Sesampainya disekolah Daiki segera menuju ke kelasnya. Namun saat sedang berjalan di koridor tiba-tiba seseorang memanggilnya.
"DAI-CHAAAAAAAN"
Mendengar seseorang meneriakkan namanya Daiki pun segera menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya kearah sumber suara.
"Chii-chan?"
Seorang pemuda berperawakan mungil terlihat berlari kearah Daiki. Setelah sampai didepan Daiki ia pun segera berhenti dan mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal akibat berlari mengejar Daiki.
"Chii? Kau kenapa? Kenapa lari-lari begitu sih?" tanya Daiki heran melihat pemuda mungil didepannya itu.
"Kenapa kenapa! Aku itu mengejarmu tau! Dari gerbang tadi kau aku panggil-panggil tapi tidak dengar!" ucap pemuda itu galak setelah berhasil mengatur nafasnya
"Eh? Yang benar? Hehe maaf ya"
"Huh" pemuda itu memalingkan wajahnya, merajuk.
"Kawaii" gumam Daiki tanpa sadar.
"Hah? Kau bilang apa?" mendengar Daiki bergumam pemuda itu pun memalingkan wajahnya berhadapan dengan Daiki.
"Ti...tidak, oh ya memangnya ada apa kau mengejarku?" Daiki segera mengalihkan pembicaraan.
"Oh iya, sebentar" pemuda itu membuka tasnya dan mengambil sesuatu dari dalam sana.
"Ini, buku Matematikamu ketinggalan kemarin di ruang osis" ucap pemuda itu lalu memberikan sebuah buku pada Daiki.
"Oh iya, pantas saja semalam aku cari-cari tidak ada. Mana hari ini ada pelajarannya lagi, terimakasih ya Chii" Daiki pun mengambil buku tersebut
"Un, makanya hati-hati. Untung saja aku yang menemukannya, bagaimana kalau ditemukan yang lain, memangnya kau tidak malu. Nilai matematikamu kan jelek hahahha"
"Oi! Nilai ku tidak jelek tau!" ucap Daiki tidak terima
"Huhuhu Dai-han baka~ Dai-chan baka~" namun pemuda itu malah lebih semangat meledeknya.
"Aku tidak bodoh!"
"Lalu?~"
"Aku hanya malas menunjukkan kepintaranku~" ucap Daiki dengan percaya diri
"Hih, kalau baka ya baka saja! Dasar Dai-chan baka~"
"Aku tidak baka! Dan lagi, ini disekolah! Setidaknya panggil aku senpai atau Dai-nii! Aku ini seniormu tau!"
"Tidak mau!. Sampai kapan pun aku tidak akan memanggilmu senpai atau Dai-nii!"
"Ish kau ini!"
"wlee... Ya sudah ya aku kembali ke kelas ku dulu, jyaaa" pemuda itu pun pergi meninggalkan Daiki setelah sebelumnya menjulurkan lidahnya kearah Daiki.
"Ck anak itu..." Daiki bergumam sambil memperhatikan pemuda tadi yang sedang menuruni tangga menuju kelasnya yang ada dilantai satu, tanpa sadar sebuah senyuman terpatri diwajahnya.
Untung saja ini masih pagi sehingga para siswa belum banyak yang datang kalau tidak mereka mungkin sudah menjadi pusat perhatian.
Pemuda itu, atau lebih tepatnya Chinen Yuri adalah adik kelas Daiki. Mereka pertama kali bertemu saat masa orientasi siswa satu tahun yang lalu. Kebetulan Daiki adalah salah satu anggota pengurus osis yang bertugas mengospek Chinen. Dulu Chinen adalah anak yang sangat pemalu dan juga ceroboh, sehingga ia sering menjadi bahan bullyan baik oleh teman seangkatan ataupun kakak kelas. Saat itu Daiki lah yang selalu membantu dan menolongnya. Dramatis memang, namun begitulah kenyataannya.
Sejak saat itu mereka menjadi lebih dekat. Awalnya mereka seperti sepasang Kakak-adik, atau begitulah kelihatannya. Namun semakin lama perasaan Daiki pada Chinen mulai berubah. Dulu dia mungkin hanya iba pada Chinen, ia merasa kasihan pada Chinen yang sering dibully dan ditindas. Tapi semakin lama dekat, ia merasa itu bukan lagi perasaan iba, ataupun perasaan kakak terhadap adiknya. Ia menyukainya. Daiki menyukai Chinen lebih dari seorang teman. ia ingin Chinen hanya untuknya sendiri. Gila memang.
Walaupun begitu, selama ini Daiki belum menyatakan perasaannya pada Chinen. Ia takut cintanya tak berbalas, dan Chinen akan menjauhinya. Ia tak mau kalau sampai hal itu terjadi. Karna itu ia memilih untuk menyembunyikan perasaannya dan menikmati kedekatannya dengan Chinen yang hanya sebatas Kakak-adik, dan harus selalu menahan rasa cemburunya setiap kali melihat Chinen dekat dengan yang lain.
"Daiki?!"
Tiba-tiba saja seseorang menepuk pundaknya sambil memanggil namanya.
"A...ah ya?......"
".....eh Yuma-kun? Kenapa?"
Seorang pria berperawakan tinggi namun kurus berdiri didepan Daiki sambil menatapnya heran. Dia adalah Nakayama Yuma, teman sekelasnya.
"haha harusnya aku yang bertanya begitu Dai, kenapa kau berdiri ditengah dikoridor begitu, tidak masuk kelas? Sebentar lagi bel berbunyi" terdengar kekehan dari pemuda jangkung itu
"E..eh?"
Setelah mendengar penjelasan Yuma, Daiki baru sadar jika ia masih berdiri mematung dikoridor. Saking asyiknya melamun ia sampai tak menyadari hal itu. Wajahnya berubah menjadi merah karna malu.
"a...ah yaaaa,, baiklah ayo kita masuk"
Dan tanpa menunggu balasan dari Yuma, Daiki segera memasuki kelasnya. Ia sangat malu, ia merasa sangat bodoh.
"um?" Yuma hanya mengendikkan bahu melihat tingkah aneh teman sekelasnya itu, dan mulai berjalan mengikuti Daiki menuju kelasnya.
~~~
Angin sore berhembus lembut menerbangkan dedaunan yang telah gugur dan menggoyangkan rerumputan yang tumbuh liar dipinggir jalan.
Suhu diluar cukup dingin karna telah memasuki musim gugur. Keadaan seperti ini mungkin akan digunakan orang-orang untuk bersantai dirumah menikmati hidangan yang hangat atau sekedar meminum teh bersama keluarga.
Namun berbeda dengan seorang pria berambut kecoklatan ini, dengan masih mengenakan seragam sekolah, bukannya kembali kerumah ia malah menuju kesebuah kafe bernama "Yaotome's Kafe". Kalau kalian berfikir dia kesana untuk membeli makanan atau menghambur-hamburkan uang, kalian salah. Karna dia kesana untuk bekerja. Ya, pria itu adalah Yamada. Ia akan melakukan rutinitas yang sudah ia lakukan beberapa bulan ini, yaitu bekerja parttime di sebuah Kafe.Sesampainya di Kafe ia segera memasuki kafe dan menuju ke ruang ganti, untuk mengganti seragam sekolahnya dengan seragam pelayan yang sudah disediakan.
Namun saat memasuki ruangan ganti didalam sana terlihat sang pemilik kafe, Yaotome Hikaru tengah berdiri disana dengan seorang pria yang lebih pendek darinya.
"Ah, Yama-chan akhirnya kau datang juga" ucap Hikaru saat melihat Yamada yang tengah berdiri diambang pintu
"Un"
"ah iya, dia pegawai baru. Mulai sekarang dia juga akan bekerja disini, dan karna dia juga masih murid SMA kemungkinan shif kerja kalian akan bersamaan." ujar Hikaru menjelaskan saat melihat tatapan Yamada yang terlihat heran melihat pria pendek disebelahnya.
"Ayo, perkenalkan namamu Chii"
"Chinen Yuri desu, Yoroshiku onegaishimasu"
Pria pendek itu pun tersenyum kearah Yamada setelah memperkenalkan namanya.
~TBC~
Chap 2 selesai~
Alurnya kecepetan ya?:3 hehe sengaja biar cepet beres:3Oh ya, cuma mau bilang makasih buat kalian yang udah mau baca cerita-cerita gajelaskuXD Tengkyuuu😚😚
See you next chap~
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Love is My Love
FanfictionAuthor : Ryo_chii993 gendre : Romance, Hurt/comfort, Family, Friendship Pair : YamaChiiAri Watashi wa shinai My babe darenimo yuzure wa shinai ze boku no Lady Yeah soba ni itai konna Weekend kasaneau Feeling sore ga Reason Sou nante iou ga kitto iss...