berdoa dalam hati mudah-mudahan suatu saat nanti ia akan mempunyai rumah sebagus ini

"Kak, rumahnya bagus banget yah, adem lagi pasti betah tinggal disini" ujarnya pada sang kakak.

"Andai rumah kita kaya gini, duh pasti keren banget ya Kak" lanjutnya dengan senyuman manis sambil membayangkan jika ia mempunyai rumah keren itu.

"Iya ... Doain aja semoga suatu saat nanti kita bisa membangun rumah kaya gini, makanya kamu harus belajar dan sekolah yang rajin"

"Aamiin... Ay ay Kapten" ucap Vina dengan penuh semangat, Rani mengusap rambut Vina dengan sayang.

Ting Tong ...

Rani memencet bel rumah tersebut, dan tak berselang lama di bukalah pintu itu dan di sambut oleh seorang wanita paruh baya mungkin umurnya seperti ibunya. Dilihat dari penampilan nya mungkin Ibu itu asisten rumah tangga Bu Lani.

"Nak Rani kan ...?"

"Iya Bu .. ! Bu Lani-nya ada?"

"Oalah ... Mari masuk ibu sudah menunggu kamu dari tadi"

Surrogate Mother (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang