Heart : 2

129 15 2
                                    

Sebenarnya akk masih bingung. Next story akk mo buat tapi bukan tentang korea korea gitu.. Tapi pengalaman seseorang. So, wait and always wait haha.. Thank you muah









Pagi hari yang cerah, Seokjin menyiapkan sarapan untuk adiknya. Lisa. Seokjin selalu membuatkan sarapan untuk adiknya dengan resep yang diberikan oleh mendiang ibunya.

Setelah selesai membuat sarapan tersebut, Seokjin menyiapkan di depan kamar Lisa. Seokjin tidak pernah masuk ke kamar Lisa. Karena Lisa tidak suka jika kakaknya masuk ke kamarnya.

"Lisa-ya, sekarang waktunya sarapan. Hehe" perintah Seokjin dengan ciri khas orang idiot. Lisa keluar dari kamarnya dan hanya memandang rendah Seokjin.

"Aku akan pergi memetik bunga untuk dirangkai. Hehe. Sepulang sekolah nanti kau yang merangkai dan mengantarkan kepada pelanggan. Hehe. Aku pergi dahulu. Hehe" Seokjin pamit pergi kepada Lisa. Namun gadis itu hanya melihat kesal saja.

Seokjin berjalan menuju ke kebun untuk memetik bunga. Dan dia berhenti di taman tersebut. Menunggu seseorang adalah keahlian Seokjin. Ya, dia menunggu pujaan hatinya yang tengah berada di Seoul.

"Jisoo, kapan kau pulang? Hehe". Gumamnya

"Seokjin, kau tidak memetik bunga?" tanya ajjushi. "Iya, aku akan memetik bunga. Heh. Kalau begitu sampai jumpa paman. Hehe" Seokjin pergi dari taman tersebut.

Sesampainya di taman bunga. Seokjin pun mulai bekerja. Yang dia lakukan adalah menanam dan memetik bunga. Taman bunga milik Seokjin dan Lisa adalah peninggalan orang tua mereka.

Jam berlalu begitu cepat, kini saatnya Seokjin ke toko karena diyakini Lisa sudah ada di toko bunga. Jarak dari taman ke toko tidaklah jauh. Hanya memakan waktu 15 menit untuk berjalan kaki.

Seokjin berjalan sambil menari tidak jelas. Yang dia rasakan adalah bahagia. Namun di tengah jalan dia bertemu seseorang yang sudah lama tak dijumpainya.

Sosok yang selalu di rindu ketika sang pujangga pergi dari kampung halamannya. Sang pujangga yang pergi ke kota besar. Sang pujangga yang selalu di tunggu di taman jungkat jungkit.

Seokjin malu malu melihat gadis pujangganya. Namun sang gadis malah risih melihat Seokjin dan sedikit takut kepada Seokjin.

"H-hai Ji-Jisoo. Hehe." Seokjin menyapa gadis pujangganya dengan gagap. Ya. Jisoo adalah gadis pujangganya. Gadis itu adalah cinta pertama Seokjin.

"H-hai juga. Kau?" kerutan di dahi jisoo terlihat karena dia tidak paham dengan Seokjin. "A-aku Kim Seokjin. Hehe. Apa kabar?. Hehe" Seokjin masih malu untuk bertanya kepada Jisoo. "Aku baik baik saja, Kim Seokjin" Jisoo menjawab sambil tersenyum.

Hati Seokjin bergemuruh ketika melihat senyum Jisoo. "Jisoo baik baik saja. Hehe. Jisoo baik baik saja. Hehe." Seokjin kemudian pergi dengan kalimat itu. Jisoo yang di tinggal pergi oleh Seokjin hanya bingung dengan tingkah aneh Seokjin. Namun beberapa menit setelah Seokjin pergi Jisoo teringat sesuatu.

"Ah, rupanya dia Kim Seokjin si idiot itu" gumamnya. Jisoo kemudian berjalan ke rumahnya

Di toko bunga, Seokjin terus tersenyum. Memberikan bunga yang sudah dipetiknya kepadanya Lisa. Lisa yang melihat tingkah kakaknya pun bingung karena dia terlihat bahagia.

"Selamat datang di toko bunga kami" Sapa Lisa ketika seseorang masuk kedalaman tokonya. Tak lupa Seokjin pun memberikan salam kepada pelanggan.

"Saya ingin memesan bunga buket untuk acara pernikahan kakak saya." kata pelanggan tersebut. "Baik, kapan waktu dan tempatnya?" Lisa melayani dengan ramah. "Lusa, ini tempat dan tanggalnya. Bisa diantar kan?" tanya pelanggan tersebut. "Tentu saja bisa, baiklah terimakasih dan tunggu lusa pasti saya antar untuk anda" jawab Lisa. Pelanggan tersebut keluar dari toko

Seokjin tengah memotong tangkai bunga. Lisa siap mengantar pesanan untuk pelanggan. "Aku akan mengantarkan ini ke pelanggan. Jaga toko dengan baik." katanya dingin. "Hati hati di jalan. Hehe" Seokjin memberi perhatian kepada Lisa. Lisa pun pergi mengantar pesanan tersebut.

Seokjin menjaga toko ketika Lisa sedang mengantar pesanan. Seokjin begitu telaten dengan bunga bunganya. Seseorang maksudnya ke dalam toko tersebut. "Selamat datang di toko bunga kami. Hehe" Sapa Seokjin kepada pelanggan. "Oh. Hai, kita bertemu lagi" Sapa pelanggan tersebut. Seokjin hanya tersenyum bodoh. "A-apa yang k-kau cari?. Hehe" Tanya Seokjin kepada pelanggan tersebut.

"Aku ingin mencari bunga yang cantik untuk kuberikan kepada bibiku. Bisa kau bantu aku memilih bunga yang mana?" Sambil tersenyum kepada Seokjin. "Ah, iya Jisoo, hehe. Bunga ini cantik untuk bibimu. Hehe." sambil memberikan bunga wild carrot

Jisoo menerima bunga tersebut. Dan kemudian melihat bagaimana cara Seokjin merangkai bunga tersebut.

"Lain kali, bolehkah aku merangkai bunga sendiri?" pinta Jisoo. "Eoh, tentu,. Hehe" Jawab Seokjin. "Baiklah, apa itu sudah selesai?" Tanya Jisoo kembali. "Tentu, hehe. Ini untuk mu" sambil memberikan bunga tersebut.

"Ini cantik sekali!" Jisoo benar benar menyukai bunga itu. "Hehe, benarkah?" Tanya Seokjin penasaran. Dan Jisoo hanya mengangguk. "Terimakasih, Kim..." Jisoo nampaknya lupa dengan Seokjin. "Seokjin. Hehe" sambil tersenyum.

"Aku pergi dulu, sampai jumpa" pamit Jisoo. "Terima kasih banyak. Hehe" karena gugup Seokjin hanya menjawab kalimat tersebut.


































Ini baru saya revisi. Dan baru sempat.. Maafkan. Terima kasih telah mampir

Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang