Diriku, Aku, Kehidupan Bodoh!

19 1 0
                                    

Embun jatuh di antara rumput. mata terbuka menatap langit-langit rumah dengan rasa yang masih terkantuk. perlahan ia bergerak dari tempat nyaman baginya. beranjak pergi untuk menuangkan kopi dan sebatang rokok untuk menemanin paginya. pagi itu baginya masih terasa sama dengan pagi sebelumnya. ia mengambil telepon genggamnya dan melihat pemberitahuan dan pesan masuk yang ia terima dari beberapa kontak yang baginya kurang penting, ia bosan dengan telepon genggamnya, ia memutarkan lagu untuk menambah suasana pagi yang sedikit membosankan baginya.

Tak lama ia mendapatkan sebuah pesan dari sahabatnya. ia merespon dengan cepat, karna ia tau, tak ada pesan yang lebih penting dari parasahabat-sahabatnya. pesan yang ia terima "dimana roy? keluar yok? mumpung lagi enak untuk jalan-jalan hari ini.". "gua dirumah! biasa dengan keadaan yang sama!. keluar kemana? lo jemput gua ya!". "okeh! lo tunggu gua dirumah! dan lo siap-siap!". ia bergegas mandi dan sepertia biasa di suka dengan gaya simpelnya.

Tak lama suara kelakson berbunyi dari luar rumah. ia sudah tau kalau temennya sudah mununggu. bergegas keluar rumah dan menaiki sepeda motor jadul milik temennya. ohiya! gua sampai lupa! temennya bernama "rama" berambut gondrong dan jarang mandi. hidup mereka hampir sama tapi rama hanya suka dengan gaya apa adanya. meraka pun pergi menuju kemana meraka mau. dengan sepeda motor tuanya.

Berbincang di atas motor tua berjalan lambat dan sangat pasti untuk sebuah jalan-jalan yang menyenangkan, tertawa bertukar pikiran dan saling melontarkan argumen masing-masing. tak tau kemana dan meraka memutuskan untuk duduk di pantai. sampai menunggu senja tiba. membeli rokok sebungkus dan kopi hitam untuk mereka nikmati di bawah awan jingga dan ombak yang terhempas ketepian pantai.

Di antara senja hampir tiba, mata meraka tertuju pada satu titik. senyum manis dua orang wanita saling tertawa di pinggiran pantai. mereka melihat dari kejauhan dan saling saling tatap lalu tersenyum. rama:"lo tau kan apa yang gua pikirin!" "hahahaha. gua juga sama!". tak lama senja hanya singgah sebentar dan gelap mulai datang begitu saja. meraka bergegas pergi dan meninggalkan telapak kaki di atas pasir putih yang terus terhempas ombak.

Bergegas pergi. setiap malam mereka duduk di dengan parasahabat di bawah pondok tua dan bangku kayu yang sudah tak sanggup menahan berat kami. di bawah pondok itu saksi kami untuk menuangkan kesal, dan kesenangan kami. parasahabat berkumpul satu-persatu menceritakan apa yang hari ini terjadi di antara meraka semua. cerita dan kisah telapak kaki di mulai di bawah pondok tua itu.

Talapak KakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang