Part 3

1.6K 371 31
                                        

"Bagaimana keadaanmu?"

Kyungsoo tersenyum ke arah seorang lelaki yang masuk ke dalam kamar yang ia tempati.

"Lebih baik. Terima kasih emm..."

"Baekhyun, panggil aku Baekhyun."

"Terima kasih Baekhyun, dan terima kasih sudah menjaga Sehun selama ia disini."

Baekhyun tersenyum, matanya beralih menatap anak lelaki yang tertidur dengan lelap di dalam dekapan Kyungsoo. Napasnya terdengar lembut dan tenang. Baekhyun tak pernah melihat Sehun tidur senyenyak itu semenjak ia berada di sini.

Baekhyun akui hatinya terasa nyeri melihat Kyungsoo mendekap tubuh kecil Sehun dengan menggumamkan lagu penghantar tidur. Tangannya tak tinggal diam, sesekali mengusap punggung Sehun atau mengusap pelan rambutnya. Baekhyun ingin yang berada dalam posisi seperti itu adalah dirinya, bukan Kyungsoo.

"Kalau kau butuh sesuatu panggil saja aku." Baekhyun keluar dari dalam kamar Kyungsoo, matanya sudah memanas. Semenjak menginjakkan kakinya di dalam neraka ini Baekhyun sudah berjanji untuk tidak menangis lagi. Tapi nyatanya meski terlihat seperti iblis ia masih memiliki hati kecil jauh di dalam sana.

"Hyung."

Baekhyun tersenyum, setelah menutup pintu dengan rapat ia berbalik cepat dan menatap Tao yang kini berdiri di hadapannya.

Tao menarik napasnya dalam. Hatinya selalu ikut di remas jika melihat Baekhyun seperti ini. "Menangis saja hyung, aku disini. Bersamamu."

Baekhyun tertawa hambar, "Kau gila? Aku menangis? Yang benar saja."

"Kadang aku lupa kita berada dimana," gumam Tao.

"Kau tahu sendiri Tao, meski batu terbakar ia takan hancur."

Tao menatap miris ke arah punggung kecil Baekhyun yang mulai menghilang dari pandangannya. Ia kembali mengepalkan kedua tangannya. Andai saja ada yang bisa ia lakukan selain menjadi seorang pecundang maka ia akan melakukannya.

.
.
.

Katanya, hidup itu adalah sebuah pilihan. Akan ada banyak pilihan yang muncul dalam hidup seseorang. Tapi untuk sebagian orang justru tak banyak pilihan dalam hidupnya.

Setiap pilihan memiliki dampaknya masing-masing, dan semua orang tak pandai menentukan sebuah pilihan. Mereka cenderung memilih dalam keadaan tertekan dan putus asa hingga hasilnya adalah sebuah kekecewaan, bukannya kebahagiaan seperti yang mereka inginkan.

Untuk Baekhyun maupun Kyungsoo, mereka memiliki pilihan yang sama dalam hidupnya.

.
.
.
.
.

Lelaki tinggi itu mulai mengamati gedung di hadapannya. Sesekali ia menghisap batang nikotin yang membuatnya candu dan mengepulkan asapnya dengan tenang.

Matanya terpaku pada seseorang yang keluar dari dalam mobil, seorang lelaki paruh baya dengan jas mahalnya.

Lelaki itu segera mengambil posisi, menarik tas yang selalu ia bawa ketika menjalankan hobinya.

Tangannya dengan lincah mengambil potongan demi potongan benda asing itu. Ia memasangnya seakan itu adalah mainan semasa kecilnya.

Tak butuh waktu lama sampai ia menampilkan wujudnya yang sempurna. Senjata laras panjang yang menawan selesai dan siap untuk menemani eksekusinya malam ini.

"Let's party dude," Gumamnya pelan.

Ia mengeluarkan moncong senjata pada ujung jendela, menunggu santapannya berada pada posisi yang tepat dan dalam hitungan detik peluru itu berhasil menyelinap masuk kedalam kepala korban. Tepat dan akurat tanpa kesalahan sedikitpun.

Merciless Cult [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang