Prolog

124 4 2
                                    

"Bruakkk.... Tia Tia" panggil Mamaku

"Iya ma ada apa?" Jawabku

"Tia jangan lupa bersihin rak buku kamu waktu sekolah! Mama gak mau ya kamar kamu kotor kayak gitu,kamu udah kuliah inget itu!" Kata Mamaku.

"Iya ma,ini Tia mau bebersih kamar. Sabar dong jangan marah-marah mulu ih" kataku sambil membawa diary saat masa SMA-ku akan berakhir.

"Kamu tuh kerjaan dikamar mulu,lihat tuh baju kamu ada dimana-mana. Pokoknya mama gak mau tahu ya waktu mama keatas kamar kamu udah harus bersih. Itu buku-buku bekas taruh kardus aja biar bisa dibuang atau dikasih ke orang yang butuh" jawab Mamaku dengan cerewetnya dan aku hanya mendengarkan omelan demi omelan dari kamar atas.

Saat aku mulai menaruh buku-buku yang sudah tidak terpakai sekilas aku melihat dari rak buku ada sesuatu yang menarikku untuk membukanya. Perlahan tapi pasti aku membuka diary berwarna ungu yang sudah usang itu dan yang kutemukan sebuah foto yang memperlihatkan dua manusia sedang video-call.

Mengingat lagi siapa laki-laki itu lalu pikiranku seakan terbang lebih jauh memasuki masa-masa saat itu. Dia adalah cinta yang paling menyakitkan sekaligus yang menjadi candu dalam hidupku.

Pertemuan SingkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang