END

2.9K 231 68
                                    

Sleep With The Devil

Aileen di mulmed:)

Chapter 18

Wajah Plan tampak sedih sekaligus kuat membalas tatapan Mean yang membara.

"Aku tidak bisa hidup hanya sebagai boneka pengganti seseorang. Aku juga punya kepribadian sendiri dan aku lelah"

Kemarahan Mean yang semula menggelegak langsung surut mendengar perkataan Plan. Kenapa Mean tidak menyadarinya? Yang diinginkan Plan hanyalah pengakuan bahwa dia bukanlah pengganti Yejin. Hanya itu. Dan Mean bodoh karena selama ini tidak menyadarinya. Baiklah, jika memang itu yang diinginkan Plan, dia akan memberikannya.

"Ikut aku," Mean mengambil tangan Plan dan membawanya keluar kamar, dia setengah menyeret Plan yang kebingungan menuruni tangga, langsung menuju sayap kebun mawar itu. Sayap rumah di mana lukisan Raina terpasang rapi di balik pintu bernuansa emas.

Para pelayan tampak mengintip mendengar keributan itu, bahkan Perth juga muncul dari depan dengan waspada. Tetapi kemudian langsung mundur ketika menyadari bahwa Mean membawa Plan ke sayap rumah itu.

Mean berhenti menyeret Plan ketika mereka berada di pintu kamar emas itu,

"Kau ingin jawaban bukan?," Mean melangkah masuk dan kemudian keluar lagi sambil membawa lukisan Raina yang semula tergantung di dinding. Lalu melangkah dengan langkah berderap marah meninggalkan Plan.

Dengan segera Plan mengikutinya, ingin tahu apa yang akan dilakukan Mean kepada lukisan itu. Mean melangkah ke halaman belakang, membanting lukisan itu di tanah, dan ketika Plan menyadari apa yang akan dilakukan oleh Mean, semuanya sudah terlambat,

"Jangan!"

Terlambat. Mean sudah melempar api ke lukisan itu, dan dalam sekejam api itu sudah membakar kanvasnya yang rapuh. Seluruh lukisan Raina yang sedang hamil muda dan tersenyum itu habis menjadi arang tipis yang kehitaman dilalap oleh api yang begitu ganas. Plan berdiri terpaku menatap sisa pembakaran itu dan menoleh menatap Mean dengan bingung, "Kenapa kau melakukannya?"

"Karena," Mean tiba-tiba meraih Plan dan merenggutnya ke dalam pelukannya. Ciumannya kasar sekaligus mendamba, penuh gairah. Bibir Mean melahap bibir Plan seolah-olah akan mati kalau tidak mencecapnya. Lidahnya menjelajah dengan bergairah, mencicipi seluruh rasa manis Plan yang sudah lama tidak dicecapnya. Mean memuaskan kerinduannya, amarahnya, dan rasa frustrasinya dalam ciuman itu. Sebuah ciuman menggelora yang hanya dilakukan oleh pasangan yang luar biasa merindu.

Ketika Mean melepaskan ciumannya yang membara itu, tubuh Plan lemas hingga Mean harus menopangnya.

Dengan gerakan tegas, lelaki itu mengangkat dagu Plan dan menghadapkan ke arahnya.

"Karena Nyonya Plan Phiravich, aku mencintaimu, Sungguh mencintaimu, sebagai Plan yang menjengkelkan dan keras kepala yang selalu menentangku," Mean melumat bibir Plan yang menganga takjub dengan penuh gairah.

"Kau tersimpan di hatiku," dengan lembut Mean membawa tangan Plan ke dadanya, "Hati ini dulu sudah kubuang jauh-jauh ke dasar, tapi kau membawanya ke permukaan lagi dan meletakkan dirimu di sana. Aku tidak bisa mengeluarkanmu dari sana setelahnya," Mean menatap lukisan yang sudah terbakar habis itu, "Aku pernah mencintai Raina sebelumnya. Tetapi sekarang, dia hanyalah kenangan yang harus kuhormati. Hanya itu. Rasa cinta itu sudah pergi pelan-pelan seiring berjalannya waktu, dan kutegaskan padamu nona, aku menikahimu bukan karena kau harus menggantikan siapapun, aku menikahimu karena aku mencintaimu, dan ternyata kita sangat cocok di ranjang merupakan bonus"

"Mean" pipi Plan memerah, berusaha menahan Mean mengucapkan kata-kata vulgar yang lebih parah. Mereka ada di ruang terbuka dan Plan tahu para pelayan yang terkejut dengan kehebohan itu sedang berkumpul di sudut-sudut, berusaha menguping dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Sleep With The Devil (MeanPlan Ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang