🕊️🕊️🕊️
Setelah selesai mengantar pesanan Rani melanjutkan pekerjaannya yaitu menyetrika baju di rumah tetangganya yang sudah biasa menggunakan jasanya, setiap hari ada tiga rumah yang ia kerjakan khususnya di hari Minggu.
Di hari biasanya dia tidak bisa karena ia harus berjualan. Palingan kalau ada waktu luang hanya satu rumah yang ia ambil untuk menggunakan jasanya.
Rani dan Vina berpisah dengan berlawanan arah, ia kerumah tetangga yang sudah dijanjikan akan jasa gosoknya. Sementara Vina pulang ke rumahnya.
"Kamu pulang saja duluan, Kaka mau kerumah Bu Winda takutnya nyariin karena terlalu lama" ucap Rani pada adiknya Vani.
"Gak pulang dulu Kak, istirahat sebentar. Emangnya Kaka gak capek apa?" tanya Vani menatap wajah sang Kaka tertuanya yang tak pernah lelah untuk mencari uang.
Walaupun terlihat jelas ada guratan lelah di wajah sang Kaka, namun Rani berusaha menutupinya dengan senyuman manisnya.
"Kalau pulang dulu takut ke sorean, mending sekalian aja kesana" jawab Rani sambil meraih tangan Vani dan menggenggamnya membalas menatap Vani.
"Boleh iku Kaka gak? Mau bantuin Kaka biar gak capek Kaka-nya"
Ingin sekali Vani, membantu Rani untuk meringankan bebannya dengan mengerjakan pekerjaan tersebut.
"Nggak usah! Kamu istirahat aja sekalian bantu ibu di rumah"
"Ya sudah, Kaka hati-hati. Aku pulang dulu" Vina mencium punggung tangan Rani setelah itu lanjut pulang kerumahnya.
"Assalamualaikum ... " Vina mengucap salam sama orang rumah
"Waalaikumsalam... ! Lho kok pulangnya sendiri? Kaka kamu kemana?" Jawab sang ibu dan Vina langsung mencium tangan ibunya.
"Katanya mau nyetrika baju di tetangga sebelah, Bu"
"Ya Allah tuh anak, bukannya pulang dulu malah lanjut yang lain. Emang gak laper apa, pasti kalian belum makan siang kan?"
"Belum Bu, katanya kalau makan di warung sayang uangnya. Lebih baik buat sehari-hari"
"Ya sudah! Kamu masuk sana terus makan, makanannya udah ibu siapin di meja makan"
"Yang lain udah makan, Bu?"
"Sudah. Tinggal kamu sama Kaka kamu yang belum"
"Ayah masih di sawah?"
"Masih. Lagi sibuk-sibuknya, soalnya lagi panen jadi ibu buatin bekal makanan. Terus di anter sama adik kamu, sampai sekarang belum pulang"
"Ibu juga mau ke sawah bantuin Ayah, soalnya gak ada kerjaan di rumahnya" lanjutnya
"Ibu istirahat aja kalau sakit ibu kumat gimana, kata dokter kan jangan sampai ibu kecapean"
"Gak papa. Ibu baik-baik aja kok"
Sang ibu akhir-akhir ini sering merasakan pusing, capek sedikit saja sakitnya langsung menyerang ibunya
***
Waktu berjalan begitu cepat akhirnya pekerjaan Rani hampir selesai tinggal rumah ini doang yang sedang ia kerjakan, untungnya cuma sedikit baju yang ia setrika dan rata-rata upah yang ia dapat seratus ribu. Lumayan buat kebutuhan rumah dan biaya ibu berobat.
"Sudah mau selesai, Rani?"
"Eh. Ibu, iya nih cuma tinggal beberapa baju lagi. Setelah itu beres, ada apa yah Bu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrogate Mother (Hiatus)
General FictionKehidupan yang serba mahal, tak membuat gadis cantik bermata bulat itu pantang menyerah. Justru membuat ia lebih semangat lagi untuk menyambung hidup dan membahagiakan kedua orangtuanya beserta kedua adiknya. Walaupun keluarganya masih lengkap ia ta...