Pada masa itu antara masa cina atau masa jepang namun aku dengar kata edo. Pertama yang terlihat seorang laki-laki yang mirip mas elli dn pempuan yang mirip mbknya sedang berdiri sambil berpegangan tangan disekitar sana terlihat ada aliran sungai dan tanaman bamboo. Sepertinya mereka berdua adalah sepasang kekasih yang saling mengikat janji. Di tempat itu menjadi saksi bisu cinta mereka. Laki-lakinya memakai baju biru sedangkan memakai baju putih dengan bawahan merah.
Jika dilihat ada perbedaan dari baju keduanya. Perempuan bernama liexin dan yang laki-laki bernama Peho. Liexin berpakaian seperti bangsawan menegnakan baju putih dengan seperti selendang putih yang selalu tersampir dibahunyanya. Liexin merupakan anak keturunan bangsawan pada masa itu. Ayahnya sebagai pemegang tampuk kekuasaan. Liexin merupakan anak satu-satunya karena itu ayahnya sangat menjaga anak perempuannya tersebut. Bahkan liexin jarang mempunyai teman selain para dayang-dayang yang bekerja di tempatnya.
Merekalah satu-satunya teman liexin. Setiap kebutuhan liexin selalu terpenuhi. Dia tidak kekurangan hal apapun namun liexin tumbuh tanpa tahu bagaimana dunia luar itu tanpa tahu apa yang orang rasakan diluar tembok istana tempatanya bernaung. Liexin menganggap semuanya sama seperti diri namun berbeda dengan kenyataan yang terjadi di luar sana. Rakyat serba kekurangan dan kelaparan pencurian berada dimana-mana ibaratnya sang penguasa pada masa tersebut hanya peduli pada keadaannya sendiri tanpa pernah melihat ke bawah.
Pada suatu ketika liexin keluar dari tembok istana dengan naik kereta bersama dengan ayah dn ibunya dia melihat semua orang tunduk padanya dia merasa kenapa harus seperti itu bukannya kita semua sama. Kemudian ibunya menjawab berbeda putriku kita sebagai raja dan orang-orang harus tunduk dan hormat pada kita. Dari balik tirai kereta liexin melihat seoarng laki-laki dan itu adalah peho. Mereka saling bertatapan tanpa tahu nama masing-masing namun dari awal pertemuan tak sengaja itu mulai timbul benih-benih rasa yang membuatnya jadi sulit untuk saling melupakan.
Pertemuan itu terjadi saat mereka masih remaja hingga sampai dewasa baying-banyang rasa dari keduanya masih saling menghantui. Keduanya berpikir apa mereka akan bisa bertemu kembali namun takdir akhirnya mempertemukan mereka kembali kali ini liexin sudah dewasa. Liexin sedang berjalan-jalan disekitar aliran sungai dan saat itu peho juga sedang berada disekitar sana. Peho yang menyapa terlebih dahulu.
Perkenalkan namaku peho bisa kamu panggil ho kalau kamu siapa namanya namau liexin panggil saja xin. Kenapa kamu bisa sampai ada disini? Aku Cuma sedang berjalan-jalan. Ditengah hutan begini sendirian. Iya namun ada beberapa orang yang menjagaku dan menunggu tak jauh dari sini. Ho berkata rasanya wajahmu familiar kita pernah bertemu dimana yaa xin? Aku juga merasa seperti itu ho kita pernah bertemu dimana yaa? Mereka coba mengingat-ingat namun belum menemukan jawabnnya.
Akhirnya percakapan tersebut diakhiri dan kemudian xin berlalu meninggalkan ho. Di malam harinya mereka kembali mencoba mengingat-ingat dimana yaa aku pernah melihatnya. Rasanya wajahnya begitu familiar. Ho mulai mencoba mengingat-ingat hmm ternyata itu wajahnya mirip dengan putrid raja yang diatas kereta dulu yang kulihat ketika remaja. Wah ternyata dia sudah tumbuh menjadi perempuan yang cantik.
Singkat cerita takdir kembali mempertemukan mereka ditempat yang sama di tepi aliran suangai di dekat hutan bambo. Perlahan dengan pasti mereka makin menyadari dan memahami perasaan mereka masing-masing dan akhirya ho mulai menyataakan perasaannya pada xin. Ho mulai berkata dan memberanikan diri xin aku tahu aku Cuma rakyat biasa aku tidak pantas untuk bersamamu namun aku tidak bisa membohongi rasa ini. Rasa yang sudah lama aku rasakan hingga akhirnya aku tahu kalau ini rasa cinta. Ho berkata mau kah kamu menjadi kekasihku untuk selamanya? Xin kemudian menjawab aku mau ho aku juga mempunyai rasa yang sama. Aku tidak peduli dengan perbedaan kita mari kita hadapi bersama-sama.
Setelah hal tersebut keesokan harinya ho memberanikan diri mendatangi tempat xin dan mulai berkata pada ayah xin. Wahai baginda yang terhormat maaf bukannya saya lancang namun saya mencintai putrid baginda. Ho datang kesana ditemani oleh ibunya yang sudah renta. Raja kemudian menjawab dengan marah apa? Coba katakan sekali lagi? Saya mencintai putri baginda. Lancang sekali rakyat jelata sepertimu mengatakan hal tersebut apa yang bisa kamu berikan ke putriku? Raja kembali bertaya? Ho menjawab saya tidak bisa memberikan apa-apa selain cinta yang tulus.
Kemudian ho diusir dari tempat xin dan sejak itu mereka tidak bertemu lagi. Xin menangis mendengar sikap ayahnya tersebut. Singkat cerita karena hubnya yang tidak disetujui oleh ayah xin. Ho dan xin akhirnya bertemu secara diam-diam dan mereka membuat sebuah janji jika kita tidak bisa bersatu di kehidupan ini mungkin dikehidupan yang lain kita bisa bersatu. Janji dan cinta suci mereka juga tekad mereka berdua sudah bulat akhirnya mereka bersama-sama terjun kesungai dalam kondisi berpelukan dan mati bersama.
Tak butuh waktu lama akhirnya jasad mereka berdua sudah ditemukan tetap dalam kondisi berpelukan dan ada bau semeerbak wangi yang tercium yang membuktikan bahwa cinta mereka kuat. Ayah xin hanya menyesali apa yang telah diperbuatnya dia kehilangan anak satu-satunya. Ibu ho juga merasa kehilangan dan selang beberapa waktu karena ibu ho juga sakit-sakitan diapun meninggal menyusul ho yang telah pergi terlebih dahulu. The End.

YOU ARE READING
Pastlife Regression
SpiritualeAssalamulaikum perkenalkan namaku Anggra Hidayat dan biasa dipanggil Anggra. Disini aku akan bercerita tentang pengalamanku salah satunya berkenalan dengan pastlife regression. Aku tidak menuntut orang untuk percaya pada hal yang aku alami namun ang...