Part 2

1.8K 374 49
                                    

"Sehun-ahh."

Kyungsoo masih terisak di atas aspal, seluruh badannya gemetar, bahkan kakinya terasa sangat lemas. Berapa butir lagi pil pahit dari sebuah kenyataan yang harus ia telan tanpa segelas air? Ini sudah lebih dari sekedar kata cukup untuk Kyungsoo.

Meski banyak orang berlalu-lalang disana ternyata tak ada satupun yang memperdulikannya. Dunia memang kejam, dimana kasta selalu menjadi hambatan dalam sosialisasi manusia. Tak ada yang sedetikpun menatapnya iba. Mereka hanya sibuk dengan ponsel pintarnya sepanjang jalan yang mereka lalui. Siapa yang rela mengulurkan tangannya untuk sekedar membantu Kyungsoo bangkit? Pasti mereka enggan jika harus dengan senang hati mengotori tangannya sendiri.

Kyungsoo menutup wajah dengan kedua telapak tangannya, tangisnya tak bisa mereda begitu saja. Sekarang apa lagi yang ia miliki? Bahkan satu perak harga diri pun tak dia miliki. Hanya Sehun yang membuatnya bertahan hidup dalam dunia yang ia sebut dengan neraka seperti ini. Hanya Sehun kekuatan terbesar yang ia miliki. Dan sekarang para iblis penghuni neraka itu telah membawa pergi malaikatnya. Kyungsoo bingung, apa yang sekarang harus ia lakukan. Bahkan tak ada secuil pun informasi yang bisa ia cerna mengenai orang-orang yang membawa anaknya pergi.

.
.
.
.
.

Ini sudah hari ke tiga semenjak penculikan itu terjadi. Sehun yang kini terbaring lemah di atas tempat tidur mewah, dengan mulut kecilnya yang terus menggumamkan kata 'mama'. Kondisinya tak baik, suhu tubuhnya kian meningkat meski banyak obat penurun panas yang mereka berikan pada bocah kecil itu.

"Bagaimana?" Tanya pria dengan rambut honey brown itu yang terlihat cemas.

"Sudah aku katakan. Dia menginginkan ibunya. Tidakkah kalian berpikir untuk membawa ibunya kesini? Atau kalian memang sengaja ingin membunuh anak selucu dia dengan cara seperti ini?" Pria bermata kucing itu mulai memasukkan beberapa alat dokter ke dalam tasnya, tak lupa ia menuliskan resep obat pada secarik kertas.

"Ku harap hati nurani kalian berfungsi untuk masalah ini saja. Berhentilah menjadi monster!" Setelah memberikan kertas itu dengan kasar ia kembali menatap tajam beberapa manusia yang berdiri dengan kaku di sana.

"Aku pamit, nanti sore aku kembali lagi kesini untuk melihat kondisinya. Dan jika kalian masih belum bertindak, aku tak segan untuk menyuntik mati kalian semua." Dokter itu pergi, meninggalkan beberapa manusia yang kini saling menatap dengan tajam.

"Idiot!!" Cerca lelaki berambut honey brown itu sembari menatap beberapa orang yang berdiri di sampingnya. Ia mulai melangkahkan kakinya mendekat ke arah ranjang Sehun dan mengusap rambutnya dengan pelan.

"Aku tidak tahu jika dokter Minseok bisa mengeluarkan kata-kata setajam itu."

"Itu semua karena salahmu Kim Jongdae!" Lelaki berambut honey brown itu kembali menggeram marah, namun ia tak berteriak. Ia tidak mau jika Sehun terbangun karena teriakannya.

"Aku? Kenapa aku?" Jongdae yang sedari tadi bersandar di dekat pintu mulai menegakkan tubuhnya.

"Kau yang membawanya bodoh! Bagaimana bisa kau membawa anak yang sudah dengan jelas mempunyai ibu! Dasar idiot!" Makinya kembali.

"Baekh, ayolah. Aku hanya membayar orang-orang itu. Aku lelah harus mencari bayi yang sesuai dengan kriteria yang Kris hyung berikan. Salahkan saja orang-orang itu. Dan asal kau ingat, aku sudah membayar mereka dengan mahal." Jongdae berlalu dari kamar Sehun, meninggalkan ketiga lelaki yang menatap Sehun dengan raut khawatir.

"Baekhyun kau disini saja, aku akan menemui manusia sialan itu." Lelaki cantik dengan mata rusa itu mengikuti langkah Jongdae yang keluar dari kamar Sehun.

Merciless Cult [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang